Waktu menunjukkan pukul dua dini hari dan sudah lebih dari tiga kali Jisu terbangun di tengah malam. Gadis itu merasa hawa kamarnya sangat terasa panas walaupun ia sudah menyalakan pendingin ruangan dengan tingkat terdingin. Kepalanya berdenyut hebat dan gadis itu tidak tahu apa penyebabnya.
Mungkin dirinya hanya kelelahan.
Ia berkali-kali membuka ponselnya, memastikan apakah Yeji sudah membalas pesannya atau belum. Namun hasilnya masih sama. Yang gadis itu dapatkan hanyalah puluhan pesan dari Soobin yang belum ia baca sama sekali.
Lama-lama Jisu merasa muak.
Soobin memang tipenya, laki-laki baik, bertubuh tinggi dan juga pintar, bahkan mungkin keluarganya juga akan menyukai Soobin. Namun gadis itu merasa Soobin terlalu berlebihan saat menjalani hubungan dengannya yang masih dalam tahap 'pdkt'.
Beberapa jam lalu, Jisu sudah mendapat kabar dari teman kampusnya bahwa anggota tim Baseball sedang mengadakan perjalanan liburan sebelum mereka kembali serius latihan.
Bahkan Jisu juga tahu bahwa tiap anggota boleh mengajak satu orang teman dari luar tim.
Gadis itu merasa sedikit kecewa karena Yeji sama sekali tidak bilang apapun padanya tentang hal ini. Terlebih lagi ia tidak tahu siapa yang Yeji ajak ke tempat itu kalau bukan dirinya.
Jisu merasa sedikit berlebihan namun memang hal itu yang ada dalam pikirannya saat ini.
Gadis itu berulang kali membuka ponselnya. Ia tahu bahwa kemungkinan besar Yeji tidak mendapatkan sinyal di sana, namun tidak ada salahnya berharap, kan?
Jisu melempar ponselnya ke atas kasur. Entah benda persegi itu jatuh di mana, ia seakan tidak peduli. Jisu kemudian tidur terlentang sambil menatap langit-langit kamar yang berada jauh di atas kepalanya. Tubuhnya sangat tidak bisa diajak berkompromi.
Ia merasa dirinya akan jatuh sakit namun tubuhnya tidak bisa diajak beristirahat. Setidaknya ia hanya butuh tidur tanpa terbangun lagi hingga pagi hari tiba.
Jisu memejamkan matanya, meredam rasa sakit yang terasa semakin menyebar di kepalanya.
Beberapa anggota tim duduk membentuk lingkaran dengan gelas berisi minuman keras di hadapan mereka. Sementara Yujin membacakan aturan main yang terdapat di ponselnya.
Mereka akan bermain sebuah permainan di mana ada aturan bahwa mereka diwajibkan untuk membocorkan rahasia diri sendiri. Kalau ada di antara mereka yang tidak mau, maka ia harus menenggak satu gelas penuh minuman beralkohol tersebut.
Yeji ada di sana, duduk karena paksaan dari teman-temannya yang terus-menerus membujuknya untuk ikut andil dalam permainan. Sementara Jiwon juga duduk di samping Yeji, meragukan dirinya sendiri apa ia harus ikut dalam permainan ini atau tidak.
Gadis itu sadar bahwa ia tidak memiliki kadar toleransi yang tinggi untuk alkohol, berbeda dengan Yeji. Maka dari itu Jiwon akan berusaha sebisa mungkin untuk tetap jujur selama permainan.
"Spill or drink. Where did you meet your lover?"
"Kampus!" Seulgi berteriak, sebelum melirik kekasihnya, Irene.
"SMA kali ya, lupa."
"Ayo lebih spesifik dikit dong."
"Tim baseball." Semua pandangan menoleh ke arah Jiwon, termasuk Yeji. Sementara yang ditatap kini mendadak salah tingkah.
Permainan baru saja dimulai dan Jiwon sudah membuat gempar.
"Oke kalem-kalem. Yuk lanjut!"
Yujin kembali membuka ponselnya dan permainan kembali berlanjut. Semua berjalan lancar, hanya saja Yeji menjadi yang terlalu banyak minum malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel ; yejisu [✓]
FanfictionTentang Yeji yang perlahan menyadari kalau ia jatuh cinta pada sahabatnya. [ completed story ✓ ] •gxg •yejisu!au •semi-baku