33 | A BEAUTIFUL MISTAKE

458 71 9
                                    

-Kirana Lionel Prakarsa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kirana Lionel Prakarsa-

"Kita berlomba-lomba menjadi kuat, sampai melupakan hati yang ingin istirahat." -Kirana's note

***

"RAN, tolong input penjualan bulan ini, ya. Nanti ada Mas Hendi dari tim marketing yang bakal bantuin." Suara Pak Alex selaku kepala bagian accounting membuyarkan lamunan Kirana.

"Oke, Pak." Kirana menyahut dengan sedikit tergagap.

"Aulia tolong buatkan SPPB¹ untuk ATK kita bulan depan. Keandra nanti turun sama Pak Johan buat lihat barang yang baru masuk, jangan lupa didata."

SPPB : Surat Permintaan Pengeluaran Barang

Kirana memandang punggung Keandra yang keluar dari sekat ruang accounting. Memasuki bulan akhir Prakerin², mereka memang jarang berinteraksi. Padahal mereka berada dalam satu ruang.

Prakerin : Praktek Kerja Industri.

Setelah ujian kenaikan kelas kemarin, mereka baru melakukan pembekalan untuk Prakerin. Jika ada yang tidak naik kelas, maka mereka tidak akan mengikuti Prakerin. Oleh sebab itu, Kirana menganggap kenaikan kelas kali ini seperti mempertaruhkan hidup dan mati.

"Alat yang udah habis apa aja, Pak?" Aulia menyodorkan kertas SPPB kosong pada Pak Alex.

"Dicek dong, Ul. Tanya sama Kirana, biasanya apa aja yang kita butuhin." Pak Alex tetap fokus pada layar monitornya.

Kirana mendekat ke arah Aulia yang jelas-jelas memberinya tatapan menghunus. Sebenarnya, ada atau tidak mereka di ruang accounting, pekerjaan tetap saja seperti melakukan pekerjaan di luar divisi. Seperti halnya Kirana yang akan menginput penjualan, padahal kan itu tugas divisi marketing.

"Lu cek aja Ul, dari tinta printer sampai kertas-kertas yang ada di sini. Trus nanti minta acc sama beberapa atasan dulu sebelum lu ke gudang." Kirana yang memberitahu lantas terpotong oleh suara ketukan pintu.

"Masuk." Pak Alex ambil suara.

Kepala Mas Hendi menyembul dari balik pintu, "Pak Alex, mau minta anak magangnya satu buat bantuin input penjualan."

"Ambil. Balikinnya harus masih gadis." Pak Alex berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.

Kirana mendengus pelan, "Teganya aku dibuang."

"Pak Alex emang jahat, Ran. Makanya pindah ke marketing aja." Mas Hendi tergelak di akhir kalimatnya.

Tanpa berpamitan, Kirana lantas keluar dari ruangan untuk membuntuti Mas Hendi. Koridor kantor cukup lengang di waktu pagi seperti ini. Apalagi sekat per divisi dibagi dengan ruangan atau per kamar.

AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang