29.

2.4K 310 35
                                    


Update karena takut kena pukul onlen kak nana FlowJeonHun 😆

.

.

.

Jungkook mengernyit saat mendapati Hoseok tengah berada di depan pintu apartemen Yoongi.
"Apa ada niat tersembunyi? " Gumam Jungkook pelan.

Jungkook bersembunyi dibalik dinding, ia tidak mau rencananya gagal. Matanya membulat saat Yoongi membuka pintu dan menyuruh Hoseok masuk.
"Eo?? "

Jungkook hendak melangkah lebih jauh, tapi sayang tangannya ditahan oleh Sehun yang berada di samping Jungkook
"Sehun hyung? Kenapa kau ada disini? "

Sehun menghela napas, menatap kedua netra Jungkook.
"Sooyung ibumu berada di rumah sakit. "

Jungkook menatapnya tidak percaya.
"Apa? "

Sedangkan Yoongi dan Hoseok tengah duduk berdua di ruang tamu apartemen Yoongi.
"Bagaimana dengan file yang telah kau retas?" Tanya Yoongi membuat Hoseok mengeluarkan flashdisk putih dari sakunya.

"Ini, aku telah menggandakannya, aku meletakkannya ke dalam laptop Jungkook. Dia nampak mencurigaiku karena aku sering melewati kamarnya. "

Yoongi mengangguk paham, ia mengeluarkan ponselnya.
"Aku memiliki bukti lebih kuat dari itu, para mafia itu akan kutangkap secepatnya. Aku akan memberikannya langsung pada Taehyung setelah ia pulang. " Terang Yoongi membuat Hoseok mengangguk.

"Apakah ada yang kau curigai? " Hoseok terdiam, jujur ia mencurigai semua orang.
"Jujur saja ada beberapa orang yang aku curigai."

Yoongi meletakkan ponselnya, mendengarkan Hoseok dengan semangat.
"Jihoon, pemuda itu sering pergi tengah malam. Lalu Jaehyun, dia sering menghilang tanpa alasan yang jelas. "

Yoongi mengangguk, ia menatap pintunya.
"Seok, kupikir akan ada sesuatu hal yang buruk."




Jungkook menatap Sooyung dengan tatapan kosongnya, ibunya tengah duduk di brankar. Mendudukkan tubuhnya dan membuang wajahnya menatap jendela rumah sakit.
"Eomma... "

Sedangkan Sooyung hanya diam tanpa merespon apapun.
Jungkook tak mau mengalah, ia segera berjalan ke arah Sooyung dan menyentuh lengan Sooyung.

"Eomma... "

Plakk!!

Jungkook menatap tangannya yang ditepis dengan keras oleh Sooyung. Jungkook menatap sang eomma yang menangis hebat, berteriak dan terus mendorongnya.

"Pergi dasar pembunuh! Hiks... Jangan pernah muncul lagi dari hadapanku! " Jungkook tertohok mendengarnya, ia tetap berada diposisinya sambil menunggu puluhan kata yang Sooyung katakan.

Sooyung terus memukul Jungkook untuk pergi dari ruangannya, melempar barang apapun termasuk vas bunga yang ada di atas nakas.

Prankk!!

Jungkook hanya sedikit syok, kejadian begitu cepat saat vas bunga itu mengenai kepalanya.

Tes...

Tes..

Jungkook berkedip beberapa kali, sampai tubuhnya oleng.


***

Taehyung mengambil kunci mobilnya, terserah apa kata kapten. Ia benar-benar panik tidak mendapatkan kabar mengenai Jungkook dan sang ibu.

Jimin berusaha meraih tangan Taehyung namun gagal membuatnya berdiri di depan mobil Taehyung.
"Kau adalah ketua saat ini, bersikaplah profesional. Selesaikan dengan cepat lalu kembali menemui Kookie dan Sooyung imo. "

Benar, Taehyung terlalu cemas hingga membuatnya terkena gangguan serangan panik.
"Arraseo... "

Jin nampak mondar-mandir di depan ruang rawat Jungkook. Ia tengah bersiap untuk menjelaskan semua keadaan yang sebenarnya

"Kau tahu bukan, kalau aku adalah__" Jin tersenyum kecut melihat Jungkook tengah berbaring di sana.

Ceklek...

Jin melangkahkan kakinya perlahan, menatap wajah Jungkook yang terlelap. Jin mengatur laju infus lalu mengusap kening Jungkook.
"Kau sudah bangun? " Tanya Jin membuat Jungkook mengangguk pelan.

"Hy-hyung... Eomma... " Jin hanya menghela napas, apa yang harus ia katakan  nantinya.

"Begini, sebenarnya sebelum eomma mu kemari. Ia akan mengantarkan makanan untuk Taehyung. Sayangnya keberadaan eomma mu tercium hingga ia mengancam psikis eommamu."

Jungkook menangis terisak, ia mengusap kasar wajahnya
"A-apa yang harus kulakukan... "

Jin mengusap kening Jungkook yang diperban, sedikit meringis saat melihat Jungkook hanya diam.
"Katakan sesuatu, aku kembali kemari dengan cepat bukan hanya kebetulan.


Yoongi terbatuk keras, ia merasa gagal. Dihadapannya saat ini Argus tersenyum culas dan menekan kepala putranya menggunakan sepatunya.

" Hei, apa kau berkhianat pada ayahmu sendiri huh??! "

Yoongi dalam keadaan babak belur, matanya mengedar mendapati seluruh barang telah dibanting sana sini oleh pengawal Argus.

"Siapa..." Tanya Taehyung membuat Argus mengernyit, mendekatkan wajahnya pada putra sulungnya.
"Apa kau bilang? "

"Siapa pengkhianat itu? " Tanya Yoongi lemah, seluruh tubuhnya telah dipukuli oleh segerombolan pria yang sangat banyak.

"Hei, kau juga salah satu pengkhianat Yoongi, kau tidak perlu tahu. "

Argus terkekeh sambil mengeluarkan senjata revolvermya, menempelkannya pada pelipis Yoongi.
"Hei, kau tahu kalau semua ini hanya sia-sia saja bukan? Bagaimana kau bisa menyembunyikan ini bertahun-tahun eoh?! "

Yoongi terkekeh kemudian mendengus sebal.
"Kau pikir kau itu siapa? Lihat saja kehancuranmu. " Kekeh Yoongi membuat Argus mengernyit tak suka.

Argus menoleh kepada para pengawalnya.
"Cepat geledah apartemen Yoongi dan temukan bukti yang ia kumpulkan!! "

Yoongi menggeleng ribut, matanya berair.
"Sial! Hei, hentikan bodoh! Yakkk!! " Yoongi hanya bisa menangis sambil mengumpat.

Seluruh kerja kerasnya hilang begitu saja, hari ini saat matanya menatap Hoseok yang terkapar penuh dengan darah menatapnya sambil tersenyum.
'Tenanglah, aku sudah menyembunyikannya dengan baik.'

Yoongi mengangguk paham, sampai Argus memasang wajah garangnya saat para bawahannya membisikkan kalimat.
"Yoongii!! Katakan dimana bukti itu sekarang!! "

Namun Yoongi justru menutup mulutnya rapat-rapat, membuat Argus akhirnya mengatur napasnya kasar.
"Pegangi mereka, siksa sampai mereka mengatakan yang sebenarnya."

"A-andwae! Hoseok harus mendapatkan perawatan! Appa!! Yak!! "








Maaf telat, sebenernya semalem dah nulis.

Cuma ketiduran 😞

Mianhaee...

Nyaris klimaks lohh...

Naughty Brother✔[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang