PROLOG

6K 345 125
                                    

🌻🌻🌻

"Kita hanya sebatas debit dan kredit, yang berhimpit meski amit-amit."

***

TAHUN ketiga dengan seragam putih abu tentunya menjadi awal dari mimpi besar bagi Kirana. Apalagi saat ini ia sudah mulai menyusun strategi demi masuk kampus negeri favoritnya. Nilai rapor dengan rata-rata di atas delapan juga alasan keberadaannya di jajaran kelas A, yakni 12 Akuntansi 1. Itu kabar baik, sisanya tinggal kabar buruk yang akan menguji kesabaran.

Pertama, Kirana harus berjuang mati-matian lagi untuk mempertahankan pencapaiannya agar tetap di atas rata-rata delapan. Kedua, Kirana harus siap tebal muka, hati, serta telinga dengan salah satu spesies di hadapannya ini, tentu karena posisinya sebagai sekretaris kelas.

"Nduk Singa! Nih, tugas pertama lo! Rangkum bab satu Administrasi Pajak. Ketik yang rapi hari ini juga, terus di-print buat anak sekelas! Bu.ru.an!"

Brak!

Kelas tengah ramai, tapi bunyi dari jatuhnya buku setebal tujuh senti di atas meja tak kalah keras. Pelakunya adalah si cowok berjambul dengan baju seragam setengah mencuat keluar dari celana, lengkap bersama gaya petentang-petentengnya. Seisi kelas, sih, menyebutnya Keandra.

Kirana memutar mata malas, tangannya bersidekap. "Lo tuh punya atittude nggak, sih? Heran, orang utan begini bisa-bisanya dipilih jadi ketua kelas ...," cibirnya kemudian.

"Ya gimana, sesama makhluk yang hidupnya di hutan, gue rasa ini atittude terbaik yang bisa gue pake ke lo." Si ketua kelas mengakhirinya dengan senyum menyipit yang terpaksa, lantas membalikkan badan, beranjak.

Dug!

"Sianyinggg!!" Pekikan keras itu berasal dari Keandra yang kini terduduk dengan lutut yang mencium lantai. Ia memijit lutut yang terasa begitu nyeri.

Seisi kelas mendadak hening. Menyaksikan Kirana yang melengang santai setelah menendang bagian belakang lutut Keandra. Tentu saja sebagian dari mereka tidak terkejut, karena di kelas sebelumnya sudah sangat terbiasa dengan rekam adegan tadi.

"Itu tanda setuju dari gue, Imah!"

Imah; pelesetan dari nama tengah Keandra yaitu Alkarimah.

Kalimat itu menjadi penutup seiring langkah Kirana keluar dari kelas. Hatinya bersorak gembira mendapati umpatan-umpatan dari Keandra untuknya.

Baru kali ini Kirana merasa merdeka ketika melewati koridor sekolah yang ramai. Hatinya gegap-gempita. Sepanjang langkah pun tangannya bersidekap, lengkap dengan wajah sumringah dan senyum sepuluh jari. Ia bahkan menyapa setiap gerombolan yang ada walaupun tak ada yang mengenali.

Kirana sungguh-sungguh ingin menobatkan sebagai awal semester yang menyenangkan!

"Ren, lo kebagian kelas sama cewek modelan singa yang suka ngamuk itu, ya?"

"Si Kirana-Kirana itu bukan, sih, Ren?"

"Bisa-bisanya cewek kayak gitu masuk akuntansi 1 ...."

***

HAI!
Mohon maaf untuk ketidaknyamanannya. Cerita ini dalam tahap revisi dan akan diposting secara berkala. Terima kasih sudah berkenan membaca. Vote dan comment kamu sangat berharga. 

Cerita ini tidak jauh berbeda dari versi sebelumnya, tapi beberapa alur akan dirombak. Selamat berkelana dengan beberapa tokoh baru, dengan versi Keandra-Kirana yang lebih "manis".

AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang