BAB XVII

61 2 0
                                    

"AWAAAS!"

DOR!

peluru itu mendarat dibagian perut Gazen dengan sempurna,membuat Gazen kehilangan kesadaran dan ambruk seketika.

"GAZEN!" teriak Gazan panik dan berlari menuju tengah lapangan.

"Cepat hubungi ambulan" pinta Kenan.

Dengan jari gemetas Frans pamannya Gazan Gazen meronggoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih untuk menghubungi ambulan.

Tak berselang lama ambulan datang.

"Gazen lo harus kuat" ucap Gazan membopong tubuh kembarannya menuju ambulan.

Semua orang panik.
Sebelum melangkah mengikuti Gazan dan yang lainnya kenan terlebih dahulu menghampiri rio yang diam ditempat bersama Keyra.

Bugh!
Bugh!

"PUAS LO?!" ucap Kenan dengan wajah memerah.

Rio yang mendapat tinjuan hanya diam saja,ada rasa sedikit bersalah dalam hatinya.
Sementara Keyra hanya menunduk menyembunyikan wajahnya,malu.
Setelah itu Kenan ikut ke rumah sakit.

Dirumah sakit.

"Bagaimana bisa orang itu menembakan peluru kepada Gazen?" ucap Frans.

Gazan dan ayahnya Kenan hanya menggeleng.Gazan terus saja mondar-mandir tak karuan.

Kenan baru saja tiba dan menepuk pundak Gazan,ia pun merasa iba sekaligus sedih.

"Lo tenang aja,Gazen pasti kuat ko" ucap Kenan pada Gazan.

Gazan mengangguk "Lalu gimana keadaan Keyra?,pasti dia sedang jadi bulan bulanan disekolah"

"Bahkan saat Gazen berada dalam bahaya lo masih aja mikirin Keyra?"  ucap Kenan.

"Keyra itu gak cinta sama lo,dia itu cuman memainkan skenario yang telah dibuatnya!" sambung Kenan kesal.

"Gak!gak mungkin?"

"Perlu gue tunjukin buktinya?"

Kenan meronggoh ponsel di sakunya lalu hendak memutar rekaman ulang cctv itu,namun suara decitan pintu IGD membuat Kenan menghentikan pergerakannya.

"Bagaimana Keadaan ponakan saya?"

Dokter itu tersenyum "Beruntungnya pasien segera dilarikan kesini,dan pelurunya tidak terlalu dalam hingga dapat diambil"

"Alhamdulillah..."

"Tapi pasien belum sadarkan diri"

Semua orang yang ada disitu menunduk sedih.

"Berdoa saja semoga dia bisa cepat sadar" ucap dokter itu kembali.

"Boleh saya masuk?" tanya Gazan.

Dokter itu mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Gazan dan Kenan masuk kedalam,sementara ayahnya Kenan dan Frans membeli makanan di kantin rumah sakit itu.

Gazan duduk di kursi pinggir bangkar.Menatap wajah Gazen yang dipenuhi luka lebam ulah Rio.
Dan beralih pada perut Gazen yang telah ditutupi perban.

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang