"Soobin?"
Pria yang kini berdiri tegap di hadapan Jisu menorehkan senyumnya dengan percaya diri, "Selamat pagi, Lia."
Pria itu memanggil Jisu dengan nama inggrisnya dan gadis itu tidak keberatan sama sekali. Karena jujur, hanya Yeji dan beberapa orang tertentuㅡtermasuk keluarganyaㅡ yang memanggilnya dengan nama lahir.
Jisu berusaha mengatur napasnya yang berantakan. Jarak dari kamarnya menuju halaman rumahnya memang tidak dekat dan Jisu merasa cukup kelelehan karena harus berlari dari sana. Namun ternyata Soobin yang datang, dan bukan Yeji.
Jisu merasa sedikit kecewa.
"Gua mau balikin ini, kayaknya ketinggalan di mobil tadi malem," Soobin merogoh kantong jaketnya sebelum mengeluarkan benda persegi panjang berwarna pink dari sana.
Jisu sedikit terkejut kemudian dengan cepat mengambil benda itu dari tangan Soobin,"Astaga. Kok gua ga sadar ninggalin ini?" Gadis itu menatap Soobin sebentar kemudian meraih pergelangan tangan pria itu dengan semangat, "Makasih banget ya. Gua kayaknya ga akan sadar kalo lu ga nganterin kesini."
Soobin tertawa, sangat lembut hingga Jisu tidak melihat adanya hal-hal kasar dalam diri pria itu.
"Gak cuma itu sih," Soobin menghentikan tawanya, lalu kembali menatap Jisu dengan serius.
"Gua kesini mau sekalian jemput lu." Soobin tersenyum, sangat manis hingga Jisu ikut mengembangkan senyumnya.
Jisu merasa Soobin memang pria yang baik dan semua perkataan Yeji tentang Soobin yang hanya menjadikannya bahan mainan tidak dapat dibuktikan. Soobin tidak akan setega itu, apalagi ketika pria itu terlihat sangat serius pada waktu ia menyatakan cintanya pada Jisu.
Yeji tidak akan tahu, karena Yeji tidak melihat semua yang terjadi pada mereka.
Yah setidaknya, untuk saat ini Jisu bisa menerima keberadaan Soobin.
"Tapi Yeji biasanya jemput gua jam segini."
Soobin mengedarkan pandangannya ke sekitar, pria itu seakan mencari keberadaan Yeji yang ia sendiri tahu bahwa tidak ada siapapun di sana kecuali mereka berdua. "Yeji kayaknya belum dateng, nanti lu telat gimana?"
Jisu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 9.40 dan kelas paginya dimulai sekitar dua puluh menit lagi.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya ragu. Jika ia ikut Soobin sekarang, ia akan merasa bersalah karena meninggalkan Yeji. Namun di sisi lain jika Jisu tetap menunggu Yeji dan ternyata gadis yang ditunggu lupa menjemputnya, ia pasti akan terlambat.
Jisu berpikir sebentar sebelum akhirnya memilih keputusan, "Soobin... Kayaknya, lu berangkat duluan aja deh."
"Kenapa? lu gak mau pergi bareng gua lagi?" Soobin melontarkan kata 'lagi' seakan mengingatkan Jisu jika mereka pernah pegi bersama.
"Bukan gitu. Tapi gua udah janji sama Yeji tadi malem."
Soobin menarik napasnya, ia ingin membujuk Jisu sedikit lebih banyak namun ia tahu di mana posisinya.
"Oh, yaudah kalo gitu."
Pria itu sadar bahwa Yeji berada satu tingkat di atasnya dan hal itu membuatnya semakin kesal.
"Maaf ya, makasih dompetnya."
Soobin tersenyum miris, ia meremas jari-jari tangannya sendiri sebelum kaki jenjangnya mundur beberapa langkah. "Iya gapapa, gua duluan ya. Jangan sampe telat."
Pria itu menepuk pelan puncak kepala Jisu beberapa kali kemudian berbalik dan pergi dari pekarangan rumah gadis itu.
Jisu dapat melihat Soobin melambaikan tangan kearahnya sebelum pria itu masuk ke dalam mobil sport miliknya dan membawa benda mahal itu pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel ; yejisu [✓]
FanfictionTentang Yeji yang perlahan menyadari kalau ia jatuh cinta pada sahabatnya. [ completed story ✓ ] •gxg •yejisu!au •semi-baku