29 | PERGI

834 84 28
                                    

"Sebaik baik kalian adalah, orang yang mau belajar Al-Quran dan yang mengajarkannya"
-HR.BUKHARI
_____________


Pergi, dan tak tahu kapan dia kembali. Akan dilakukan Sarah hari ini. Setelah sebulan dia menjalani seleksi hingga tingkat nasional, Sarah akhi salah satu lomba OSN itu. Tak hanya Sarah, sebenarnya Rey juga menang, tapi Rey memilih tidak menerima hadiah untuk bersekolah di luar negeri.

Hari hari yang lalu, Sarah lewati begitu saja. Sarah membiarkan Gio yang ternyata tidak pernah peduli pada Sarah. Tidak pernah memperjuangkan cintanya pada Sarah. Dan selama ini mungkin dia hanya berpura pura saja untuk baik terhadap Sarah.

Tapi, Sarah tidak tahu bahwa semua itu hanyalah permainan licik Lele. Selama ini, Sarah tidak tahu bahwa Lee lah yang mengejar Gio. Sebenarnya, Sarah salah paham, Gio memperjuangkan cintanya. Tapi, saat Sarah dan Gio tidak sengaja bertemu, Sarah sering mendapati Gio jalan berdua bersama Lee.

Dan semua itu, hanya kesalah pahaman. Tetapi hari ini, Sarah akan pergi meninggalkan Indonesia. Meninggalkan keluarga dan sahabat sahabatnya.

Tepat pukul 12:00 siang nanti, Sarah akan pergi meninggalkan orang orang yang dia sayang. Termasuk Gio. Dan Sarah harus merelakannya karena inilah impiannya sejak kecil, bisa bersekolah di luar negeri. Tepatnya di Italia.

Suasana bandara kali ini sudah cukup ramai. Sarah, keluarganya, dan sahabatnya berkumpul disana.

"Sar" ucap Cheryl sedih atas kepergian Sarah nanti. Sarah menatap Cheryl sambil memaksakan senyumnya, walau memang kenyataannya Sarah sudah ingin menitikkan air matanya. Sarah memeluk Cheryl dengan erat. Seakan dia tak ingin melepaskan sahabatnya itu.

"Gue pasti kembali kok Cher!" Ucap Sarah setelah melepas pelukannya. Sarah menyemangati Cheryl untuk selalu giat belajar. Sarah menyemangati Cheryl untuk selalu kuat.

Setelah dia berpamitan kepada seluruh sahabatnya, dia beralih kepada kedua orang tuanya.

"Jaga diri kamu baik baik ya!" Ucap Mama Sarah sambil memeluk anaknya. Sarah mengangguk cepat lalu mengeluarkan air mata. Setelah dia memeluk Mamanya dia kembali memeluk Papa nya.

"Udah jangan nangis, Papa doain kamu ketemu idol korea kamu disana!" Ucap Papa Sarah membuat Sarah terkekeh.

"Itali sama Korea beda Pah!" Ucap Sarah sambil tertawa kecil. Papa Sarah menepuk jidatnya.

"Ah! Papa lupa, hehe"

Setelah itu, Sarah tersenyum pada sahabat sahabatnya lalu beranjak pergi dari sana. Tetapi langkah Sarah terhenti saat seseorang meneriaki namanya.

"SARAH!" Teriak seseorang sambil berlari kencang menuju arah Sarah, rambutnya berterbangan saking kencangnya larinya. Siapa lagi kalau bukan kulkas berjalan? Tuan Giovani Anendra>3

Sarah menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap orang yang memanggilnya. Sarah mengerutkan keningnya, penglihatannya tersebut masih belum jelas melihat wajah Gio.

Sesampainya dihadapan Sarah, Gio langsung memeluk Sarah dengan erat. Sarah membelalakkan matanya. Terkejut dengan kehadiran Gio yang tiba tiba langsung memeluknya.

"Sar, j-jangan tinggalin gue, lo sejahat itu ninggalin gue?" Tanya Gio gemetaran, dan masih dalam keadaan memeluk Sarah.

Sarah memaksakan dirinya untuk melepas sebuah dekapan itu "terus lo sejahat itu? Lupain gue?" Tanya balik Sarah membuat Gio menggeleng cepat.

"Gak, gue bisa jelas-" Sarah memotong ucapan Gio, dia sudah muak dengan drama baru yang dia buat setiap hari. Dikira drama korea kali:v, garing.

"Udah! Cukup Gi, gue harus pergi, kalau emang lo pengen jelasin semuanya ke gue, tunggu gue kembali pulang" ucap Sarah lalu pergi membawa kopernya memasuki area bandara.

Gio menghembuskan nafasnya dengan kasar. Lalu berniat untuk pergi karena telah berputus asa. Tapi Mama Sarah menghentikan langkahnya. "Gio" panggil Mama Sarah membuat Gio berbalik menghadap Mama Sarah.

"Kalau memang kamu sayang sama anak saya, kenapa gak kamu perjuangin dia? Kamu tunggu anak saya sampai dia kembali kesini lagi. Kamu masih punya kesempatan nak, selama hati kamu masih bisa mempertahankan Sarah, selama itu juga kamu bisa mendapatkan cinta nya Sarah" jelas Mama Sarah sambil menepuk pundak Gio.

"Ingat, kamu gak boleh jadi... Apa? Hmm... Ha! Sad boy!" Ucap Papa Sarah menyemangati Gio. Sedangkan Gio, menatap kedua orang tua itu lalu memaksakan senyumannya.

***

Setelah kepergian Sarah, banyak yang berubah dari kehidupan Gio. Kehidupan yang awalnya baik baik saja kini menjadi berantakan.

Malam ini, Gio merebahkan dirinya dikasur sambil mencoba untuk tertidur. Tapi bayangan Sarah tetap menghantui nya. Dia tidak bisa untuk melupakan Sarah. Hatinya sudah menetap untuk Sarah.

"Argh! BODOH! KENAPA LO BARU SADAR SETELAH DIA PERGI?!" Teriak Gio kesal, membodohi dirinya sendiri.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu membuat Gio mendengus kasar lalu pergi membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Gio menatap adiknya yang masih lugu. (JIJIK BANGET GW BILANGIN DIRI SENDIRI LUGU!)

"I-ini makanan, kata Mama abang gak boleh jarang makan, nanti sakit" jawab Fan sambil memberikan sebuah nampan berisi makanan dan minuman.

Gio mengambilnya lalu berniat untuk menutup pintu tanpa mengucapkan sepatah katapun pada adiknya tetapi adiknya menahan pintu lalu memeluk abangnya.

"Bang, Fan rindu Papa...." ucap Fan sambil memeluk Gio. Sebaliknya. Gio memghembuskan nafasnya lalu menaruh nampan tersebut di mejanya. Lalu membalas pelukan adiknya.

"Udah, gapapa kok Papa udah tenang disana" ucap Gio sambil mengelus rambut adiknya. Perempuan berkecamata itu menatap abangnya dengan sendu.

"Fan pergi dulu..." ucapnya sambil menunduk, meninggalkan Gio yang tengah menatapnya disana.

Gio kembali menghembuskan nafasnya lalu menutup pintu kamarnya. Gio duduk dipinggir kasurnya sambil mengingat masa masanya dengan Sarah.

________

Assalamualaikum!

-hm, kira kira gimana ye kalanjutannya??? Saya juga tak tahu, karena saya tempe-

-biarin lah ya gais! Aku berperan sebagai adek! Wkwkwkw gpp kan? Bang gio? Iya gpp, lah dijawab sendiri:(-

-ikan hiu makan roti
Yang kaga vote besok mati.g-

Yaudah lop u gais!

Wassalamualaikum!!!

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang