38

1.3K 236 28
                                    

"Tamayo-san."

Semua orang yang berada dalam ruangan itu menatap [Name] yang kini sedang berdiri di ambang pintu. Tamayo tersenyum dan menepuk-nepuk lantai di sampingnya.

"Siapa iblis satu ini?" Tengen bertanya entah ditujukan pada siapa. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaannya.

[Name] dengan santai masuk ke dalam ruangan yang terdiri dari tiga orang manusia, diantaranya adalah pria dewasa. Dan dua orang iblis, Tamayo sendiri serta Kamado Nezuko, adik dari Kamado Tanjirou.

"Hisashiburi Urokodaki-san." Sapa [Name] pada pria dewasa yang duduk di samping Nezuko.

"Hisashiburi [Name]." Balas Urokodaki.

Tengen dan seorang pria dewasa yang duduk di sebelahnya saling menatap. Tengen yang mempunyai indra pendengaran yang tajam tahu kalau suara [Name] adalah suara yang berbeda. Suaranya bukan suara iblis biasa atau juga suara iblis Kizuki. Suaranya berada dilevel yang berbeda.

Pria di sebelah Tengen yang merupakan ayah dari mendiang pilar api sekaligus mantan pilar api, Rengoku Shinjurou, memandang heran [Name]. 'Siapa gadis ini? Kenapa mereka berdua terlihat saling mengenal dengannya?' Tanya hati Shinjurou.

Seolah tahu isi pemikiran dua pria manusia dewasa tersebut, dengan sangat tenang [Name] berkata, "Namaku adalah [Name]. Aku tangan kanan pertamanya Kibutsuji Muzan. Yoroshiku."

Tengen dan Shinjurou membulatkan mata. 'Pantas saja suaranya berbeda dari suara iblis yang biasa kudengar.' Batin Tengen.

Shinjurou terlihat tidak senang dengan kedatangan [Name]. Gadis itu adalah musuh mereka dan Tamayo serta Urokodaki, tidak ada satu pun yang berniat ingin mengusirnya. Mereka tampak tenang meski tahu [Name] adalah tangan kanan Kibutsuji Muzan.

Lain halnya dengan Tengen. Ia terlihat biasa-biasa saja saat tahu kalau [Name] merupakan tangan kanan Muzan. Pendengarannya yang tajam memberitahu Tengen kalau gadis iblis di depannya ini tidak berniat jahat pada mereka semua.

"Lalu, apa yang tangan kanan Kibutsuji Muzan lakukan disini?" Tanya Shinjurou penuh selidik.

"Aku ingin meminta bantuannya Tamayo-san." Jawab [Name].

"Bantuan apa?" Sahut Tengen.

Sesaat [Name] tersenyum. "Bantuan untuk mengubahku menjadi manusia kembali."

Tengen, Shinjurou, bahkan Urokodaki terkejut mendengar maksud kedatangan gadis itu. Sedang Nezuko hanya melihat-lihat saja dan tidak tahu apa yang sedang orang-orang disekitarnya bicarakan. Tamayo tidak berbicara dari tadi. Ia tentunya sudah tahu alasan [Name] datang ke tempatnya.

"Apa maksudmu?!" Shinjurou mengebrak meja yang memisahkannya [Name].

"Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin jadi manusia. Itu saja." [Name] masih terlihat tenang.

"Tidak." Bantah Tengen.

"Ada sesuatu yang kau sembunyikan. Maksud perkataanmu itu lebih dari yang kau  katakan." Ucap lelaki dengan helain keperakan tersebut.

[Name] sejenak memandang Urokodaki dan kembali tersenyum. "Alasanku jadi manusia lagi karena aku ingin bersama dengan salah satu muridnya Urokodaki-san."

Kedua pria dewasa kini memandang Urokodaki. Lalu kembali lagi memandang [Name] dengan penuh tanda tanya. Gadis itu mengangkat kedua tangannya.

"Ini alasan yang lebih pribadi. Bisakah kalian tidak mencoba untuk bertanya lebih lanjut lagi? Aku tidak ingin membunuh kalian. Aku serius." Ujar [Name].

Tengen diam untuk beberapa saat begitu pula dengan Shinjurou. [Name] menurunkan tangannya. Dilihatnya Tamayo yang sedari tadi diam, mulai menyuntikkan cairan obat pada Nezuko. Tanpa banyak bertanya [Name] sudah tahu cairan apa itu.

Si gadis iblis menatap gantian dua pria dewasa di depannya. Kemudian memberitahu hal yang membuat kedua pria itu tidak percaya.

"Kalian tidak perlu takut. Aku berada dipihak kalian." Kata [Name].

Tengen duluan yang membalas. "Tapi, kau adalah tangan kanan Kibutsuji Muzan." Ucapnya tak percaya.

"Iya, itu benar."

"Lalu, kenapa kau bilang berada dipihak kami?" Tanya Shinjurou. Pria itu tidak mengerti dengan maksud dari perkataan [Name].

"Apa kalian berpikir aku sungguhan ingin menjadi tangan kanannya Kibutsuji Muzan?"

Semua yang ada di dalam ruangan terkejut, kecuali Nezuko yang tengah tertidur akibat efek obat yang diberikan Tamayo. Bahkan Urokodaki maupun Tamayo yang telah selesai dengan kegiatannya juga ikut terkejut.

"Apa maksudnya ini, [Name]?" Ini adalah pertanyaan Tamayo.

"Maafkan aku Tamayo-san. Aku tidak pernah memberitahukan padamu tentang hal ini."

"Kalau kau sebenarnya tidak ingin menjadi tangan kanan Muzan. Lalu untuk apa kau melakukan itu?" Tanya Tengen.

[Name] menyeringai. "Aku melakukannya karena ingin balas dendam. Dia sudah membunuh ayahku."

Sekali lagi semua yang ada disana terkejut mendengar jawaban [Name]. Urokodaki jadi teringat pada saat pertama kali mengintrogasi [Name]. Gadis itu pernah berkata kalau ia diubah menjadi iblis oleh ayahnya.

'Ada yang aneh.' Pikir Urokodaki.

"Kibutsuji Muzan yang membunuh ayahmu?" Urokodaki akhirnya angkat bicara.

"Ya."

"Ayahmu yang mengubahmu menjadi iblis?" Tanya Urokodaki lagi. Semuanya kini menatap heran pria paruh baya itu.

"Ya."

"Tunggu." Sela Tengen.

"Ayahmu yang telah mengubahmu menjadi iblis?" Tanya Tengen.

"Lebih tepatnya setengah iblis."

"Apa-apaan maksud semua ini?!" Untuk yang kedua kalinya Shinjurou mengebrak meja. Ia tidak tahan dengan pembicaraan penuh tanda tanya mereka. Semuanya sangat membingungkan bagi Shinjurou.

"Bisa kau jelaskan saja langsung." Pinta Shinjurou.

"Akan aku jelaskan." [Name] merapikan jepitan rambutnya yang sedikit turun.

"Singkatnya aku adalah anak dari orang yang telah menjadikan Kibutsuji Muzan sebagai iblis." Baik Tengen, Shinjurou, bahkan Tamayo, mereka semua terkejut. Urokodaki pun sama terkejutnya dengan mereka.

"Kibutsuji Muzan adalah orang yang telah membunuh ayahku." Sambung [Name]. Semuanya menyimak perkataan gadis iblis tersebut.

"Aku menjadi tangan kanannya karena ingin balas dendam atas kematian ayahku. Aku menjadi perantaranya menciptakan banyak iblis." Shinjurou dan Tengen sangat marah. Tapi berusaha mereka tahan.

"Itu aku lakukan agar pemburu iblis terbentuk. Aku sadar aku sendiri tidak akan bisa memusnahkan Muzan yang sangat kuat itu." Lanjut [Name]. Ia memperhatikan semua orang yang tidak ada niatan untuk menyela perkataannya. Atau niatan untuk bertanya lagi.

"Dan aku sudah sangat menunggu hari ini. Selama ribuan tahun aku mencoba bertahan hidup dengan tekanan yang mengerikan di samping Muzan, aku menunggu malam ini."

[Name] tersenyum penuh kemenangan. Seringai tipis pun tak luput dari senyumannya.

"Malam ini, dalam waktu kurang lebih 10 menit lagi. Kibutsuji Muzan akan menyerang markas umum pemburu iblis."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Kindness of a Demon ; Sabito x Reader [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang