1

4.8K 470 47
                                    

"Tolong aku!"

Seorang bocah laki-laki dengan surai sewarna buah persik itu terus berlari tanpa tahu arah. Berusaha menghindar sejauh mungkin dari makhluk mengerikan yang masih terus mengejarnya sedari tadi hingga saat ini.

"Mau lari kemana kau bocah?" Ucap makhluk mengerikan itu. Suaranya yang besar menggelegar sampai ke penjuru hutan.

"Tolong!"

Bocah laki-laki tersebut masih tetap berusaha untuk membawa kaki kecilnya berlari menyusuri hutan. Dalam hatinya ia berharap seseorang yang baik hati menemukan dirinya dan menolongnya dari makhluk mengerikan itu.

"Kau tidak akan bisa lari dariku bocah kecil." Ucap si makhluk mengerikan itu lagi. Suaranya benar-benar membuat si bocah laki-laki ketakutan.

"Ku-ku mohon, si-siapa pun tolonglah aku."

Duk.

"Ittai."

Karena ketakutan bocah tersebut tidak melihat pijakan kakinya saat berlari. Kaki kecilnya tersandung batu yang mencuat dari tanah, sehingga si bocah harus terjatuh keras di atas permukaan tanah tersebut dengan posisi tengkurap.

Celananya yang lusuh robek dibagian lutut dan membuat lututnya berdarah. Rasanya perih, tetapi ia tidak boleh berhenti disini. Karena kini makhluk mengerikan itu sudah berada tepat di depannya. Mengapit dagu si bocah menggunakan jari-jarinya. Kuku makhluk itu panjang dan sedikit menggores wajah si bocah.

"Sudah kubilang kau tidak akan bisa lari dariku bocah kecil." Ujarnya.

"Ku mohon. Jangan makan aku." Pinta sang bocah laki-laki.

"Sayang sekali. Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu itu bocah kecil. Kalau kau mau tahu, aku baru saja menjadi iblis kemarin dan aku belum memakan satu manusia pun sampai saat ini." Makhluk mengerikan yang ternyata merupakan iblis itu bercerita tentang dirinya yang baru menjadi iblis.

'Sayang sekali juga aku tidak membutuhkan ceritamu yang tidak berguna itu.' Batin si bocah laki-laki.

Memanfaatkan kelengahan iblis yang ada di depannya, bocah tersebut diam-diam menjulurkan tangan kebelakang tubuhnya untuk mengambil batu yang kebetulan berada dibelakang punggungnya.

"Jika aku memakan bocah sepertimu ini, pasti akan memberikanku banyak nutrisi dan tenaga."

"Tentu saja."

Buk.

Bersamaan dengan suara yang keluar si bocah melemparkan batu yang lumayan besar kearah wajah iblis itu sehingga wajah iblis tersebut terpental dan tangan yang mengapit dagu si bocah terlepas.

Dengan segera bocah laki-laki itu bangkit dan berlari lagi menjauh dari si iblis yang sedang kesakitan. Mengabaikan rasa perih yang masih mendera lututnya, bocah itu terus berlari.

"Dasar bocah sialan." Umpat iblis tersebut.

"Kurang ajar. Akan aku bunuh kau."

Iblis itu bangkit dari duduknya dan kini ia berlari sekuat tenaga untuk mengejar bocah yang menjadi targetnya.

"Kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi bocah kurang ajar." Iblis tersebut menampakkan seringaiannya yang sangat menyeramkan.

"TOLOOOOOONG!" Teriak si bocah laki-laki.

"Jika kau mau berhenti akan kupastikan aku tidak akan menyakitimu. Dan aku akan langsung membunuhmu." Iblis itu tampak ingin membujuk si bocah yang masih terus belari kencang.

"Ku mohon, siapa pun tolonglah aku."

Tapi, bocah tersebut tidak menghiraukan bujukannya dan tetap berlari. Hal itu membuat sang iblis menjadi marah.

"Baiklah jika itu maumu bocah kecil sialan."

Iblis tersebut mempercepat larinya. Dan saat ia sudah dekat dengan si bocah, iblis itu menggunakan kukunya yang panjang untuk mencakar punggung si bocah yang tertutup oleh kimono. Punggung kecil itu robek dan mengeluarkan banyak darah segar.

"Akkhh."

Bocah laki-laki tersebut terjatuh dan merintih kesakitan. Air matanya keluar dan ia pun menangis. Luka cakar itu terasa sangat sakit dan lebih perih dari luka di lututnya. Apa lagi ditambah dengan angin malam yang dingin, menambah sakit lukanya.

"Sekarang kau tidak bisa lari lagi."

Si iblis berjalan mendekat. Bocah laki-laki sudah tidak kuat untuk berdiri karena sakit di punggungnya. Hey, dia hanyalah seorang bocah kecil. Ia tidak sanggup menahan rasa sakit yang begitu luar biasa. Belum lagi darah yang keluar dari punggungnya yang terluka itu sangat banyak. Mungkin ia akan mati saat ini juga di tangan iblis ini.

"Ku mohon siapa pun, seseorang tolonglah aku. Hikss. Hiks."

Namun ditengah tangis keputusasaan itu, dirinya masih berharap ada seseorang yang datang untuk menolongnya.

“Berhenti disana.”

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Kindness of a Demon ; Sabito x Reader [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang