alasan ; suga x jennie (2)

794 31 1
                                    

Suga membuka perlahan pintu putih yang sekarang ada dihadapannya, pikirannya tak lepas dari kejadian kemarin disaat ia memutuskan hubungannya dengan jennie tiba - tiba.

suga melangkahkan kakinya kearah tempat tidur yang diisi oleh orang yang sedang memainkan hpnya. orang itu menoleh singkat ke arah suga lalu kembali menatap layar hpnya.

"gue udah mutusin jennie."

orang tadi menoleh, sekarang benar - benar menatap suga dengan senyum penuh.

"makasih. emang seharusnya dia buat gue bukan lo."

suga mengangguk kecil. yang ada di hadapannya bukanlah orang biasa baginya, dia sepupu suga yang umurnya tak jauh dari suga beda 1 tahun diantara mereka, dan lebih tua sepupunya itu, jimin.

"tunggu tunggu, lo gak jadiin gue sebagai alasan kalian pisah kan?"

"engga."

"lo baik banget emang."

sepupunya sudah lama menyukai jennie, tetapi ia tidak terlalu berani mendekati jennie, dia hanya menyukainya dalam diam dan tak lama suga memilikinya. memiliki orang yang selama ini dia cintai. dia seperti orang depresi dan sakit seperti sekarang, itulah alasan suga merelakan jennie demi jimin.

"lo jangan sakit lagi. nyusahin papa mama."

"iya adikku yang baik. setelah ini doain gue buat deket sama mantan lo ya."

sungguh itu membuat hati suga seakan di timpa oleh kenyataan, dia hanya diam tak menjawab jimin. dia tahu dia harusnya bisa melupakan jennie, tapi tidak semudah itu. sekarang di pikiran suga hanyalah bagaimana untuk membuat jennie jauh dari hidupnya, agar suga bisa lebih cepat merelakannya dengan orang lain.

"besok tolong bilang dokter, gue udah mendingan. jadi pulangin gue, suntuk gue lama - lama disini."

"iya."

"gue dm jennie langsung apa engga ya ga kira - kira?"

"terserah lo."

"jangan gitu dong, rasanya lo belum ikhlas ah ngelepas dia buat gue."

ya jelas belum lah goblok, suga hanya bergumam dalam hati seperti itu. sepupunya sudah seperti tidak ada otak bertanya seperti itu. tapi ia hanyalah diam, lagi lagi diam ditanya seperti itu.

"lusa gue langsung ngajak jennie jalan."

suga menoleh cepat kearah jimin, ia tak percaya bahwa sepupunya begitu mencintai gadisnya, ah tidak mantan gadisnya.

"jangan dulu. lo belum sepenuhnya pulih."

suga bergumam sembari membenahkan pakaian jimin, entah mengapa seorang suga bisa bersifat keibuan kepada orang yang dia sayang. dia bisa dibilang sangat sayang kepada sepupunya ini karena merasa berhutang pada keluarganya yang sudah tiada, sekarang jimin tinggal dirumah suga.

"halah. lo belum ngelepas jennie sepenuhnya makanya ngelarang gue segala alasan kesehatan gue."

"gak gitu jim, lo harus bener - bener pulih baru boleh kelayapan."

"hahaha.. iya ibu."

suga memutar bola matanya, entah mengapa ia sangat sayang kepada sepupunya yang begitu menyebalkan.

-------

"non.. makan siang dulu non disuruh bunda kebawah."

dari kemarin malam jennie hanya menenggelamkan wajahnya di bantal menumpahkan tangisnya tanpa henti, tidak makan hanya minum sisa minum yang ada di meja riasnya. sudah beberapa kali pembantu rumahnya memanggil, bahkan mengancamnya jika tidak keluar, tetapi tetap tidak ada jawaban dari gadis itu.

pembantu jennie memutuskan untuk pergi kebawah dan melaporkan kepada bunda jennie, bahwa jennie tidak juga membukakan pintu kamar hingga saat ini. bundanya geram dan menghampirinya sendiri.

"jen. ayo makan. kamu tuh bukan anak kecil lagi yang harus di ingatkan."

tidak ada jawaban.

"jen, bunda beneran bakal marah sama kamu ya."

perlahan pintu kamar terbuka menampakkan jennie yang tampak sangat kacau dengan penampilan rambut yang berantakan dan mata bengkak.

"bundaa..."

jennie langsung memeluk bundanya dan menangis kembali dipelukan bundanya. bundanya mengerti apa maksud anaknya itu, ia mencoba menenangkan dan membiarkan jennie menangis di pelukannya terlebih dahulu sebelum ia menjelaskan apa yang terjadi.

bunda jennie mengelus pelan rambut anaknya itu.

"suga pasti punya alasan kenapa mutusin kamu jen. bunda tau dia, dia anak yang gak bakal lari dari masalah, suatu saat dia bakal jelasin ke kamu akan itu sayang, sabar ya."

"sekenal itu ya bunda sama suga?"

bunda jennie mengangguk dan tersenyum.

"iya. kan dulu mamanya suga temenan dekeett banget sama bunda, dari kecil itu anak udah keliatan kok sifat - sifatnya. mirip sekali dengan papanya dia, orangnya dingin gak banyak bicara, tapi bakal bawel sama orang yang dia sayang. tenang aja bunda yakin suga bakal jelasin semua, kamu jangan benci dia ya jen. jadiin pelajaran. "

"iya bunda.."

"yaudah yuk sekarang kita turun makan, dari kemarin kamu belum makan."

jennie mengangguk dan tersenyum, ia berfikir. ternyata bundanya lebih mengenal suga ketimbang dia, dia harus coba meyakinkan hatinya untuk segera melupakan suga dan merelakan lelaki itu pergi.

To Be Continued

KAMBEK LAGI, TETAP JADI READERS SETIA AKU YAA EHE.
BTW THANKYOU YANG UDAH REQUEST NANTI DIBIKIN, TUNGGU YA❤️
STAYSAFE GAIS LOVE YOU😘

Bts x BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang