12 (Menghibur Abang)

25 8 0
                                    

"Kamu tahu yang terbaik buat kamu, dan sebaliknya aku juga tahu yang terbaik buat kamu. Mungkin ini sudah saatnya. Berbahagilah dengan yang baru. Tapi aku yakin tak akan ada yang lebih mencintaimu seperti aku. Dan aku tak ingin melawan takdir, jika itu berujung menyakitkan.
-Aldino-

Jakarta, 23.10

Aldino dan Aldira udah sampai dirumah mereka, pukul 11 malam lewat 10, rumah mereka sudah sepi. Alfira sudah tertidur lelap setelah mengerjakan tugasnya. Dan Bu Andara sudah tertidur dikamarnya.

"Udah pada tidur bang, aku ke kamar ya. Nite abang." Ucap Aldira menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Ya." Jawabanya singkat.

****
Alfira sudah sholat subuh, jam 05.20 didepan halaman rumah ia berolahraga kecil untuk mengeluarkan keringat tubuhnya.

Setelah olahraga, Alfira seperti biasa menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Setelah selesai Alfira menyiapkan hidangannya di meja saji, keluarga pun sudah menunggu si koki itu datang.

"Udah selesai nih, silahkan makan." Kata Alfira tersenyum.

"Makasih sayang." Kata Bu Andara.

Mereka pun menyantap makanannya,tak ada yang berbicada semua diam. Alfira pun memulai pembicaraan.

"Abang, gimana kak Sel?." Tanya Alfira.

"Hmm.. nothing dek." Jawab Aldino tersenyum miris.

"Kak Dir, coba ceritaaiin semuanta yang terjadi!" Kata Alfira bingung.

Aldira pun melirik Aldino, meminta izin, Aldino pun menanggukannya.

Aldira pun menceritakan semuanya yang terjadi, Bu Andara yang mendengarnya, ikut miris melihat nasib ananknya. Bu Andara pun memeluk Aldino.

"Sabar sayang, semua pasti ada hikmahnya kok, kamu bisa belajar dari semua ini. Bahwa jodoh udah ada yang mengatur, kamu jangan salahkan diri kamu dan jangan salahkan Sel, ya mungkin Sel memang salah, tapi kita harus menerima. Dan itu tandanya Allah tahu yang terbaik buat kamu." Papar Bu Andara.

Alfira pun tak tega dengan kakak lelakinya itu.

"Bang maafin aku ya, aku kemarin gak ikut ke Bandung." Kata Alfira.

"Iya dek gpp, abang tahu kamu banyak tugas kuliah ko." Kata Aldino tersenyum.

"Aku salut dengan abang, walaupun rapuh dan jatuh tetap saja masih bisa tersenyum, masih bisa berbagi kebahagian, dan selalu ikhlas dengan apa yang terjadi dengan abang." Batin Alfira.

"Oh ya! Fir besok or kapan-kapan kita ke Bandung atau lampung! Bener Fir kita harus sering-sering ke sana. Bagus banget pemandangannya." Kata Aldira memecah kesedihan.

"Yeah si oco. " Kata Aldino tertawa.

"Akhirnya abang tertawa juga. Dira seneng liat abang senyum gini. Ganteng banget, kalo bukan sodara sekandung, paling abang aku gebet dah ah." Batin Aldira.

Hello AlfiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang