28 | JADIAN?

864 73 15
                                    

Bismillah, Assalamualaikum!
_________

Setelah dua hari Sarah memilih untuk fokus belajar dibanding memikirkan Gio. Orang yang sama sekali tidak pernah memikirkannya. Orang yang sama sekali tidak pernah menangisi nya. Jadi, apa gunanya memikirkan Gio? Sebuah pekerjaan yang sia sia dan membuang waktu.

Hari ini, tepat pukul 09:00 pagi, Sarah dan Rey menjalani seleksi OSN yang diselenggarakan di Sma nya. Jadi Sarah dan Rey tidak perlu repot repot lagi pergi ke tempat lain. Cukup, datang disekolahnya dan menunggu acara seleksi.

Semua peserta seleksi dikumpulkan di tengah lapangan terlebih dahulu. Seleksi kali ini masih ditingkat awal. Yaitu, dimana Sarah dan Rey akan melawan semua peserta seleksi dari berbagai sekolah.

Acara dimulai. Awalnya, mereka hanya diberikan sebuah kertas yang berisi 100 soal sains. Dimana dimata Sarah semua soal itu dapat dia kerjakan dalam waktu sejam saja. Hal yang sama dilakukan oleh Rey. Keduanya sama sama pintar. Dan kali ini, Sarah akan benar benar untuk belajar. Dia harus menggapai cita citanya untuk kuliah diluar negeri.

Salah satu university impiannya adalah Harvard University. Sekolah impiannya selama memasuki Sekolah Menengah Atas.

Disisi lain, ada seorang Gio yang melihat Sarah dari kejauhan. Senyum mengambang dipipi nya saat melihat ekspresi Sarah yang begitu imut saat memanyunkan bibirnya. Sarah memanyunkan bibirnya karena dia kecewa dengan satu soal yang tidak pernah ia pelajari. Maka dari itu, dia manyun membuat Gio tertawa kecil.

***

"AKHIRNYAAA REYYY!" Ucap Sarah sambil meregangkan otot ototnya. Sama seperti seleksi sebelumnya, Sarah kembali merasa lega dari sebuah pertanyaan itu.

Kini, Sarah kembali lega, sama dengan seleksi sebelumnya. Pemenang seleksi kali ini akan diumumkan tiga hari kedepan. D

"Sarah! Selamat ya!" Ucap Gio yang tiba tiba datang menghampiri Sarah dan langsung memeluknya. Sarah membulatkan matanya. Apa yang dilakukan Gio? Memeluknya didepan banyak siswa?

Sarah melepaskan pelukan Gio, lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sarah melipat tangannya didepan dada.

"Gi, mulai hari ini lo gak usah deketin gue, gue mau kehidupan gue kembali seperti semula, semua kebahagiaan gue lo ambil semua, semenjak ada lo dihidup gue kehidupan gue berubah, jadi gak usah deketin gue Gi, sekarang ada mantan terindah kamu yang sedang nunggu cinta kamu, mending lo kejar deh, dari pada lo gantung gue" jelas Sarah sambil memegang lembut tangan Gio. Sebaliknya, Gio menggeleng, tanda dia tak mau menerima pernyataan Sarah.

"Tapi-" baru saja Gio ingin berbicara pada Sarah, Sarah keburu melepaskan pegangannya lalu pergi meninggalkan Gio dan Rey.

Rey mendekati Gio yang masih melamun ditempatnya. "Kalau lo emang suka sama dia, kenapa lo gak nembak dia aja? Lo tahukan? Perempuan gak suka digantung" ucap Rey sambil menepuk nepuk pundak Gio lalu juga meninggalkan Gio.

Tiba tiba, seorang Lele datang. Lalu memegang lengan Gio sambil bermanja.

"Beb! Nanti kita dinner ya? Kemarin malam kan dinner nya gak jadi..." ucap Lee dengan nada khasnya, manja. Gio yang risih dengan keberadaan Lee langsung melepas pegangan Lee lalu meninggalkan Lee sendiri disana.

Disisi lain, Sarah berjalan sendiri sepanjang koridor sekolah. Dia menjatuhkan air mata di pipi mulusnya. Tubuhnya seketika bergetar. Dia berlari menuju arah gudang sekolah, dia berniat untuk menangis sekeras mungkin di gudang itu.

Sarah mengeluarkan seluruh air matanya. Sarah mengeluarkan semua emosinya. Dia mengingat masa masa dimana dia bahagia bersama Gio. Dia ingin melepaskan semua bebannya dengan cara merelakan Gio. Walaupun awalnya begitu sakit, dia tahu bahwa akhirnya pasti dia akan bertemu dengan jodohnya sendiri.

Tiba tiba, ada yang memeluknya. Pelukan itu sangat nyaman. Pelukan yang selalu dia rasakan disaat dia sedih atau bahagia. Dengan tenang Sarah berada didekapan itu. Semenit berlalu, Sarah mulai menatap wajah orang yang memeluknya.

Gio. Lagi lagi seorang cowok itu kembali bisa menenangkannya. Karena tidak bisa menahan rasa rindunya, Sarah langsung membalas pelukan Gio. Sambil menangis dalam dekapan Gio.

"Maafin gue Sar" ucap Gio berulang kali. Tetapi, Sarah masih saja mengeluarkan air matanya. Dia tahu, Gio lagi lagi akan mengatakan perkataan itu padanya.

"Sar, lo mau jadi pacar gue?" Tanya Gio dengan lembut membuat Sarah terkejut. Dengan mata sembab, Sarah menatap Gio dengan heran.

"Serius?" Tanya kembali Sarah membuat Gio mengangguk cepat.

"A-aku sayang kamu Sar, kamu mau jadi pacar aku?" Pertanyaan itu kembali Gio ucapkan. Sarah berfikir sejenak, namun Sarah menggeleng cepat.

"Gak" jawab Sarah dengan singkat lalu berlari, lagi lagi kembali meninggalkan Gio.

***

Sarah's list
Hai. Kalian apa kabar? Kali ini, pasti kalian bertanya, kenapa gue menolak Gio? Kenapa gue tidak menerimanya saja karena kita berdua saling mencintai?

Karena gue mau tahu, dia bener bener sayang gue atau tidak. Gue mau lihat, dia bener bener bakalan perjuangin gue disaat gue nolak dia atau dia udah putus asa. Karena menerima seseorang masuk kedalam kehidupan kita itu gak semudah nerima uang gitu aja. (Gak semudah itu ferguso!)

Maaf Gi, sebenarnya gue juga pengen banget nerima lo. Gue pengen lihat seberapa perjuangan lo ke gue Gi. Sebelum lo suka gue, gue udah duluan suka lo.

Maaf Gi, gue gak nerima lo. Bukan karena gue benci lo, tapi karena gue mau lihat seberapa setianya lo ke gue.

Makasih atas semuanya Gi. Aku sayang kamu. Dan aku nunggu perjuangan kamu....

___________
Assalamualaikum!

-maaf ya, aku baru nongol, soalnya aku banyak tugas hihi:) maaf juga part nya pendek. Kemarin banyak yang nerror aku buat up wkwkwk. Pokoknya maaf deh!-

-oh, iya. Selamat puasa semua! Marhaban ya Ramadhan! Semoga amal kebaikan kalian diterima!-

Wassalamualaikum!

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang