24

1.7K 280 10
                                    

Dua tahun sudah perjumpaan Sabito dan [Name]. Hubungan mereka semakin lama semakin dekat. Bukan sebagai pasangan atau kekasih, tetapi sebagai sahabat, menurut Sabito dan [Name]. Namun, menurut Giyuu yang suka mengganggu kebersamaan mereka berdua, mereka hanyalah teman biasa.

Sabito sudah membawa [Name] untuk mengambil kembali pedangnya yang Sabito titipkan pada Urokodaki. Saat ada waktu luang, sesekali [Name] akan meminta untuk diajarkan ilmu berpedang oleh Sabito. Si gadis iblis menolak untuk mempelajari teknik pernapasan air yang dimiliki Sabito.

Selama mereka bersama ini pun, [Name] tidak pernah mengganggu tugas Sabito sebagai seorang pemburu iblis. Atau mungkin ikut campur lebih dalam. Daripada itu, ia pasti akan menunggu jika ingin meminta sesuatu dengan Sabito, semisal saat ingin berlatih pedang.

[Name] masih tetap melaksanakan tugasnya pada Muzan seperti biasa. Ia tidak memberitahukan perihal Sabito atau apa pun yang bersangkutan dengan 'aku mempunyai seorang teman'. Gadis itu benar-benar bisa menyembunyikan sesuatu hal dengan manis. Meski ia tidak tahu apakah yang disembunyikannya akan tetap tersembunyi tanpa sepengetahuan Muzan. Karena, yah, pria itu iblis yang licik dan kejam. Salah langkah saja, maka hancur sudah semua yang telah [Name] lakukan.

"Halo [Name]. Lama tidak berjumpa."

Seorang wanita cantik menyapa [Name]. [Name] duduk di hadapan wanita itu. Rambut wanita tersebut berwarna hitam digelung dengan mata ungu kehitaman yang memberikan kesan berwibawa dan lembut.

"Tumben. Ada apa kamu datang ke tempatku?" Tanya wanita itu.

"Ah. Aku kesini hanya ingin melihat keadaanmu saja, Ta-"

Sraak.

Suara pintu digeser mengalihkan fokus [Name] dan si wanita. Mereka menoleh ke arah sumber suara dan terlihatlah sepasang iblis serta seorang manusia. [Name] merasa tidak asing dengan satu-satunya manusia diantara mereka dan seorang iblis perempuan yang menggigit bambu hijau di mulutnya.

'Aku seperti pernah melihat mereka.' Dahi gadis itu berkerut.

'Aku pernah mencium bau ini.' Batin manusia tersebut yang mana merupakan seorang remaja laki-laki.

Sejenak manik mata [Name] dan remaja laki-laki berambut merah anggur yang masih berdiri di ambang pintu bertemu. Namun berikutnya, [Name] mengalihkan pandangannya pada pemuda iblis di samping remaja tersebut. Pemuda iblis itu menatap tajam [Name]. Nampak jika dirinya tidak menyukai si gadis iblis. Sementara [Name] hanya tersenyum maklum.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanyanya lebih kepada sebuah desisan.

"Halo, Yushiro. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" [Name] tidak mempedulikan tatapan tidak suka pemuda iblis bernama Yushiro itu padanya.

Yushiro melipat tangan didepan dada. Sedang dua orang di sampingnya menatap heran pada [Name] dan Yushiro. Tatapan Yushiro justru menajam.

"Kau pasti punya rencana. Apa yang-"

"Yushiro " Tegur wanita di hadapan [Name] memotong perkataan Yushiro. Mulut Yushiro langsung terbungkam hanya dengan satu kata teguran seperti itu.

"Jangan begitu pada [Name]." Ingat wanita tersebut.

"Aku hanya mewaspadainya saja, Tamayo-sama." Balas Yushiro pada wanita yang bernama Tamayo.

"Tidak ada yang perlu diwaspadai darinya, Yushiro." Tamayo tersenyum yang dibalas oleh [Name].

Yushiro membuang nafas kasar. "Dia itu, anda tahu sendiri siapa dia Tamayo-sama." Tamayo masih tersenyum.

"Tanjirou. Bawa Nezuko kesini." Tamayo memanggil remaja tersebut dan seorang iblis perempuan. Tangannya bergerak untuk mengisyaratkan mereka berdua mendekat.

'Aku ingat sekarang. Mereka adalah kakak beradik yang pernah diselamatkan oleh si tuan pilar penganggu itu. Jadi nama mereka adalah Tanjirou dan Nezuko.' [Name] memandang Tanjirou yang mengambil tempat duduk di sampingnya.

'Dia memiliki tanda di dahinya.'

"Tanjirou, Nezuko. Perkenalkan, gadis ini adalah kenalanku. Namanya [Name]." Ucap Tamayo memperkenalkan [Name].

"Yoroshiku Tanjirou, Nezuko." [Name] membungkukkan badan yang dibalas oleh Tanjirou.

"Senang bertemu dengan anda, [Name]-san." Tanjirou tersenyum.

"Panggil namaku saja sudah cukup. Tapi jika tidak mau juga tidak apa-apa. Aku tidak keberatan."

"Sebaiknya, kau jangan terlalu dekat dengannya." Ujar Yushiro yang duduk di sebelah Tamayo.

"Yushiro." Ingat Tamayo sekali lagi.

[Name] terkekeh melihat Yushiro yang terdiam seribu bahasa. Pemuda itu memang tidak pernah bisa membantah kata-kata Tamayo. Yushiro sangat menghormati Tamayo. Tentu juga sangat menyukai wanita tersebut.

Tamayo, Yushiro, dan Tanjirou berbincang-bincang. Nezuko berbaring di lantai dan itu membuat Yushiro marah lalu diberi teguran oleh Tamayo. [Name] hanya diam sambil sesekali tersenyum melihat kelakuan Nezuko yang menurutnya lucu, tapi tidak dengan Yushiro.

"Apa Tamayo-san bisa membuat Nezuko kembali menjadi manusia?"

Dari sekian banyak percakapan, hanya kalimat yang Tanjirou tanyakan barusan yang terdengar oleh telinga [Name]. Sebab gadis itu terlalu sibuk melihat Nezuko.

"Kau ingin Nezuko menjadi manusia lagi?" Tanya [Name] menyela percakapan mereka.

"Iya." Tanjirou mengangguk mantap. [Name] menatap kosong Tanjirou.

"Kau terpikirkan suatu rencana, tangan kanan-"

"Yushiro."

[Name] mengabaikan sindiran Yushiro yang hampir membuka identitasnya didepan Tanjirou yang merupakan seorang pemburu iblis sama seperti Sabito. Gadis itu menerawang jauh. Terlintas di kepalanya senyuman menenangkan Sabito.

'Apa itu bisa? Menjadi manusia lagi? Apa, memang bisa?' Pikir [Name].

"Seharusnya aku bisa. Tapi-"

[Name] tidak lagi mendengar kata-kata Tamayo. Pikirannya terbayang satu hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan oleh dirinya sendiri.

Menjadi manusia lagi, adalah hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di kepala [Name].

'Jika aku menjadi manusia lagi, aku bisa leluasa bersama Sabito dan si tuan pilar pengganggu itu tidak mungkin punya alasan untuk terus menganggu kami berdua. Tapi, itu semua tidak akan terjadi sebelum dia mati. '

Braak

Masih dengan segala pemikirannya, tiba-tiba dua buah bola temari merusak dinding rumah. Yushiro mengamankan Tamayo untuk menghindari serangan tersebut. Sedangkan Tanjirou mengamankan Nezuko.

[Name] hanya menghindar dengan mengelakkan kepalanya. Dia diam-diam memisahkan diri. Nampak dilihatnya wajah mereka terkejut mendapatkan serangan dadakan seperti tadi.

Dan di luar berdiri sepasang iblis.

Oh, [Name] akan menjauh. Ia tidak berniat untuk ikut dalam pertarungan yang sebentar lagi terjadi.

Karena biasanya tebakan gadis itu tidak pernah meleset, yang diincar oleh dua iblis tersebut adalah--

--Tanjirou.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Kindness of a Demon ; Sabito x Reader [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang