24 (Khaisar Sadar?)

26 3 0
                                    

"Selamat pagi sayang!" Ucap Alfira saat memasuki ruang rawat Khaisar. Alfira menaruh sebucket bunga. Dan mengecup kening Khaisar.

"Pagi," Ucap Khaisar dengan mata yang masih tertutup.

Sontak Alfira kaget. Ia langsung menoleh ke arah Khaisar.

"HAH? KAMU JAWAB AKU SAR? ITU BENERAN KAMU YANG NGOMONG KAN?"

"GAK ADA ORANG DI SINI?" ITU KAMU KAN?" Alfira menoleh ke samping kanan dan kiri. Memeriksa bahwa di ruangan ini cuma ada diri nya dan Khaisar.

"Sar? Kamu udah sadar?"

"Sar kamu kok gak buka mata kamu sih kalo udah sadar?"

Alfira duduk dan memegang jemari Khaisar. Seperti biasa selalu menggenggam nya erat. Kepala nya tertunduk ke bawah. Merasa diri halu, tapi dia merasa benar mendengar suara Khaisar.

"Aku halu ya sar?" Ucap Alfira tertunduk sedih.

Tiba-tiba jemari Khaisar membalasa genggaman erat Alfira. Alfira sontak mengangkat kepala nya dan menatap pergerakan jari Khaisar.

"Kamu ngga halu," Ucap Khaisar lembut. Terdengar lemas. Alfira menoleh dan menatap Khaisar dengan tak percaya.

Khaisar sudah bangun dari tidur nya. Mata nya kini sudah terbuka. Pada saat itu Alfira menangis haru. Khaisar sadar, itu membuat hati Alfira lega. Rasanya yang ganjal itu hilang.

"Hello Alfira" Sapa Khaisar.

"Aku udah bangun," Ucap nya lagi.

"Aku seneng banget orang yang pertama aku liat itu kamu," Ucap Khaisar dan memgelus rambut Alfira.

"Sar, aku bahagia ahhh" Alfira menghapus air mata nya.

"Jangan nangis," Ucap Khaisar, lalu mengusap pipi Alfira lembut.

"Sejak kapan kamu sadar?" Tanya Alfira.

"Sejak denger suara kamu," Ucap Khaisar.

"Masa iya?"

"Iya sayang,"

"Aku kangennnn banget sama kamu!" Ucap Alfira lalu memeluk Khaisar.

"Aku sayang banget sama kamu! Cepat sembuh ya!" Bisik Alfira dalam pelukan.

Khaisar tersenyum menatap Alfira. Wanita yang sangat berarti dalam hidupnya. Wanita yang sangat ia cintai dan ia sayangi setelah ibu nya. Tak kalah dengan Alfira, Khaisar juga sangat bahagia dan bersyukur bahwa ia masih  dikasih selamat dari kecalakan maut itu. Dan lebih bersyukur karna masih bisa berada di samping wanita yang sangat ia rindukan.

"Fir, aku juga rindu!" Ucap Khaisar.

Khaisar menarik tangan Alfira dan mengecup nya lama.

"Ish ko di situ doang?"

"Ini belom," Alfira menunjuk pipi kanan kiri, hidung, kening, dan terakhir bibir.

"Ohh iyaaa, dengan senang hati nona," Ucap Khaisar. Lalu Alfira menempatkan wajahnya tepat di wajah Khaisar.

Khaisar dengan perlahan mencium pipi kanan kiri, kening, hidung, dan yang terakhir bibir Alfira. Tanpa dilepaskan Khaisar melumat bibir Alfira. Alfira dengan senang hati membalasnya.

"Terimakasih ya kamu sudah setia sama aku," Ucap Khaisar.

"Hadir nya kamu dalam hidup aku aja, aku udah bersyukur. Aku berterimakasih sama Tuhan, aku telah dipertemukan sama kamu," Ujar Alfira.

"Aku lebih bersyukur mencintai wanita yang tepat ada di depan aku ini. Wanita paling sabar yang rela nunggu aku terus," Ujar Khaisar.

Tiba-tiba Alfira tersipu malu. Pipi nya merona.  Kepala nya tertunduk malu.

Hello AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang