Prolog

253 12 0
                                    

Tes.

Air mata tak henti henti nya mengalir deras dari kelopak mata mereka,kejadian itu membuat luka baru dalam hidup mereka.
Pasalnya kini mereka tengah berjongkok di hadapan gundukan tanah milik kedua orang tuanya.

"Gazen buka pintunya elah,pake acara dikunci segala" Ucap Gazan sambil menggedor pintu kamar kembaran nya.

"iya iya tunggu" ucap Gazen.

Pintu kamar itu terbuka menampilkan Gazen yang hanya mengenakan anduk di bagian udel kebawah,membiarkan tubuh atletisnya ter ekspos.Rambut nya basah,wajar dia habis mandi.

"Ada apa Zan?" tanya Gazen.

"Gue heran deh ko orang tua gue belom pulang juga yah harusnya kan dari 3 jam yang lalu" ucap Gazan.

"Orang tua gue juga kali,bukan orang tua lo aja" Ujar Gazen.

"hehe gue hampir lupa kita kan kembaran,abisnya gue panik jangan jangan mereka kenapa kenapa"

"jangan berfikir gitu dulu Kan,mama sama papa mungkin kejebak macet jalanan"ucap Gazen.

"Ya tapi masa sampe 3 jam,ini kan hari hari biasa,bukan hari liburan"elak Gazan.

"Iya juga ya"

"huft..,eh gue baru sadar lo belom pake baju"ucap Gazan.

"Hahaha bener juga ya,gue aja sampe lupa,udah deh gue mau dibaju dulu"ucap Gazen.

"Eh tapi baju nya samaan ya kaya gue,kan kita mau menyambut orang tua kita nanti,biar mereka seneng,kita kan kembar kembar nakal,hahaha" ujar Gazen di iringi tawa kecil nya.

"Always".

Tak lama mereka turun menuju halaman rumahnya,menunggu kedatangan orang tua nya yang entah kapan akan sampai,pasalnya handphone orang tuanya tak dapat di hubungi.

Suasana hening.Mereka berkutat dengan pikiran nya yang sama sama menanyakan dimana letak keberadaan orang tuanya.

"huh..udah malam gini ko mereka belom datang juga ya Zen,kita nunggu dari sore loh" ujar Gazan yang mulai cemas.

"Kita berdoa aja,lupa kan kita sampe belom sholat magrib" ucap Gazen menenangkan.

"Yaudah yuk sholat dulu,berdoa semoga mereka baik baik saja."

Setelah menunaikan sholat mereka kembali ke halaman rumah nya.
Baru saja mereka duduk,telfon rumah nya berbunyi,sangat nyaring di keheningan rumah mereka.

"Hallo ini dengan siapa?" tanya Gazan.

"Maaf,dengan sodara Gazan?"

"Ya,saya sendiri, ada apa ya sebelumnya?"

"Dengan berat hati kami harus menyampaikan kabar ini,sebelumnya saya minta maaf,Orang tua anda meninggal dunia setelah kecelakaan hebat menerpa nya,kami sudah berusaha sebisa mungkin tapi sayang mereka tak tertolong,pendarahan hebat membuatnya kehilangan nyawanya,kami dari pihak rumah sakit Bunda Permata turut berduka cita" ucap seseorang diujung sana.

Deg.

Gazan mematung sama halnya dengan Gazen yang berada di belakangnya,kaki mereka lemas.

"INI GAK MUNGKIN!! BILANG KE GUE KALO INI HANYA MIMPI BURUK GAZEN,BANGUNIN GUE DARI MIMPI BURUK INI GAZEN,TOLONG ZEN KATAKAN KALO INI HANYA MIMPI BURUK!!" Gazan berteriak.

"sayang nya ini nyata Gazan" ujar Gazen memeluk tubuh kembaran nya.

Gazan dan Gazen berpelukan,menumpahkan segala kesedihan nya di pundak kembarannya.

Keesokan harinya,pemakaman orang tuanya pun berjalan lancar,semua tetangga mereka hadir ikut mendoakan.Keluarga mereka terpandang baik di mata masyarakat.

Satu kenyataan yang mereka sadari,kedua orang tuanya telah pergi untuk selamanya.
Lantas siapa yang akan mengurus mereka?
Kepada siapa mereka akan bercerita?
Kemana mereka harus melangkah?

Haiii,Terimakasih sudah tertarik pada cerita ini.
Jangan lupa komen dan vote nya.
Mari lanjut membaca.

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang