[13] Is It Allowed?

2.7K 385 59
                                    

Yeji mereganggkan kaki kanannya ke belakang kemudian mengangkat kedua tangan dengan sebuah bola kasti dalam genggamannya. Ini adalah lemparan terakhirnya dan Yeji berjanji untuk tidak membuang-buang waktu lagi.

Pluit ditiup dan detik itu juga Yeji melepaskan lemparan ke depan, di mana ada Jiwon yang bersiap menangkap.

"Bagus Ji! Dari sepuluh lemparan, cuma ini yang keliatan bagus."

Yeji tertawa, ia tahu perkataan Seulgi barusan itu bohong. Kapten timnya itu hanya ingin memberi pacuan pada sang pitcher agar Yeji berlatih lagi namun gadis itu benar-benar sudah merasa cukup untuk hari ini.

Setelah melepas sarung tangannya, Seulgi memberi isyarat agar semua anggota tim berkumpul. Berbeda dengan anggota lain yang langsung duduk mengelilingi Seulgi, Yeji malah berlari menjauh dari lapangan, menghampiri Jisu yang kini duduk di kursi penonton sembari menatapnya dengan sebotol air mineral di tangan, "Udah selesai?"

Mengangguk sebentar, Yeji meraih botol di tangan Jisu dan langsung menenggaknya habis.

Jisu terkekeh, ia tidak pernah melihat bagaimana anak-anak tim baseball berlatih dan gadis itu tidak tahu kalau olahraga lempar bola yang di simaknya ternyata selelah ini, "Haus banget?"

"Iya, makanya habis ini temenin gua ke pantai."

"Ngapain?"

"Ngabisin air laut," Yeji meletakkan botol itu di samping Jisu kemudian berlari pergi menuju teman-temannya untuk evaluasi.

Jisu menatap sahabatnya dari kejauhan, ia tahu kalau Yeji sedang berusaha melucu meskipun gadis itu sepenuhnya gagal.

"Kalian jadian?"

Menolehkan kepalanya, Jisu mendapati Chaeryeong yang baru saja menduduki bangku di atasnya, "Nggak. Ya kali Chaer."

Jisu hampir bertanya mengapa Chaeryeong ada di sini namun kembali ia urungkan. Sudah pasti Chaeryeong menunggu pacarnya dan gadis itu yang seharusnya bertanya untuk apa Jisu berada di sini. Memberi anggukan singkat, Chaeryeong memperhatikan punggung Jisu kemudian, "Yeji masih gak berani bilang ternyata."

"Bilang apa?"

Meluruskan kakinya ke depan, Chaeryeong menatap lurus ke arah kerumunan anggota baseball yang mulai pergi berhamburan dari lingkaran, "Bilang rahasia terbesarnya sama lu."

Jisu diam, ia tahu betul apa maksud Chaeryeong meskipun gadis itu berbicara secara implisit. Tangannya bergerak mengambil botol lalu memasukkannya ke dalam tas milik Yeji ketika sahabatnya itu terlihat berjalan mendekat.

"Loh ada Chaeryeong," Yeji tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah Chaeryeong dan dibalas dengan hal yang sama, "Halo, Ji."

"Lagi ngomongin apa nih?" Ryujin juga ada di sana namun gadis itu memilih untuk duduk di samping Chaeryeong dan diam. Lelah katanya.

"Ngomongin lu yang-" Chaeryeong belum selesai dengan kalimatnya, namun Jisu sudah lebih dulu menarik Yeji menjauh dari sana, "Chaer, Jin kita duluan ya. Buru-buru banget ini."

Chaeryeong diam, sama halnya dengan Ryujin yang kini menatap punggung keduanya yang mulai menjauh. Yeji terlihat memberontak dan berulang kali menoleh ke belakang, sementara Jisu terus menarik tangannya dan hal itu membuat sepasang kekasih yang sedari tadi memperhatikan mereka tertawa.

"Mereka tuh cocok ya sebenernya."

Ryujin menggeleng, "Nggak. Jisu terlalu sempurna buat Yeji, cocokan sama Ryujin."

Chaeryeong mendelik, detik berikutnya gadis itu melayangkan pukulan keras pada paha kekasihnya dan hal itu membuat tawa Ryujin pecah, "Bercanda sayang. Ampun."










Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang