[16] Chaos

2.5K 368 21
                                    

Hari ini adalah hari di mana turnamen baseball diadakan dan Yeji tidak pergi ke kampus bersama Jisu seperti biasa. 

Gadis itu terpaksa harus berangkat lebih pagi karena permintaan dari manajer tim mereka.

Dan di sinilah Yeji berada, di depan gedung rektorat tempat mereka berkumpul dan mengambil foto.

Ketika para anggota tim dan supporter masuk ke dalam bus setelah mengambil foto bersama, Yeji malah sibuk berdiri di samping bus dengan kepala yang bergerak kesana kemari. 

Gadis itu mencari Jisu, tentu saja.

Sudah hampir dua jam sejak Yeji datang dan seharusnya Jisu sudah ada di sini.

Padahal gadis itu bilang kalau ia ikut ambil bagian dalam tim supporter bersama Chaeryeong dan Heejin.

Sebuah hal langka memang melihat Jisu yang sangat antusias dalam bersosialisasi. Namun pagi ini, Yeji merasa kecewa karena tidak melihat tanda-tanda kalau Jisu akan datang.

"Yeji ayo berangkat."

Ryujin meneriaki dari pintu, sementara Yeji menghela napasnya dengan berat.

Ia tidak mau pergi tanpa Jisu.







Sementara itu, setelah beberapa jam berlalu.

Jisu berlari menuju halaman gedung rektorat di mana seharusnya para anggota tim dan supporter berkumpul.

Namun ketika gadis itu sampai, suasana halaman sudah terlewat sepi.

Jisu mengatur napasnya lalu mengerang frustasi. Ia memaki dirinya sendiri karena alarm yang lupa ia nyalakan semalam. Ditambah jalanan macet ibu kota menjadi penyebab utama makian yang keluar dari mulut Jisu.

"Serius ini seorang Choi Jisu ditinggal sama rombongan?"

Jisu menepi sebelum duduk di pinggiran kolam dengan raut yang terlewat frustasi.

Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, Jisu membiarkan tangannya bertumpu di atas paha.

Puluhan miss call dari Yeji tadi pagi menghiasi layar ponsel Jisu yang menyala.

Keinginannya untuk mendukung kampus dan Yeji terpaksa ia urungkan karena kebodohannya sendiri.

Jisu melirik ke arah kolam di mana terdapat air mancur kecil di sana. Ia terlihat seperti gelandangan di pantulan air dan yang ingin gadis itu lakukan hanyalah menenggelamkan dirinya sendiri ke dalam kolam.

Jisu benar-benar merasa marah, gadis itu mengerutkan bibirnya, hampir saja menangis sebelum suara mesin motor yang terdengar cukup familiar datang mendekat.

"Ngapain diem di situ?"

Jisu mengangkat kepala, mendapati Yeji duduk di atas motor dengan seragam tim dan helm yang sudah bertengger di kepalanya.

"Kok lu ada di sini?"

Yeji memberikan helm Jisu pada pemiliknya, lalu menepuk jok belakang motornya beberapa kali.

"Kita masih punya dua jam buat nyusul, ayo."

Jisu masih terpaku di tempat, sementara kepalanya kini telah dipasangi oleh Yeji.

"Jisu ayo!"

Lagi, suara Yeji yang berusaha menyadarkan Jisu membuat gadis itu mengangguk pada akhirnya. 

Jisu berdiri tanpa mengatakan apapun, lalu naik ke atas motor Yeji dengan hati-hati.


Dengan kecepatan penuh Yeji mengendarai motornya menelusuri jalanan yang ramai, sementara Jisu mengeratkan pelukannya pada pinggang Yeji. Takut kalau hidupnya akan berakhir hari ini di tangan Yeji.

Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang