bagian 9 | ngedate

864 113 26
                                    

Mulmed : Bininya Keandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulmed : Bininya Keandra

"Jika kamu adalah koordinat kartesius, maka tempatmu adalah titik nol. Seberapa jauh aku pergi, padamu aku kembali."

***

"KELUAR DARI KELAS, IMAH!!"

Gelegar suara tersebut sudah biasa terdengar di seantero sekolah. Dari ruang kelas pojok kiri di lantai dua, sebuah spidol terlempar dari dalam kelas. Disusul dengan Keandra yang keluar dengan langkah terbirit-birit. Belum sempat ia berbalik, sebuah kursi justru menyusulnya akibat tendangan dari dalam kelas. Tak ada pilihan selain menahan agar kursi tersebut tidak berbenturan dengan pagar pembatas. Pintu kelas lantas bedebam karena ditutup keras oleh Kirana.

"Gue cekik sampe lo berani masuk kelas dan gangguin anak lain!" pekik Kirana dari balik pintu. "Sekali lagi ada yang ribut, gue usir dari kelas kayak Keandra!" lanjutnya.

"Gue tim lo kok, Ki."

"Gue juga."

"Aktivitas favorit gue tuh ya nyatet gini."

"Yuk, lanjut nyatet aja. Keandra mah buang aja dari kelas. Modelan orang utan gitu kenapa juga bisa masuk kelas A, sih."

"Bener, menjijikkan."

Kirana mengangguk mendengar teman-temannya berujar demikian. Kalimat-kalimat terakhir itu merupakan ujaran dari Reno dan Aldo. Namun, ia menyetujui kalimat penghianat itu. Ia lantas membuka kembali spidol yang sempat dibuat melempar Keandra.

Mata pelajaran Akuntansi Pemerintah selalu menjadi menyebalkan ketika harus terus-terusan mencatat. Ratu berulang kali menguap menyadari topik yang ditulisnya tak menarik sedikit pun. Kepalanya justru kian pening melihat sistem yang ditulis.

"Habis ini beli es coklat depan gerbang yuk, Ul." Ratu memijit pelipis dengan tangan kirinya.

Aulia yang duduk di sampingnya mengangguk setuju. "Si Kirana dibawain apa ya biar nggak meleduk?"

Ratu ikut berpikir. "Teh poci sama cimol Mang Edin?"

Kirana yang mendengar ocehan Ratu dan Aulia lantas menoleh. Ia mengedarkan tatapannya ke segala penjuru dengan begitu tajam, membunuh. Begitu bertemu pandang dengannya, dua orang itu tampak menutup mulutnya rapat-rapat. Kirana sudah hendak melemparkan petuahnya, tapi daun pintu yang dibuka lantas mengalihkan perhatian.

"Kok Keandra nggak ada, Kirana?" tanya Bu Lina yang baru saja menampakkan diri.

Kirana meringis. "Dia tadi provokasi anak kelas buat nggak nyatet, Bu. Jadi, saya suruh buat keluar kelas. Ganggu banget soalnya.

Bu Lina mengangguk paham. "Pantesan tadi saya lihat dia di kantin, lagi dapet nge-date sama anak jurusan sebelah, makanya dia kegirangan gitu meskipun diusir dari kelas." Bu Lina melempar pandangannya secara bergantian pada papan tulis dan deretan anak kelas 12 Akuntansi 1, lantas melanjutkan ucapannya. "Ya sudah, kalian lanjutkan mencatat, ya."

AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang