[14] Cursing

2.5K 361 59
                                    

Jisu tertawa, sementara tubuhnya masih berbaring di atas Yeji dengan jari-jari tangan yang saling bertautan, "Saingan sama Soobin?"

Yeji mengerutkan alis sebelum gadis itu memutar bola matanya malas. Tawa Jisu masih belum berhenti dan hal itu membuat Yeji menggulingkan tubuh sahabatnya ke samping.

Jisu kembali jatuh di atas kasur, dengan Yeji yang kini menatapnya dalam posisi duduk, "Udah ah, gua mau mandi."

Yeji baru saja bangkit berdiri namun kembali terhenti ketika Jisu dengan tiba-tiba menarik pergelangan tangannya. 

Keduanya bertatapan, Jisu baru saja berhenti tertawa dan gadis itu kini sibuk menatap pergelangan tangan Yeji yang berada di depan matanya.

"Yeji..."

Jisu menggigit bibir bawahnya, sementara sahabatnya itu masih diam di tempat, menunggu.

Sebenarnya Jisu tidak masalah jika Yeji menyukai dirinya atau bila gadis itu menginginkan sesuatu yang lebih dalm konteks 'status'.

Hanya saja Jisu masih merasa ragu. Bukan pada Yeji, melainkan pada dirinya sendiri.

Jisu tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini sama halnya dengan perasaan milik Yeji atau tidak. 

Jisu tidak tahu.

Lagi, ada banyak pertimbangan di dalam kepalanya, lebih dan kurang jika ia menerima Yeji sebagai kekasih atau apapun di luar sahabat. Karena kalau boleh jujur, Jisu tidak ingin merusak pertemanannya dengan Yeji.

Mungkin jika ia menyukai sahabatnya itu kembali, kehidupan dan kebiasaan yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun akan berubah.

Ia takut jika diteruskan, mungkin hubungan percintaannya dengan Yeji suatu hari nanti akan berakhir, dan gadis itu akan kehilangan sosok Yeji setelahnya.

Jisu tidak mau.

"Gua nyaman sama kita yang sekarang."

Yeji berkedip, keringatnya turun dengan sendirinya dan ia berpikir kalau Jisu sedang berusaha menolaknya secara halus, "Oh, iya. Gapapa, gua paham kalau-"

"Bukan gitu," genggaman pada lengannya terasa semakin erat, lebih terasa seperti gadis itu sedang mencengkram pergelangan tangan Yeji. 

Namun hanya dengan cara itu Jisu berhasil menghentikan perkataan Yeji.

"Terus?" Lagi-lagi Yeji dibuat menunggu. Jisu selalu memberi jeda yang cukup panjang untuk menjawab pertanyaannya setiap kali Yeji bertanya tentang hal seperti ini, dan itu cukup untuk melatih kesabaran Yeji.

Menghela napasnya, Jisu mengumulkan keberanian untuk melanjutkan, "Gua juga sayang sama lu, Ji."

"Tapi gua masih butuh waktu," Jisu menunduk, menyembunyikan wajahnya agar Yeji tidak dapat melihat semburat merah di pipinya saat ini.

Mengendurkan cengkraman jari-jari Jisu pada lengannya, Yeji tersenyum menatap si tuan putri. Gadis itu kembali mendudukkan diri di atas kasur, sementara tangannya bergantian mengelus punggung tangan Jisu.

"Ratusan tahun juga akan gua tunggu. Just take your time."

Jisu mengangkat kepalanya, hatinya mencelos saat itu juga dan ia merasa benar-benar lega setelah mendengar pernyataan barusan.

Di waktu yang bersamaan Jisu merasa malu bukan main.

Tangannya terangkat, berusaha mengalihkan keadaan dengan berpura-pura mendorong bahu Yeji dan menyuruh gadis itu beranjak dari kasurnya, meskipun kenyataannya Jisu masih ingin sahabatnya itu ada di tempatny.

Guardian Angel ; yejisu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang