BAB XXVII

34 2 0
                                    

Sabtu sore,mereka bertiga sedang berada di salah satu kafe di kota itu,siapa lagi kalau bukan Gazan,Gazen dan Kenan.

Suasana diantara mereka sangatlah kaku,entah mengapa mereka belum memulai obrolan semenjak dari perjalanan.

Gazan memainkan handphonenya begitu juga dengan Kenan,namun Gazen tak tertarik dengan benda pipih itu,ia lebih memilih melihat suasana kota di sore hari melalui jendela kafe itu.

"Ekhem-ekhem tumben nih diem-dieman" ucap Gazen berusaha mencairkan suasana.

"Tau tuh si Ken" ucap Gazan.

"Lah ko gue?" tanya Kenan.

"Ya lo kan yang biasanya ngeramein suasana,tumben nih fokus sama handphone" jawab Gazan.

"Pacarnya kali Zan.." ledek Gazen.

"Pacar dari mana woi" ucap Kenan.

"Eh btw diantara kita jomblo semua nih ya" ucap Gazan.

"Gue mah bukan jomblo,tapi single" ucap Gazen.

"Sama aja PA" timpal Kenan.

"Beda lah,jomblo itu udah pernah pacaran single itu belum sama sekali" bela Gazen.

"Sama aja sendiri,yhaa" ucap Kenan.

"Eh apaansi,udalah ko malah bahas pacaran" ucap Gazen.

Dan pesanan pun datang.
Ketiganya langsung melahap makanan yang telah dipesan dengan semangat.

"Btw semua biaya sekolah gue sama Gazan lo yang bayarin Ken?" tanya Gazen saat telah selesai menghabiskan makanannya.

"Uhuk Uhuk" Kenan spontan terbatuk saat mendengar pertanyaan dari Gazen dengan keadaan dirinya masih mengunyah suapan terakhir.

"Eh sorry sorry,gue kira lo udah abis" ucap Gazen langsung menyodorkan minuman pada Kenan.

"Santai aja,kalo emang iya gue yang bayarin biaya sekolah kalian,emang gak boleh ya?" tanya Kenan.

"Bukan gitu maksud Gazen,maksudnya kalo emang lo yang bayarin,gue ucapin makasihhh banget buat lo,tapi..." tutur Gazan.

"Tapi?" tanya Kenan.

"Berapa lama kita bisa mengembalikan uang lo,Ken" sambung Gazen dengan sedikit menundukan kepala.

Kenan melebarkan matanya.
"Gila gue aja sama sekali gak mengharapkan itu,ko kalian bisa sampe mikir ke sana sih?" tanya Kenan.

"jadi maksud lo?" tanya Gazan.

"Gue ikhlas ngebantu kalian berdua,gue pernah baca salah satu artikel yang bertuliskan 'Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain' and I think gue mau belajar menjadi orang yang bermanfaat dimulai dengan tindakan ini,dan kalian sama sekali tidak usah mengenbalikannya"

"Tapi---" ucap Gazen.

"Ssssstt,gak ada tapi-tapian okey,tuhan yang telah mengatur semuanya"

"Sekali lagi gue sama Gazen ingin ngucapin makasihhh dan maaf" ucap Gazan.

"Ah elah,kaya apa aja" ucap Kenan.

"Eh tapi sejak kapan lo jadi bijak gini?" tanya Gazen.

"Tuh kan mulai deh,terus aja ledekin gue" ucap Kenan.

Dan setelahnya mereka tertawa,senja yang terlihat dari kaca jendela kafe itu seolah menambah kan suasana yang hangat disana,seolah mereka telah melepaskan beban yang ada di kepala nya masing-masing.

Dan langit oren itu pun terganti dengan langit malam dengan penuh bintang.

***

Gazan dan Gazen hendak memarkirkan motornya masing-masing saat sepulang sekolah,
Namun mereka melihat mobil pamannya terparkir mulus di halaman depan rumahnya.
Gazan dan Gazen buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Pamannnn" ucap Keduanya lalu menyalami tangan paman nya.

"Haiii,gimana kabar kalian?" tanya paman nya.

"Baik paman,paman kesini kangen ya sama kita" ucap Gazan.

"Kangen dong,tapi paman kesini juga mau ada hal yang dibicarakan,kalian bersih bersih dulu lalu makan,paman sudah belikan nih,nanti kita ngobrol"

"Baik paman" ucap Keduanya.

Kurang lebih satu jam akhirnya mereka dapat memulai obrolan.
Gazan dan Gazen duduk dihadapan pamannya.

"Jadi apa yang akan kita bicarakan?" tanya Gazen.

"Paman ingin menyampaikan kabar gembira pada kalian,usaha almarhum papa kalian yang paman rintis lagi dari awal menemui kemajuan secara perlahan"

"Lalu?" tanya Gazan.

"Paman yakin kalian punya cita-cita,karna paman pun telah melalui masa muda,mungkin kalian ingin melanjutkan belajar,kalian bisa kuliah diuniversitas masing-masing,masalah biaya kalian paman akan urusi" ucap nya dengan tenang.

"Tapi paman,jenjang kuliah itu gak sedikit loh biaya nya" ucap Gazen.

"Kalian kan masih kelas 11,Paman masih punya waktu 1 tahun untuk menabung dan lebih memajukan perusahan papa kalian,jadi kalian tenang aja"

"Makasih pamannn" ucap keduanya lalu berbarengan memeluk pamannya.

Mereka tersenyum bahagia,setidaknya Gazan dan Gazen tidak terlalu pusing untuk memikirkan biaya kuliah mereka nanti.

"Tapi Gazen pengen nabung sendiri,setidaknya untuk bekal nanti Gazen di Yogyakarta" ucap Gazen dalam hati.

"Terimakasih Ya Allah..." ucap Gazan dalam hati.

"Memang nya kalian ingin kuliah diamana?" tanya pamannya.

"Niatnya sih pengen di UI" ucap Gazan.

"Gazen pengen ke UGM" ucap Gazen diiringi cengiran nya.

"Wahh jadi kalian tidak akan satu kampus?" tanya pamannya.

Keduanya hanya menyengir lebar.

"Yasudah jika itu keinginan kalian,paman selalu mendukung"

Dan tak lama kemudian,paman nya pulang karna ada suatu urusan.

***

Haiii guyss...
Duh maaf banget ya ini agak lama,soalnya banyak tugas hehe
Stay safe ya guys....

See you next part
Salam hangat dari aku 😊

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang