[2] This Fucking Feeling

3.2K 455 66
                                    

Yeji memarkirkan motornya di halaman sebuah rumah mewah sebelum dirinya melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam sana.

Langit sudah menampilkan gelapnya malam hari dan ia kini berada di dalam rumah Jisu.

Sepi, seperti biasanya.

Yeji tahu betul bahwa orang tua Jisu sedang sangat sibuk akhir-akhir ini. Rumah besar itu terasa begitu kosong karena hanya diisi oleh Jisu bersama dengan beberapa pelayan rumah, dan Yeji sesekali.

"Nona Yeji mau minum apa?"

Baru saja ingin melangkahkan kakinya menaiki tangga, gadis itu kembali terhenti.

"Oh, air putih aja, Bi. Makasih ya."

Sang pelayan mengangguk paham lalu pergi dari hadapan Yeji. Gadis berambut panjang itu melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju lantai dua.

Bagi Yeji, tidak ada yang berubah dari tampilan rumah itu. Masih terasa sama sejak dulu, hanya saja Yeji merasa rumah ini menjadi sedikit lebih mewah dari biasanya.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Yeji masuk ke dalam kamar dengan papan bertuliskan "Princess" yang tergantung di pintunya.

Dan di sanalah dia berada, kamar besar milik Jisu.

Yeji dapat melihat jelas punggung sahabatnya yang kini tertutup selimut tebal. Gadis itu membelakangi Yeji sambil terus fokus dengan laptopnya tanpa mempedulikan ada orang lain yang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.

Yeji tahu betul bahwa gadis itu memiliki banyak tugas yang menumpuk dan mengejar deadline adalah makanannya sehari-hari sebagai seorang mahasiswa komunikasi. Namun begitulah Jisu, dan Yeji tidak pernah heran dengannya.

Gadis yang baru datang itu segera membanting tubuhnya ke atas kasur tepat di samping Jisu. Hal itu menyebabkan seluruh tubuh dan peralatan Jisu berguncang. Dan detik itu juga teriakan keluar dari mulut Jisu.

"Yeji! Mau mati ya?!"

Jisu menatap marah ke arah Yeji sementara yang ditatap hanya menertawakannya.

"Mau cerita apa? cepetan gua ngantuk," Yeji menenggelamkan wajahnya ke atas bantal, bersama dengan Jisu yang kini merapihkan barang barang miliknya dari atas kasur.

Setelah menyingkirkan semua barang miliknya, Jisu kembali ke tempatnya semula. Gadis itu menatap Yeji sambil menahan senyum. Kepalanya bergerak mendekat dan kedua tangan miliknya bertenger indah pada bahu Yeji, "Lu tau gak tadiㅡ"

"Nggak."

Pukulan keras mendarat tepat di bahu Yeji. Gadis yang kini menjadi korban mengerang kesakitan.

"Dengerin dulu sih."

Yeji mengangkat kepalanya kemudian memberi sedikit usapan pada bahunya yang terasa panas, "iya iya maaf."

"Tadi Soobin nembak gua!"












"Oh, terus?"

Yeji merasa sedikit lega. Setidaknya beberapa hari terakhir Jisu tidak memiliki hubungan apapun dengan Soobin. Namun di sisi lain ia juga merasa ada sesuatu dalam dirinya yang terasa tidak nyaman setelah mendengar apa yang dikatakan Jisu.

Yeji sedikit khawatir. Entah untuk apa.

Gadis itu bertingkah aneh belakangan ini, ada perasaan lain yang sering kali muncul di dalam hati Yeji padahal ia tidak menyukai Jisu.

"Terus gua tolak."

Yeji kembali menenggelamkan kepalanya di atas bantal, senyum tipis terukir di bibirnya namun sayang Jisu tidak dapat melihat hal itu.

Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang