BAB XVI

57 4 1
                                    

Setelah sebulan lamanya Gazen mempertimbangkan rencananya,besok adalah hari dimana rencana itu dilaksanakan.

Gazen sudah menghubungi pamannya tadi sore dan pamannya pun menyetujui.

Kenan,dia sudah sangat tak sabar akan hari esok.Dimana drama yang ia lakukan selama ini akan selesai di esok hari.

Termasuk Ayahnya Kenan pun ikut dalam rencana itu.Ayahnya Kenan sangat kecewa pada kepala sekolah.

Tapi sayang,Gazan tak tahu sama sekali rencana ini.Gazen sengaja merahasiakan ini dari Gazan.

Gazen merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya,menatap langit-langit kamarnya.Membayangkan hari esok.

Gazen pun tak sabar untuk hal ini,namun ada yang mengganjal di hatinya,ia sedikit merasa cemas entah kenapa.

Membayangkan rencana itu pun mampu membuat degupan jantungnya bekerja dua kali lebih cepat.

Perasaannya resah,padahal setelah dipikir matang-matang ini yang tetbaik.Tapi entah mengapa Gazen merasa hari esok akan ada suatu hal yang terjadi.
Entahlah,Gazen hanya berdoa kelancaran rencana nya esok hari.

Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam,Gazen hampir saja masuk ke alam mimpinya jika ketukan pintu kamarnya tidak terdengar.

"Masuk" ucap Gazen

Pintu itu perlahan terbuka,perlahan Gazan mendekat kearah Gazen dan duduk disamping Gazen.

Gazan memperhatikan Gazen seserius mungkin membuat yang diperhatikan tak nyaman.

"Kalo mau diem aja,gak usah ganggu tidur orang!" ucap Gazen kesal.

"Gue cuman mau mastiin lo baik-baik aja,pasalnya daritadi perasaan gue ko gak enak ya.Bikin gue gak bisa tidur" ucap Gazan.

Gazen diam,sebetulnya dia juga merasakan hal yang sama maka dari itu tadi ia berusaha tidur sebelum Gazan mengetuk pintunya.

"Lo lupa baca doa kali" ucap Gazen.

"Gue udah baca doa,tapi tetep aja bahkan perasaan gak enak itu semakin menempel dalam pikiran gue" ucap Gazan bangkit dan berjalan mondar-mandir.

Gazen memperharikan gerak-gerik Gazan yang jelas cemas.
Gazen merasakan hal yang sama namun ia akan berusaha tenang,kalau Gazen sama paniknya lalu siapa yang akan menenangkan?.

Gazen menarik napas dalam dan mengeluarkan secara perlahan.Bangkit dari posisi duduknya dan berjalan kearah Gazan.

Gazan berhenti mondar mandir kala kedua tangan milik Gazen memegang bahunya.
Otomatis Gazan menatap Gazen yang kini menatapnya juga.

"Mening lo sekarang tidur,yakinkan pada diri sendiri gak akan terjadi apa-apa,dan membayangkan hal yang membuat lo bahagia" ucap Gazen berusaha santai.

Gazan mengangguk patuh,benar juga apa kata Gazen.Sia-sia jika menghabiskan waktu untuk mondar mandir layaknya setrikaan,mending tidur.

Setelah Gazan keluar,Gazen menghembuskan napas kasar dan kembali untuk pergi ke alam bawah sadarnya.

***

Pagi hari,Gazen telah sampai disekolah bahkan hanya ada beberapa siswa yang sudah disekolah,sisanya entahlah,termasuk Gazan pun belum sampai.Ah iya pasti dia sedang menjeput pujaan hatinya.

Gazen sadar ini masih terlalu pagi,namun sengaja ia melakukan ini.
Gazen berjalan santai menuju ruang kelasnya.

Namun langkahnya terhenti kala seseorang memannggil namanya.

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang