BAB XXIV

44 4 0
                                    

Pelajaran terakhir di hari ini membuat Gazen badmod.
Sudah pasti pelajaran Matematika,ditambah hubungan dirinya dan Gazan belum membaik.

Guru matematika itu menjelaskan dengan rinci,dan sebagian bersar murid dikelasnya memperhatikan.

Gazen memperhatikan dengan malas malasan,sementara disampingnya,Gazan sedang memperhatikan betul betul.

Guru itu berhenti menjelaskan.
Lalu melihat keadaan para muridnya.

"Baiklah semuanya paham?" tanya guru itu.

"Paham.."

"Bagus,ibu mau Gazen kedepan!"

Gazen yang disebutpun sontak terkejut.

"Sa-say bu?" tanya Gazen.

"Ya!,kerjakan 5 soal ini!"

"Ta-tapi--"

"SEKARANG!"

Gazen membuang nafas kasar,lalu melangkah kedepan kelas.

Dan secara perlahan ia mulai mengerjakan soalnya,semampu yang ia ingat.Dan sesekali Gazen berhenti menulis untuk sekedar berfikir.

Sementara Gazan ditempat tersenyum tipis melihat raut wajah Gazen.

"Kamu ini gimana sih,pelajaran belom selesai tapi baju seragam sudah tidak rapih!,liat tuh saudara kembar kamu!,contoh dia,ngerjain soal cepet,pakai seragam rapih!" ucap guru itu.

Gazen menghentikan aktifitasnya lalu menoleh ke guru tersebut.

"Yang namanya saudara itu saling melengkapi,bukan saling menyaingi!" ucap Gazen sedikit ketus.

Guru tersebut dibuat kaku ditempatnya.
Sementara Gazan tersenyum simpul ditempat duduknya,awalnya Gazan sedikit tegang mendengar kalimat guru iti,namun mendengar jawaban Gazen membuatnya lega sekaligus senang,entahlah.

Gazen menyelesaikan kelima soal itu tepat dengan bel pertanda pulang berbunyi.

"Baiklah,pelajaran hari ini cukup sekian,sampai jumpa minggu depan" ucap guru itu.

Dan seketika kelas ramai dengan sorak gembira siswa dan siswinya.

"Zan,gue gak bisa langsung pulang kerumah,jadi lo bisa pesen makanan atau masak mie aja kalo laper" ucap Gazen.

"Jangan bilang lo mau kerja buat cari uang?,Zen.. Udahlah,alangkah lebih baik kita menyelesaikan ini.Gue gak mau cuman lo doang yang nyari uang sedangkan gue cuman diam dan menggunakan hasilnya" ucap Gazan.

"Bukan,ini bukan soal nyari uang atau apa,lo tenang aja gue udah biasa" ucap Gazen.

Dan tanpa mereka sadari,Kenan mendengarkan percakapan tersebut.

***

Gazen ditempat penjual berbagai macam alat melukis sedang sibuk mencari warna cat yang sesuai.

Gazen telah merencanakan sesuatu,mungkin memberikan sedikit surprise untuk Gazan.Itung-itung tanda perminta maafan dirinya.

Sudah lama,Gazen tak melakukan kegiatan melukis.Dulu saat ia masih kecil,Gazen selalu ditemani sang mama melukis dikamarnya.

Dan tak butuh waktu lama,Gazen telah selesai berbelanja peralatan melukis di toko itu.
Lalu setelahnya ia pulang.

"Assalamualaikum,Gazen pulang.." ucap Gazen berusaha bersikap seperti dulu dihadapan Gazan.

Gazan hanya melirik sekilas.
Lalu melanjutkan kembali menonton tv,dan tak ada niatan untuk menjawab.

'Huh sabar,ternyata gak enak ya dikacangin' ucap Gazen dalam hati.

The Misterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang