40 [END]

2.2K 262 125
                                    

Sabito terbangun. Tubuhnya ditimpa oleh banyak kayu. Rasanya sangat sakit namun Sabito abaikan. Dilihatnya tempat sekitar.

"Ini di permukiman?" Tanya Sabito seorang diri.

Sabito ingat. Selesai beristirahat sebentar setelah pertarungannya melawan Akaza, Sabito bersama Giyuu dan Tanjirou melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat Muzan. Namun tiba-tiba saja dlia terpisah dari dua orang itu.

Sabito yang sendirian mencari jalan keluar. Tapi bukan jalan keluar yang ditemukannya, melainkan ruangan tempatnya berada terus berpindah. Sabito yang tidak sempat memijakkan kakinya di atas lantai, harus terjatuh terus-menerus. Lalu, dimensi itu runtuh. Dan Sabito terjatuh dengan keras di permukaan tanah dengan tubuh yang tertimpa reruntuhan.

"Iblisnya." Ucap Sabito. Dengan cepat ia bangkit dan berlari. Mencari tempat teman-temannya yang lain berada.

Saat sampai ke tempat dimana para pilar bertarung melawan Muzan, tubuh Sabito tiba-tiba saja terlempar jauh bersamaan dengan tubuh pilar yang lain. Sabito terkena serangan yang sangat kuat dari tentakel di punggung Muzan.

Sabito terlempar sampai ke salah satu rumah penduduk. Tembok kayu hancur ketika tubuh Sabito dengan keras mendarat disana. Sabito yang baru saja sadar, kembali tidak sadarkan diri lagi.

Tanjirou yang Muzan kira akan mati pun bangkit kembali. Tanjirou bersama pilar yang lainnya dibantu oleh teman-teman satu angkatan Tanjirou melawan Muzan. Mereka semua berhasil mengalahkan Muzan sampai saat matahari terbit. Namun bayarannya, 3 orang pilar meninggal dan Tanjirou berubah menjadi iblis.

••••••••••

"Hah. Hah. Hah." [Name] mengatur nafasnya yang terengah-engah akibat berlari.

"Apa yang sudah terjadi disini?" Tanya [Name] pada diri sendiri. Apa yang dilihat matanya sekarang adalah pemandangan yang sangat berantakan. Bangunan yang rubuh serta mayat pemburu iblis banyak yang bergelimpangan.

Gadis itu menolehkan kepalanya ke kanan dan menemukan Sabito tengah tak sadarkan diri. [Name] langsung menghampiri Sabito. Duduk lalu menepuk pelan wajah Sabito seraya memanggil namanya.

"Sabito. Hei, Sabito." Mata Sabito terbuka perlahan.

"[Name]." Sahutnya.

"Syukurlah kau masih hidup, Sabito." Sebentar [Name] memeluk Sabito kemudian melepaskannya. "Apa yang sudah terjadi?"

Sabito mencoba untuk duduk dibantu oleh [Name]. "Dimensinya menghilang." [Name] mengangguk beberapa kali. "Ketika aku ingin mencari Giyuu dan Tanjirou tiba-tiba aku terdorong oleh sesuatu. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi." Jelas Sabito.

[Name] berdiri. Sabito menarik ujung lengan kimono yang dipakai [Name]. "Kau mau kemana?" Tanya Sabito.

"Aku akan ke tempat Tanjirou. Tunggu saja aku disini. Jangan kemana-mana ya."

Selanjutnya gadis itu pergi. Sabito mencium bau yang sangat dikenalinya menguar dari tubuh [Name].

Itu adalah bau seorang manusia.

••••••••••

Parah adalah kondisi yang dapat menggambarkan apa yang sekarang [Name] lihat. Tanjirou ternyata telah berubah menjadi iblis dan mengamuk. Ada dua orang yang [Name] kira seumuran dengan Tanjirou sedang berusaha menghentikannya. Ada juga Nezuko yang memeluk erat tubuh Tanjirou dari depan.

Manik mata [Name] kebetulan bertatapan dengan Giyuu yang berada tidak jauh dari tempatnya. "Apa yang kau lakukan disini, Nona iblis?"

[Name] tersenyum miring. "Sekarang giliranku untuk membantu kalian para manusia. Dan jangan panggil aku dengan sebutan 'Nona Iblis' lagi." Jawab [Name].

Kindness of a Demon ; Sabito x Reader [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang