[15] Playlist

2.4K 367 62
                                    

Jisu merasa kepalanya tertarik ke depan ketika Soobin mendorong tangannya untuk memperdalam ciuman mereka.

Bukan, bukan ciuman mereka. Hanya Soobin yang dengan intens melumat bibir Jisu bahkan ketika gadis itu diam mematung di tempat tanpa memberi pria itu balasan.

Tangannya terangkat, dan dengan kekuatan penuh mendorong tubuh Soobin hingga punggung pria itu menabrak pintu mobilnya sendiri.

Jisu mendongak, menatap Soobin dengan marah sebelum melayangkan satu tamparan di salah satu pipi pria itu.

"Kok lu jadi kurang ajar gini?"

Semburat merah terlihat membekas dan Soobin memegangi pipinya yang terasa terbakar. Namun tidak lama setelah itu seringai di bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman.

Detik itu juga Jisu berpikir kalau Soobin memang tidak waras.

"Maaf."

Jisu menghapus sisa Soobin dari bibirnya dengan punggung tangan, lalu mengarahkan telunjuknya ke arah pria itu mencoba memberi peringatan, "Berhenti muncul di hidup gua dan Yeji mulai sekarang."

Soobin meregangkan lehernya dengan yang senyum masih melekat di wajah tanpa membalas perkataan Jisu. Dan gadis itu dengan sangat sangat marah memutar balik badannya ke arah lain sebelum pergi meninggalkan pria itu di tempat.

"Cowo gila."






Setengah berlari, Jisu mengedarkan kepalanya ketika kakinya melangkah memasuki kantin. Matanya dengan teliti mengabsen seluruh sudut tempat itu sebelum akhirnya menemukan keberadaan Yeji di salah satu meja di sana.

Jisu memperlambat langkahnya, memperhatikan sosok sahabatnya yang duduk sambil membaca buku dari kejauhan. 

Yeji dengan kemeja hitam pendeknya memang tidak pernah mengecewakan, dan kini Jisu mengerti mengapa banyak mahasiswa yang menaruh hati pada gadis itu meski Yeji sendiri tidak pernah menyadarinya.

Jisu semakin mengikis jarak di antara mereka namun Yeji masih tidak menyadari kehadiran sahabatnya itu.

Dan ketika Jisu sudah ada di ujung meja, Yeji mengangkat kepalanya secara tiba-tiba, menatap gadis itu tepat di mata seakan tahu kalau Jisu sudah datang.

Mendadak, Jisu merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Udah?" Yeji menegakkan tubuhnya, gadis itu menutup buku dengan satu hentakan sebelum berdiri dari kursinya.

Jisu mengangguk sebelum membantu Yeji memasukkan buku-buku yang berserakan ke dalam tasnya.

"Maaf ya lama, ada urusan dikit tadi."

Kali ini giliran Yeji yang mengangguk. Tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya dan itu membuat Yeji terlihat lebih dingin dari biasanya.

Namun Jisu tidak ingin berpikir yang macam-macam dan memilih untuk pura-pura tidak peduli.

Seperti biasa.

Keduanya berjalan menuju parkiran dengan Yeji yang sibuk dengan ponselnya dan Jisu yang berusaha menyeimbangi langkah besar sahabatnya. 

Tidak ada percakapan di antara mereka dan Jisu merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi saat itu.

"Yeji."

Tidak ada jawaban, Jisu dapat melihat Yeji yang masih sibuk dengan ponselnya.

Jisu menghela napas lalu dengan spontan menggantungkan tangannya pada lengan sahabatnya.

Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang