[9] What if

2.4K 384 66
                                    

Yeji segera melangkahkan kakinya sesaat setelah petugas resepsionis memberi tahu arah ruangan yang ia cari.

Gadis itu menghela napas. Ransel yang ia bawa di punggung semakin menambah rasa lelahnya namun ia tidak ingin mempermasalahkan hal itu untuk saat ini.

Pikirannya kalut dan rasa khawatir tentang Jisu memenuhi kepalanya.

Dan di sini lah Yeji berada saat ini, di rumah sakit tempat Jisu dirawatㅡlagi.

Pagi tadi ia segera mengemasi barangnya setelah membaca pesan dari Yuna. Entah bagaimana caranya hingga Yeji bisa mendapat tumpangan untuk sampai di tempat ini.

Gadis itu tidak memberitahu siapapun karena pagi itu belum ada seorangpun yang bangun. Dan pada akhirnya ia hanya meninggalkan secarik kertas berisi permintaan maaf karena harus pulang lebih dulu.

Kembali ke rumah sakit, langkah Yeji berhenti didepan ruang inap VIP dan tanpa mengetuk terlebih dahulu gadis itu memilih untuk segera masuk.

Hal pertama yang Yeji lihat adalah Jisu yang tengah menonton televisi dengan selang infus di tangan kirinya.

Berbeda dari sebelumnya, tidak ada Soobin di ruangan itu dan Yeji merasa sedikit beruntung.

Jisu tidak menyadari keberadaan Yeji sebelum gadis itu lebih dulu membuka suaranya.

"Jisu lu kenapa lagi, sih?"

Jisu mengalihkan pandangannya dari televisi, kemudian menatap Yeji yang kini berdiri dengan postur tubuh yang aneh.

"Lah Ye-" ucapannya terpotong ketika Yeji berlari ke arahnya dan langsung memeluk gadis itu erat-erat.

Jisu diam mematung. Gadis itu mendadak tidak tahu bagaimana cara menanggapi Yeji, ditambah rasa terkejutnya membuat ia semakin tidak punya alasan untuk berkata-kata.

"Sorry, gua ga maksud ngacangin chat lu. Gua beneran ga ada sinyal Ji, gua kaget banget pas Yuna bilang lu masuk RS tapi gua bener-bener gabisa bales chat dia juga karena-"

"Iya gua tau, Yeji. Gapapa!"

Kini giliran Jisu yang memotong ucapan gadis itu.

Ia ingin membalas pelukan Yeji, memberi usapan kecil pada punggung sahabatnya itu namun tas besar di punggung Yeji menghalangi pergerakan tangannya.

"Lepas dulu dong itu tas lu," protes Jisu pada akhirnya.

"Lah kenapa?"

"Gua mau meluk balik."






















Yeji keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya. Gadis itu sibuk mengusap rambutnya ketika seorang perawat tengah sibuk menyiapkan makan siang Jisu.

Yeji memilih untuk tidak langsung pulang ke rumah, ia berpikir untuk menemani Jisu hingga Yuna atau siapapun datang menggantikannya.

Lagipula ia senang berada di sini. Berdua saja dengan Jisu.

"Dimakan itu, jangan diliatin aja nanti dia malu," Yeji berjalan mendekat setelah perawat meninggalkan mereka berdua di sana.

Jisu mendongakkan kepalanya, menatap gadis yang baru saja menarik kursi untuk duduk di samping ranjang, "ga nafsu, lagian gua udah sarapan kok tadi."

"Lu udah berapa kali opname deh? masih aja kayak anak kecil gini."

"Kok lu ngomong gitu sih?"

"Ya makanya makan."

"Gamau." Jisu meletakkan alat makan yang sedari tadi ia pegang ke atas meja lalu menyandarkan punggungnya pada ranjang.

Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang