BAB XV

56 3 0
                                    

Di Sabtu pagi,Gazen berniat membersihkan rumahnya.
Entah dorongan dari mana ia membersihkan setiap inci ruangan yang ada.

Awalnya Gazen ingin mengajak Gazan,namun sayang Gazan sedang menghabiskan hari Sabtunya bersama Keyra.

Kini Gazen membereskan ruangan kamar yang dulu ditempati kedua orangtuanya.

Kamar itu terlihat mati fungsi.Sudah lama tak digunakan dan tak ada yang menempatinya.

Gazen mengelap laci-laci yang ada karna nyatanya laci-laci itu sudah berdebu.Matanya tak sengaja melihat selembar kertas yang terselip dibawah bingkai foto keluarganya.

Gazen meniup debu yang ada dikertas itu kemudian membacanya.

Untuk anak Papah,
Gazendra Dira Saputra

Nak...,papah tak tahu siapa yang akan membaca surat ini terlebih dahulu tapi semoga Gazen yang lebih dahulu membacanya.

Malam itu sebelum papah dan mamah pergi,papah sudah punya sebuah pirasat buruk namun papah berharap itu tak terjadi.

Papah tak tahu mau nulis apa lagi karna papah nulis ini pun terburu-buru sebelum kami harus berangkat.

Gazen,maafkan papah nak.
Papah tahu ini keputusan yang buruk,
Papah dulu selalu menuruti kemauan Gazan,tapi itu papa lakukan untuk kebaikan Gazam.

Karna saat itu Gazan sedang menderita leukimia sayang,dia butuh dukungan agar mau sembuh,beruntung masih stadium awal.Gazan tak mau kamu tahu nak.

Gazan dulu sering meminta uang sama papah dengan alasan ingin membeli mainan lah,baju baru,atau ingin mentraktir teman nya saat ulang tahu dan lain sebagainya.

Padahal bukan.
Gazan meminta uang untuk keperluan chek up nya agar leukimia nya bisa hilang dan sembuh.Dia berobat sendirian,papah sudah memarahinya karna ingin berobat sendirian.

Dan kamu tahu?,alasan Gazan ingin berobat sendirian itu hanya karna dia tidak ingin kamu curiga dan membuatmu khawatir.

Gazan tahu kau pasti iri.Namun dia berusaha bodo amat akan perasaan kamu,padahal hampir setiap malam dia menangis memikirkan perasaan kamu.

Dan syukurnya Gazan bisa terbebas dari penyakit itu saat duduk dibangku SMP kelas 3.

Papah sayang kalian.

Detik itu juga Gazen menangis hingga terisak.Sungguh,dia merasa menjadi saudara kembar yang buruk sampai tak tahu jika saudaranya sendiri pernah memiliki penyakit saat itu.

Gazen merasa bersalah,dan dulu mamahnya selalu bilang 'Papah sangat menyayangimu sama seperti Gazan.Kamu akan tahu semuanya saat waktu itu telah tiba'.

Dan mungkin inilah waktunya Gazen mengetahui alasan nya.

Dan tanpa disadari,ada seseorang yang melihat Gazen menangis melewati celah pintu yang sedikit terbuka.

Hatinya ikut menangis.Lalu pergi ke kamarnya,tak tega mendengar isakan tangis Gazen.

Dan jika kalian menebak itu Gazan.Maka iya jawaban nya.

Gazen membaringkan tubuhnya di kasur kedua orangtuanya.Matanya tak henti-henti mengeluarkan cairan bening dari kelopak matanya.

Hingga tak terasa ia tertidur,mungkin juga karena efek lelah setelah membersihkan rumahnya.

***

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang