.
.
.
Jungkook keluar dari kelasnya, ya sampai sejauh ini banyak perubahan yang terjadi. Taehyung yang menjadi lebih banyak meluangkan waktu untuknya dan lebih protektif mengenainya.
Jungkook berjalan ke arah kantin, sampai bahunya terasa berat karena ulah Mingyu, sahabatnya.
"Hei Jung! Bagaimana kabarmu? Maaf aku mendapatkan misi diluar kota bersama Kai hyung dan Jin hyung."Jungkook hanya mengangguk acuh, toh ia juga tidak mau berurusan dengan polisi ataupun mafia lagi.
"Oh ya Kook, kudengar kau lulus dari babak penyisihan untuk penerimaan polisi baru loh!" Puji Mingyu membuat wajah Jungkook berubah."Hm." Oke, Mingyu memilih untuk diam dan mengikuti Jungkook yang duduk disalah satu meja kantin.
"Oh ya, itu Yugyeom!" Pekik Mingyu menunjuk Yugyeom yang menghentikan langkahnya saat melihat Jungkook.
Yugyeom menelan ludahnya, sesekali ingatannya kembali mengingat ucapan Jungkook dan tak lupa tatapannya.
"J-jung... Mianhae... Aku minta maaf. Aku tahu kesalahanku besar, maaf."
Jungkook hanya diam, menatap Yugyeom yang menghampirinya dan mengajaknya untuk berbincang empat mata, saat ia baru saja masuk ke sekolah setelah sadar dari komanya.
"Apa yang harus aku maafkan?" Tanya Jungkook membuat Yugyeom mengernyit dan menatap kedua mata Jungkook.
"Maaf, aku tidak mengenalimu." Jawab Jungkook ketus kemudian pergi dari sana menabrakkan bahunya melewati Yugyeom.
Yugyeom tersenyum tipis memandang kepergian Jungkook.
'Saat orang baik lelah untuk terus menerus tersenyum dan memaafkan. Adakalanya ia berubah, menjadi sosok tak terduga yang tak pernah bisa kalian bayangkan.'Yugyeom hanya tersenyum tipis kemudian pergi melewati kantin, ia tidak mau Jungkook enggan melihatnya dan justru Jungkook yang pergi dari kantin. Mingyu menghela napas, ia memahami sikap Jungkook yang berubah.
"Kook, bagaimana hubunganmu dengan ibumu?" Tanya Mingyu membuat Jungkook menoleh ke arah pemuda itu sekilas.
"Siapa? Wanita gila itu?" Tanya Jungkook sarkas membuat Mingyu menghela napas untuk kesekian kalinya. Cukup sulit mengingat Jungkook benar-benar membenci orang-orang di sekitarnya.
Dia ibumu Kook... " Peringat Mingyu, ia paham kalau selama ini Sooyung memperlakukan Jungkook tidak baik. Hanya saja ia hanya mengingatkan, ia tidak mau memperkeruh hubungan keduanya.
Sebagai teman yang baik ia ingin hubungan keduanya membaik. Bukan sebaliknya menjauhkan Jungkook dari Sooyung, meski jahat wanita itu tetaplah ibu Jungkook.
"Hufttt... Hentikan Gyu, aku ingin makan dengan tenang."Mingyu berdiri dari duduknya, menghela napas untuk kesekian kalinya.
"Aku tahu bebanmu pasti berat, aku hanya mengingatkan untuk jangan lupa kembali Kook. Kau boleh marah, tapi jangan terlalu lama untuk kembali. Aku paham kau menyayangi mereka, jangan menyakiti dirimu sendiri Kook." Peringat Mingyu kemudian pergi dari sana.Membuat Jungkook menatap minuman di hadapannya. Sial, rasa laparnya hilang karena Mingyu.
***
Taehyung tersenyum lebar menatap kepulangan Jungkook, ia sengaja untuk menunggu adiknya di depan gerbang.
Jungkook yang berjalan keluar gerbang menghentikan langkahnya saat melihat keberadaan Taehyung disana."Ck, untuk apa ia disana." Ketus Jungkook kemudian melangkah pergi melewati Taehyung. Namun tangan Taehyung menahan sang adik, kemudian memutar bahu sang adik agar menatapnya.
"Hei, ayo pulang bersama hyung." Ajak Taehyung membuat Jungkook menatapnya sebentar kemudian menghela napas.
Taehyung tersenyum lebar saat melihat Jungkook membuka pintu belakang. Tak apa yang penting Jungkook mau dijemput olehnya, sudah dua minggu semenjak Jungkook pergi ke sekolah pasca sadarnya dari koma, pemuda itu menjauhinya.
Ia tahu sebabnya, setelah Jungkook sadar dari koma Jungkook menangis dan berteriak histeris. Taehyung ingat dengan jelas saat Junghyun menampakkan dirinya di hadapan Jungkook--pemuda itu menangis histeris dan menyumpah serapahi semua orang.
Sampai akhirnya Jungkook menjadi sosok yang berbeda. Jungkook membenci Junghyun terlebih sang ibu, sebuah hal yang bagus karena Jungkook masih mau mendengarkan ucapan Taehyung.
Keduanya sudah berada di dalam mobil, Taehyung sebenarnya menginginkan Jungkook duduk di sampingnya saat ia mengemudi. Tapi ia sadar kalau Jungkook mau pulang bersamanya saja sudah merupakan keberuntungan.
"Bagaimana hari ini Kook?" Tanya Taehyung melirik Jungkook melalui kaca tengah, sedangkan Jungkook yang duduk di belakang hanya sibuk mengotak-atik hapenya.
"Begitulah." Taehyung memaksakan senyuman di wajahnya. Sampai ucapan selanjutnya membuat Taehyung terdiam.
"Kenapa memperdulikanku? Saat itu aku tidak mengingat semuanya, kau bebas memperlakukanku. Tapi sekarang aku ingat, dan aku tidak menyesal menusukmu saat itu."Jungkook membahas saat Taehyung memanfaatkan keadaan saat Jungkook hilang ingatan. Taehyung memelamkan mobilnya, memilih untuk menghentikannya di pinggir jalan, kemudian memutar tubuhnya sedikit untuk melihat sang adik.
"A-begini... Hyung tidak bermaksud untuk, kau bisa mengatakan kalau aku memanfaatkan keadaan. Tapi bukan itu yang sebenarnya terjadi." Cicit Taehyung membuat Jungkook meletakkan ponselnya, kemudian menatap Taehyung dengan datar.
"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Jungkook balik membuat Taehyung memutar tubuhnya kembali pada posisi awal, menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi kemudi.
"Sebuah... Permintaan maaf? Itu juga tidak pantas untuk kulakukan. Lalu apa ya hahaha... " Itu jelas tawa palsu, semua juga tahu akan hal itu.
Taehyung tersenyum tipis saat melihat Jungkook dari kaca tengah yang menatapnya datar.
Tatapan itu tetap tajam menatapnya intens, seolah Taehyung adalah musuh terbesarnya.Senyuman Taehyung luntur, pria itu berusaha mengatur napasnya. Ini sedikit memalukan, tapi Taehyung memilih untuk diam.
"Kau bisa menganggap apapun, ucapan permintaan maaf sekalipun. Atau akting bodoh, kau juga boleh menganggapnya begitu."Taehyung tersenyum tipis kemudian kembali menjalankan mobilnya. Jungkook hanya diam, menatap Taehyung dari belakang, ia tahu bahwa sang kakak tengah menangis dalam diam.
Tapi wajah Jungkook tetap sama, datar tanpa ada senyuman ataupun tatapan binar mata seperti beberapa bulan lalu.Karena memaafkan untuk kesekian kalinya sedikit sulit, mungkin untuk sekali ataupun dua kali termasuk mudah. Hanya saja berulang kali memaafkan cukup sulit Jungkook lakukan.
Haii...
Semoga kalian masih mau membaca ceritaku, sebentar lagi aku publish chapter 37.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Brother✔[REVISI]
Novela Juvenil[COMPLETE] Bukan berarti memiliki saudara kembar memiliki sifat dan kepribadian yang sama. Kim Jungkook dan Kim Junghyun berbeda, meski wajah mereka sama. Tapi dari fisik hingga perasaan mereka berbeda, hanya Kim Taehyung--sang kakak yang melihat ha...