Sepasang tangan melingkar di pinggangnya dan Yeji merasa perutnya sedikit ditarik ke belakang.
Jisu, gadis yang kini menyandarkan kepalanya di punggung Yeji adalah penyebab utama jantung Yeji berdebar tidak karuan.
Keduanya berada di atas motorㅡlagi, dengan jisu yang memeluk pinggang sahabatnya erat seiring kepergian mereka yang semakin jauh dari stadion.
Kabur adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keduanya. Kekalahan tim baseball, kemungkinan besar pelatih akan naik darah saat evaluasi, dan keadaan supporter yang nyaris baku hantam adalah alasan yang tepat bagi mereka untuk berada di atas motor sore itu.
Dengan tanpa tujuan, Yeji benar-benar membawa Jisu pergi dari sana kemana pun yang gadis itu inginkan.
"Ngantuk?"
Membuka kaca helmnya, Yeji menoleh ke arah Jisu ketika lampu jalan berubah menjadi merah.
"Nggak, kamu capek?"
Yeji menggeleng, kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan.
'kamu'
Sumpah demi apapun, Yeji merasa ada banyak kupu-kupu yang seakan berusaha lepas dari dalam perutnya.
Kepalanya menoleh ke bawah, mendapati lengan Jisu yang masih melingkar di sana dengan sempurna. Yeji ingin menaruh lengannya di atas sana, mengusap lembut punggung tangan Jisu sembari menunggu, namun ia tidak cukup berani untuk melakukannya.
Pipinya terasa memanas dan Yeji yakin semburat merah menghiasi wajahnya detik itu juga. Kini, yang gadis itu lakukan adalah membuang pandangannya jauh-jauh, takut-takut kalau Jisu dapat melihatnya dari kaca spion.
"Yeji."
"Hm?" Yeji menjawab tanpa menoleh, di mana Jisu dengan tiba-tiba mengangkat tangannya, menunjuk sebuah papan reklame besar di depan mereka dengan iklan sebuah festival.
"Ayo kesana."
Arah pandangan Yeji bergerak mengikuti petunjuk Jisu. Sebuah papan iklan berisi kegiatan festival bulanan di mana terdapat street food dan pesta kembang api di hari terakhir festival.
"Ini hari terakhir?" Yeji bertanya ketika matanya membaca tanggal di mana festival tiga hari itu akan berakhir.
"Wah iya kebetulan banget. Ayo kesana Ji, ya? Please..."
Lampu jalan kembali berubah jadi hijau dan Yeji kembali menjalankan motornya. Meninggalkan papan reklame di belakang sana bersamaan dengan Jisu yang kembali memeluknya erat.
"Jam enam kan acaranya? Kita masih punya dua jam buat jalan-jalan."
Yeji berbicara dengan sedikit berteriak, seperti biasa, dan Jisu mengangguk semangat.
Gadis itu tidak pernah tau bagaimana sebuah festival berlangsung, dan beruntungnya, Yeji adalah orang pertama yang akan pergi bersamanya.
Memang bukan kali pertama Yeji menjadi satu-satunya orang yang menemani Jisu dalam setiap pengalaman barunya, tapi entah mengapa Jisu tidak pernah menganggap hal itu sebagai sesuatu yang spesial.
Namun kali ini Jisu sadar,
Yeji lebih dari spesial.
Yeji memarkirkan motornya di depan sebuah toko yang cukup besar. Lalu setelah Jisu melepaskan pelukan dari pinggang sahabatnya, ia sadar kalau mereka berada tepat di depan sebuah arcade games.
Yeji membiarkan Jisu turun lebih dulu sebelum meraih tangan gadis itu dan menariknya untuk masuk ke dalam.
Suasana yang cukup ramai membuat Jisu tidak ingin berada jauh dari Yeji. Berbagai macam pikiran seketika memasuki kepalanya seperti; Itu kan bekas tangan orang, mereka jorok gak ya?, kalau ada yang ngupil terus meper gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel ; yejisu [✓]
FanfictionTentang Yeji yang perlahan menyadari kalau ia jatuh cinta pada sahabatnya. [ completed story ✓ ] •gxg •yejisu!au •semi-baku