BAB XII

46 4 0
                                    

Hari Minggu,sebagian memilih diam dirumah dan sebagian memilih bermain dengan teman.

Beda dengan Gazen,dia kini bergegas ke sekolah karna sudah janji dengan Kenan akan menaruh cctv terkecil diruang kepala sekolah itu.

Ayahnya Kenan pun ikut andil dalam hal itu,namun ayahnya Kenan hanya mengalihkan perhatian penjaga sekolah dengan mengajaknya berbincang.

Sisanya,Kenan dan Gazen lah memasang cctv itu dengan alat yang Kenan bawa dari rumahnya.

***

Suasana di pemakaman tampak sepi.
Siang ini,Gazen pergi ke tempat peristirahatan terakhir kedua orang tuanya seorang diri selepas dari sekolah tadi.

Langit cerah perlahan memudar digantikan dengan awan hitam menggumpal diatas sana.

Gazen berjongkok di samping makam Mamah dan papahnya,kemudian mencabuti jukut jukut kecil yang ada disekitarnya,tak peduli dengan rintikan hujan yang kian menderas.

"Ma...,Gazen janji bakal membalas perbuatan orang-orang yang udah bikin mamah sama papah pergi" ucapnya.

Gazen menatap makam Mamahnya cukup lama,entah apa yang ada dipikirannya.Tubuhnya sudah basah kuyup,namun Gazen enggan beranjak dari sana.

Setelah dirasa cukup akhirnya Gazen beranjak dari sana,dan kembali pulang walau hujan belum mau reda.

Gazen memarkirkan motornya terlebih dahulu lantas masuk kedalam rumahnya dengan pakaian basah.

Gazen melangkah menuju kamarnya,sebelum nya tatapan Gazen bertemu dengan Gazan yang sedang menonton televisi seorang diri.

Gazen membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian nya.

***

Gazan berniat menghampiri Gazen di kamarnya,bagaimanapun juga mereka adalah saudara kandung yang lahir dari rahim yang sama.

Tok tok tok

Gazen membuka pintu kamarnya.
Gazen sedikit kaget,namun kembali berekspresi datarnya.
Tanpa bicara,Gazen mempersilahkan Gazan masuk.

"Maaf" ucap Gazan terlebih dahulu.

Gazen menaikam alisnya sebelah,seolah tak mengerti.

"Gue minta maaf soal kemaren-kemaren" ucap Gazan.

"Heem" ucap Gazen.

"Jadi lo gak marah lagi sama gue?" tanya Gazan antusias.

"Asal lo jauhin Keyra,gue gak marah" ucap Gazen masih dengan tatapan datarnya.

Seketika senyum yang terukir manis di wajah tampan Gazan luntur seketika.

"Apa salah dia sampe gue harus ngejauhin Keyra!" ucap Gazan.

"Salah dia?,perlu gue ucapin satu persatu hah?,buang-buang waktu cuman nyebutin kesalahan dia!" ucap Gazen.

"Kasih tahu gue apa salah dia,satuu aja" ucap Gazan.

"Dia itu PENGHIANAT!" ucap Gazen sedikit membentak.

"Gak!,dia bukan penghianat!,LO KAN PENGHIANAT SEBENARNYA!" ucap Gazan emosi.

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang