BAB XXV

42 3 0
                                    

Hari Minggu yang cerah,sama seperti raut wajah Gazen.
Bukan tanpa sebab,ia akan memberikan hasil lukisan nya semalam pada Gazan sebagai tanda permintaan maaf.

Gazen beranjak dari tempat tidurnya lalu mengecek kamar Gazan yang memang selalu tak terkunci.

Dilihatnya Gazan yang masih tertidur pulas dibalik tebalnya selimut.
Gazen tersenyum kecil,lantas menutup kembali pintu kamar Gazan.

Gazen memasak nasi goreng udang dengan perasaan senang.Entah mengapa mod nya kali ini sangat baik,meski semalam ia tidur lewat tengah malam.

Aroma nasi goreng yang khas mampu membuat siapa pun tergoda,sama halnya dengan Gazan yang sepertinya terpanggil oleh wangi khas nasi goreng udang itu.

Gazan melihat Gazen sedang menyajikan nasi goreng itu dengan wajah berseri.

'Lah tuh bocah waras?' tanya Gazan dalam hati.

Gazan melempar pisin plastik ke arah Gazen dan membuat sang empu meringis.

"Au sakit PA!" ucap Gazen.

"Lagian lo senyum-senyum sendiri,ngeri gue liatnya" jawab Gazan.

"YUHUU NASI GORENG UDANG SUDAH SIAAAP" teriak Gazen.

"Masih pagi oyy,lo kenapa sih?"

"Diem aja salah,teriak-teriak salah,mau lo apasih" ucap Gazen.

"Bodo lah,gue laper" timpal Gazan lalu melahap nasi goreng nya.

Keduanya menyantap sarapan pagi ini dengan sangat nikmat,meski terjadi sedikit perdebatan.

Dalam hati,Gazen sudah tak sabar menunjukan lukisan nya dan menjelaskan makna lukisan itu.

Hanya butuh waktu singkat keduanya telah selesai menghabiskan sarapan pagi ini,kemudian Gazen membereskan bekas sarapan nya.

Gazan beranjak menuju kamarnya dan diikuti oleh Gazen.
Gazen melihat Gazan masuk ke dalam kamar mandi yang ada didalam kamar Gazan,lantas menguncinya dari luar.

"WOYY GAZEN APA-APAAN MAIN KUNCI SEGALA!" Teriak Gazan dari dalam kamar mandi.

Dengan segera Gazen berlari kearah kamarnya dan membawa hasil lukisannya yang berukuran sedang ke kamar Gazan.

"ZEN BUKA NAPA!" teriak Gazan kembali.

Gazen mengatur nafas terlebih dahulu lalu membuka kunci pintu kamar mandi itu.

"TARAAAAA,SURPRISE...." ucap Gazen menunjukan lukisan itu.

Gazan tercengang ditempat.

"Itu pesen dimana lukisan nya,ko mirip kita banget?" tanya Gazan polos.

PLETAK!

"Gue yang bikin dodol!" ucap Gazen kesal.

"Hah serius?"

"Yap buat lo nih" ucap Gazen.

Gazan memandang takjub kearah lukisan nya.
Dalam lukisan itu,ada dirinya dan Gazen yang sedang berjalan diatas jalanan yang rusak,namun terdapat pemandangan indah didepannya serta matahari terbenam yang sangat cantik.

"Kata orang,setiap lukisan pasti memiliki makna tertentu.Jadi,apa arti dari lukisan ini?" tanya Gazan.

"Artinya,sesulit apapun jalanan yang kita lewati,kita akan selalu bersama-sama beringan melewati jalanan itu,pemandangan ini menandakan ada hal indah yang akan kita dapatkan saat kita telah selesai berjalan diatas jalanan rusak ini,dan matahari terbenam itu menandakan keindahan yang sesaat,tapi gue berpendapat tidak akan sesaat keindahan itu walau tidak ada senja asal kita selalu bersama,saling merangkul satu sama lain"

Gazen menarik nafas sejenak.

"Gue minta maaf atas semua kesalahan yang udah gue perbuat,gue egois,sampe-sampe gue beranggapan gue mampu melewati masa-masa kemarin seorang diri,gue lupa ada seseorang yang seharusnya gue kabari,ada seseorang yang pasti merindukan gue yang dulu,bukan gue yang selalu datar dan berkata ketus dan orang itu elo,satu satunya saudara kandung yang gue punya,kembaran sekaligus kaka" ucap Gazen dengan sedikit berkaca-kaca.

Gazan melongo ditempat,dan setelahnya ia menitikan air mata.

"Gu-gue lagi mimpi yah?" ucap Gazan dengan suara serak.

Gazen tersenyum "Lo gak mimpi,ini kenyataan"

Gazan refleks memeluk Gazen dan keduanya berpelukan erat.

"Maafin gue ya...." ucap Gazen sekali lagi.

"Pastiii" jawab Gazan.

"NAH GITU DONG AKUR,KAN ENAK LIAT NYA!" ucap seseorang.

Gazan dan Gazen sontak menoleh ke arah pintu.

"Eh kambing sejak kapan lo ada situ?" tanya Gazen.

"Anjir Kenan ganteng gini dibilang kambing,parah sih"

Ya,dengan tiba-tiba Kenan datang.

"Lo kayak jalangkung,datang tak diundang pulang tak diantar" ucap Gazen.

"Yayaya terserah" jawab Kenan.

"Udah lama gak ke makam mamah sama papah,kesana yuk?" tanya Gazen.

"Iya juga ya,ayok" jawab Gazan.

"Gue ikut" ucap kenan.

Gazan dan Gazen bersiap terlebih dahulu,lalu Gazan mengeluarkan mobil kesayangan nya,dan ketiganya masuk kedalam mobil itu.

Sebelum tiba dipemakaman,Gazen membeli terlebih dahulu dua buket bunga yang cantik.

Gazan terlebih dahulu berjalan menuju titik dimana mama dan papa nya dimakamkan dan diiringi Gazen dan Kenan dibelakangnya.

Mereka mulai mencabuti rumput-rumput kecil yang ada di gundukan tanah makam orang tuanya,lalu berdoa dengan khusyuk.
Tak lama setelahnya mereka pulang.

Di tengah perjalanan,mereka mendengarkan lagu-lagu yang mereka sukai.

"Tinggal menghitung hari,kita mau ujian akhir semester,dan itu artinya bentar lagi kita kelas 12" ucap Kenan dengan nada lemah saat mobil mereka berhenti akibat lampu merah.

"Bagus dong kalo gitu,gue malah pengen cepet-cepet lulus" ucap Gazan antusias.

"Iya bagus,tapi itu juga berarti kurang lebih setahun lagi gue gak bakal bisa ketemu lo pada lagi" ucap Kenan dengan mata yang menerawang.

"Why?" tanya Gazen yang melihat Kenan dari kaca.

"Gue disuruh ayah buat kuliah diluar negri" ucap Kenan.

"Sekarang kan jaman nya udah berubah,kita bisa saling vc" ucap Gazan.

Sementara Gazen tidak berkomentar,sebuah pertanyaan terlintas dikepalanya begitu saja yang mampu membuat Gazen terdiam.
'Gue sama Gazan nanti bakal bisa kuliah gak yah?' berawal dari pertanyaan itu mampu membuat serangkai pertanyaan lainnya muncul di benak Gazen selerti 'Kalo kuliah,sanggup gak yah ngebiayain nya?,Tapi gue juga punya mimpi untuk bisa kuliah dan pasti Gazan juga sama,gue harus kerja apalagi?' dan seketika pertanyaan itu buyar berbarengan dengan suara klakson kendaraan lain bertubi-tubi berbunyi.

"Zen udah lampu ijo woii!" ucap Kenan.

"I-iya" ucap Gazen gugup lalu mengendarai mobilnya kembali.

Melihat jalanan yang sedikit sepi,Gazen meminggirkan mobilnya terlebih dahulu.

"Kenapa?" tanya Gazan.

"Lo bisa nyetir dulu gak?" tanya Gazen pada Gazan.

"Oh O-oke" jawab Gazan Yang sedikit bingung karna ini kali pertama Gazen meminta tukeran menyetir mobil.

"Lo kenapa sih?" tanya Kenan saat Gazen sudah berada di kursi samping kemudi.

"Gue?,gak papa ko" ucap Gazen berusaha tersenyum.

***

Uhhh ada yang melow gak?
Btw jangan lupa buat tekan tanda bintang nya ya...

Bye..
Sampai jumpa di part berikutnya.



The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang