-Yang selalu ada untuk Kirana-
"Bagiku, kamu adalah napas, mana mungkin bisa kulepas?" -Dari aku yang mencintai kamu.
***
RASA nyeri itu merambat seiring jemari Kirana yang masih mencoba menarik Ocy agar bangkit dari serangan. Ia mengumpat pelan menyadari masih ada serangan yang harus ia tangkis. Tanpa sempat menarik Ocy, Kirana lantas menegak untuk menerima serangan dari sepuluh orang anggota Pigeon.
"Pigeon, Sialan! Lu nyerang GN jangan keroyokan dong!" Kirana mengumpat sembari memberi tendangan pada lawannya yang mulai terhuyung.
"Mau cek stamina aja sih, serangan yang kemaren nggak dibales kirain karena udah reot kayak nenek-nenek."
Itu bukan bantahan dari lawan yang sedang menyerangnya. Melainkan leader yang diketahuinya memukulkan kayu ke punggungnya tadi. Kirana menghentikan serangannya, ia berbalik untuk beradu pada cewek itu.
BUAGHH!
Tendangan dari belakang, mendarat tepat pada punggung memarnya.
"Sialan!"
Kirana mendesis sakit begitu terjerembap ke depan. Tendangan yang tak sempat ia tangkis justru mendarat pada punggungnya ketika berbalik. Rasa sakit itu berkali-kali lipat menyergapnya.
"See? Sekarang siapa yang lagi berlutut ke gua?" Leader Pigeon menundukkan wajahnya agar mendapati netra Kirana.
Tanpa memberi bantahan atas ucapan cewek itu, Kirana bangkit dan melayangkan tendangan pada perut si leader Pigeon. Menyebabkan leader itu terhuyung ke belakang. Kirana secepat mungkin membalikkan badan untuk menangkis serangan yang akan dilakukan oleh anggota Pigeon lainnya.
Hanya butuh beberapa detik sebelum suara sirine polisi sampai pada indra pendengaran mereka.
"CABUT-CABUT! BURUAN!"
Meski terhuyung, leader Pigeon memerintahkan dengan suara keras pada anggotanya yang masih bertukar tendangan kepada GN. Sebelum meninggalkan markas GN, leader Pigeon mendekat ke arah Kirana.
"Gua Jeanny, masih dengan dendam yang sama." Cewek itu membisikkannya dengan penuh tekanan.
Kirana tersenyum remeh sebelum menyikutkan lengannya hingga mengenai diafragma leader Pigeon.
Pekik sakit itu terdengar bersamaan leader Pigeon yang berlarian keluar akibat suara sirine yang semakin dekat. Puluhan motor beradu dengan suara keras untuk mencapai gas setinggi-tingginya. Namun itu hanya berlaku beberapa detik sebelum Warior membuat mereka terjatuh dari kendaraannya masing-masing.
"By, lu nggak apa-apa?" Kalion memasuki markas GN dengan sedikit berlari menuju Kirana.
Gadis itu tersenyum lebar meski saat ini rasa nyeri di punggungnya masih begitu kental.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]
Humor- Akibat terlalu pandai mendebet rasa tanpa mengkredit gengsi - Bagi Keandra, Kirana adalah poros dunianya. Induk singa tergalak dengan ucapan pedas dan tingkah abnormal cewek pada umumnya. Jika Kirana gampang baper susah peka, maka Keandra adalah p...