40.

2.6K 275 25
                                    

.

.

.

Jungkook hanya tersenyum saat menatap Taehyung lagi-lagi menjemputnya di depan gerbang. Jungkook segera menyebrang dan berhenti di depan pintu kemudi Taehyung.
"Kajja masuk!" Ajak Taehyung semangat membuat Jungkook membuka pintu belakang membuat Taehyung memajukan bibirnya.

"Ayolah~duduk di samping hyung." Rajuk Taehyung membuat Jungkook terkekeh geli, ayolah apa salahnya ia duduk di belakang?
"Tapi aku ingin duduk di belakang hyung."

"Hei, turutlah kemauan hyungmu satu ini." Taehyung berusaha membujuk Jungkook, membuat pemuda itu memicingkan matanya.
"Memang kau siapa?" Goda Jungkook membuat Taehyung mencebik sebal.

"Arraseo... Arraseo." Bisa sampai malam bila ia tidak mengiyakan keinginan Taehyung.

Keduanya berada di dalam mobil, dengan Jungkook yang memutar bola matanya malas saat Taehyung mengenggam tangan kanannya saat menyetir.
"Hyung lepaslah, aku ingin bermain game." Keluh Jungkook membuat Taehyung menggeleng mantap.

"Tidak bisa, nanti kau lari." Jungkook menghela napas.
"Kau mengunci mobilnya hyung." Peringat Jungkook bila Taehyung lupa.

"Kau bisa saja lompat dari jendela."

"Kalau begitu aku akan terluka."

"Oleh karena itu aku mengenggam tanganmu, agar tak terluka."

"Agar tak terluka atau kabur?" Tanya Jungkook lagi, ia gemas dengan kakaknya satu ini.

"Dua-duanya."

"Kalau aku mau kabur kenapa aku masuk ke mobil?"

Taehyung terdiam, oke baik dia kalah. Taehyung melepaskan genggamannya membuat Jungkook menghela napas.

Greppp...

Baru saja Jungkook menghela napas, kali ini bukan hanya menggenggam tangan Jungkook, Taehyung merangkulnya sambil menyetir.
"Hyung!! " Pekik Jungkook sebal sedangkan Taehyung hanya terkekeh.

Keduanya berhenti di depan makam, di sana ada makam Taeyong dan Daniel juga para korban yang tewas saat kejadian itu.
"Hyung... Terima kasih telah melindungi kami, kau di sana tenang tidak? Seingatku kau masih berhutang pada Yoongi hyung, kau belum mengumpulkan daun sebanyak 100. Apa aku harus menggantikannya? Tapi aku tidak mau, lalu bagaimana ?"

Taehyung hanya diam, ia tidak mengerti apa yang Jungkook ucapkan sebenarnya.
"Tae hyung, apa kau sudah memaafkan Junghyun?" Tanya Jungkook membuat Taehyung menoleh.

"Apa kau sudah memaafkannya?" Tanya Jungkook lagi, sedangkan Taehyung hanya diam.
"Dia... Dia memang benar-benar mengalami pelecehan, hanya saja bukan aku yang melakukannya." Taehyung hanya diam, ia hanya berniat mendengarkan Jungkook.

Ia tahu seharusnya Jungkook yang marah, ia hanya kecewa pada Junghyun. Karena Junghyun membunuh ayahnya, ayah kesayangannya.
"Appa... Appa yang melakukannya." Terang Jungkook yang membuat Taehyung terdiam.

"Jadi... Bukankah hyung harus memaafkannya?" Tanya Jungkook membuat Taehyung merengkuh tubuh sang adik.
"Eum." Taehyung meletakkan dagunya ke bahu Jungkook, ia tidak marah...

Sungguh!

Hanya kecewa...

Ayahnya? Benarkah? Ia sedikit tidak percaya... Tapi mendengar Jungkook yang mengatakannya membuatnya... Ketakutan...
Panutannya... Yang ia jadikan pahlawan melakukan hal tak senonoh pada adiknya.


***

Jungkook menghela napas lelah, Taehyung sang kakak benar-benar menguji kesabarannya. Bagaimana tidak? Jungkook sedari tadi ditempeli sang kakak, memeluknya dari belakang.

Naughty Brother✔[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang