10

2K 321 87
                                    

[Name] dan Muzan kembali lagi ke tempat bocah bernama Rui tinggal. Menampakkan diri di depan bocah yang sedang termangu di teras rumahnya sambil memainkan jaring laba-laba dikedua tangan.

[Name] melihat perubahan pada bocah tersebut. Rambutnya yang semula berwarna hitam legam kini berubah menjadi putih bersih. Kimono biru lautnya terganti oleh kimono putih dengan motif jaring laba-laba hampir diseluruh bagian. Manik matanya sudah tidak lagi berwarna biru seperti yang ia lihat dulu.

Tidak hanya itu.

[Name] juga melihat pemandangan yang mengerikan untuk dilihat oleh manusia. Dimana dua orang tergeletak bersimbah darah di dalam rumah. Seorang pria dan wanita. Mereka sudah mati. Dan kemungkinan besar yang membunuh mereka adalah Rui sendiri. Itu pasti orang tuanya Rui.

Bocah tersebut menatap kosong kearah [Name]. Sedang Muzan berjalan mendekatinya dan berdiri di depan Rui.

"Ternyata kau bisa beradaptasi dengan baik. Diluar dugaanku."

Rui hanya menolehkan kepala memandang pria iblis dewasa yang tengah berbicara dengannya. Manik mata anak itu kelihatan kosong. Seolah tidak ada jiwa yang bersemayam didalam tubuhnya.

"Jika kau ingin, aku bisa memberikan kekuatan yang lebih dari ini padamu." Rui masih diam memandang.

"Jadilah salah satu dari 12 Kizuki, maka kau akan mendapatkan banyak kekuatan." Muzan mengulurkan tangannya seakan mengajak bocah tersebut.

"Kalau aku berhasil, apakah kau akan memperbolehkanku untuk memiliki keluarga baru?" Tanya Rui. Bocah itu masih memberikan pandangan kekosongan.

'Keluarga katanya?' [Name] tersenyum sinis. Ia tahu kalau tidak akan mungkin ada iblis yang bisa hidup bersama, apalagi berkeluarga. Itu sangat mustahil.

"Tentu saja."

Muzan mulai berjalan masuk ke dalam rumah Rui. Mendekati kedua orang tua Rui yang sudah tiada.

"Bahkan aku memperbolehkanmu untuk memberikan darahmu pada 'keluarga barumu' nanti."

Sambil berkata pria itu mengambil darah kedua orang yang sudah mati tersebut. Memasukkannya kedalam lima buah botol kecil. Rui dan [Name] hanya memperhatikannya saja.

"Hadiah untukmu."

Botol-botol kecil itu diberikan pada [Name] dan gadis tersebut menerimanya dengan senang hati. Ia mengenggam botol kecil berisi darah manusia dikedua tangannya.

"Apa aku boleh menjadikan dia sebagai kakakku dikeluarga baru nanti?" Rui menunjuk [Name].

Muzan tersenyum. "Maaf saja. Tapi, dia adalah aset berhargaku. Kau tidak boleh menjadikannya kakakmu." Kemudian jalan melewati Rui.

"Aku akan menunggu sampai kau menjadi 12 Kizuki."

Setelah itu Muzan dan [Name] berjalan meninggalkan kediaman Rui. Gadis iblis memperhatikan lima botol kecil berisi cairan darah dalam genggamannya itu seraya kaki membawanya melangkah mengikuti Muzan.

"Itu cukup untuk lima bulan lebih." Ucap Muzan.

"Saya hanya heran, kenapa anak kecil sepertinya tega membunuh kedua orang tuanya sendiri." Kata-kata [Name] membuat Muzan mendengus.

"Itu yang harus dia lakukan jika ingin mendapat kekuatan."

'Tapi, itu terlalu kejam.' Batin [Name]. 'Dia tidak akan bisa mendapatkan keluarga pengganti kedua orang tuanya. Tidak akan pernah.'

"Kau merasa kasihan pada kedua orang tua bocah itu?" Tanya Muzan saat menyadari ekspresi [Name] berubah.

"Bukan hanya pada kedua orang tuanya. Tapi pada anak itu juga."

Muzan melirik gadis iblis dari ekor matanya. "Aku selalu tertarik dengan kejujuranmu itu." Ujarnya.

"Terimakasih."

Muzan tersenyum miring. Gadis ini memang selalu membuat dirinya tertarik. Gadis yang terlalu unik untuk dikatakan sebagai seorang iblis.

Ia selalu mengerjakan tugasnya tanpa bantahan, meski Muzan tahu kalau gadis itu sangat berat hati melakukannya. Ia tidak pernah memberontak meski tahu hal yang ia lakukan adalah hal yang sebenarnya tidak diinginkannya.

Selama hidup menjadi iblis, [Name] tidak pernah menyakiti dan memakan seorang manusia pun. Maka dari itu ia lebih lemah dari iblis kebanyakan. Gadis ini mudah menaruh simpati pada manusia. Daripada ikut campur kegiatan Muzan saat memakan manusia, [Name] lebih memilih untuk diam seolah tidak melihat apapun.

Ia tidak pernah berkata bohong pada Muzan. Dan daripada berbohong, [Name] lebih memilih untuk membungkam mulutnya rapat-rapat. Tidak akan mau untuk menjawab meski disiksa sekalipun.

Ia selalu merasa kasihan pada manusia yang sudah mati tapi tetap mau meminum darah mereka. Hanya meminum darah saja, tidak dengan memakan dagingnya. Walau Muzan memaksa bahkan menyumpal mulut [Name] dengan daging manusia sekalipun, gadis tersebut tetap tidak akan memakannya. Dan itu sudah pernah ia lakukan dulu.

"Anda ingin mengganti iblis tatami dengan Rui, Muzan-sama?" [Name] memandang punggung tegap Muzan yang berjalan di depannya.

"Kau selalu bisa menebak dengan tepat." Jawab Muzan.

Satu hal lagi yang membuat seorang Kibutsuji Muzan tertarik pada gadis setengah manusia di belakangnya, gadis itu terlalu pintar untuk menebak segala hal yang Muzan rencanakan.

"Kenapa?"

"Karena dia terlalu lemah untuk menjadi salah satu dari 6 anggota Kizuki tingkat bawah." Jawab Muzan santai.

[Name] tidak lanjut bertanya. 'Semudah itu dia mengatakannya lemah. Bahkan aku saja tak cukup kuat dari iblis tatami itu.' Pikirnya.

[Name] tidak perlu khawatir kalau Muzan akan membaca pikirannya. Karena pria itu tidak akan bisa membacanya. Sebab [Name] bukanlah iblis buatan Muzan. Hanya iblis buatan Kibutsuji Muzan saja yang bisa ia baca pikirannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Ada yang tau hubungan kalian dengan paman Muzan apa?

Jangan lupa vote dan komennya :)

Kindness of a Demon ; Sabito x Reader [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang