18

873 114 8
                                    

"Aaaaaaaaaa.......!!!"

Teriakan Wonyoung pagi itu berhasil membangunkan cowok yang tidur disebelahnya.

"Berisik"

"Lo? kenapa lo ada disini?, kenapa lo tidur disamping gue, lo apain gue semalam?"

Mata Cio yang masih menyipit itu menatap Wonyoung lurus lalu kemudian cowok itu duduk, Wonyoung menggeser diri tapi akhirnya terjungkal ke lantai.

"Aduhh..." rintih gadis itu merasakan bokongnya cukup nyeri.

"Andai kemaren malam lo gak snewen karna mabuk, lo gak akan berakhir disini, satu lagi..."

Cio menggantung ucapannya lalu mendekatkan wajahnya pada Wonyoung.

"Lo harus ngucapin terima kasih ke gue karna berkat gue lo gak jadi di mangsa sama cowok PK kayak Samuel"

Mendengar perkataan Cio membuat Wonyoung bergidik ngeri lalu melihat ke tubuhnya yang masih memakai dresnya semalam, tapi ditambah jaket yang sepertinya jaket itu milik Cio.

"Ini dimana?" tanya Wonyoung mengamati sekitaran.

"Apartemen Noa"

Noa salah satu squad Cio, cuman kemaren malam cowok itu gak ikut ngumpul sama mereka karna harus nginap di rumah karna mamanya lagi sakit, karna apartemen cowok itu kosong, jadilah Cio memutuskan membawa Wonyoung ke apartemen Noa. Karna kamar di apartemen Noa cuman dua, jadilah Cio ikut tidur dikamar yang sama dengan Wonyoung. Kamar yang satu lagi adalah kamar pribadi Noa kamar itu gak boleh ditempati orang lain kecuali dirinya.

Awalnya Cio berencana tidur di sofa ruang tengah, tapi sungguh gak nyaman, akhirnya cowok itu memilih tidur disamping Wonyoung, toh apa salahnya cuman tidur bersebelahan doang gak akan ada kosekuensi hamil kan?

***

Wonyoung mengendap-ngendap masuk ke dalam rumah tapi cewek itu dikagetkan dengan kehadiran Jennie yang sudah berdiri di depan kamarnya.

"Mami!" pekik Wonyoyng kaget.

"Kamu" Jennie menunjuk putrinya itu dengan geram.

"Drimana kamu? Clubbing lagi?"

"Mi aku nginap di rumah Yujin"

"Jangan bohong"

"Aku gak bohong mami"

Jennie memperhatikan penampilan putrinya, kaos oblong berwarna hitam dengan celana trainee hitam panjang, bau maskulin dari baju itu membuat Jennie mengernyit. Jelas parfum ini bau parfum cowok.

Jennie menghusap pelipisnya kenakalan putrinya sudah gak bisa di toleran, pikiran negatif bercabang-cabang di kepalanya.

"Siapa cowok itu?"

"Hah?"

"Mami mau dia nikahin kamu"

"Mi"

"Apa?? Bawa pria itu kehadapan mami!!"

"Mi aku sama dia gak ngapa-ngapain"

Perkataan Wonyoung justru menjadi boomerang tersendiri bagi cewek itu karna itu bagai alarm untuk Jennie semakin curiga.

"Jadi benar kamu kemarin malam bersama pria"

"Mi....nggak...aa..aku..."

Plaakk

Wonyoung merasakan perih di pipi kanannya yang baru saja di tampar Jennie.

Tatapan marah Jennie membuat gadis itu ketakutan.

"Bawa pria itu ke rumah atau kamu angkat kaki dari rumah ini"







***

Haruto sedari tadi nggak sadar kalo dia lagi mandang kedepan tepat di kursi Nami, dan hal itu gak luput dari selidikan Dongpyo

"Woi kembaran Naruto lo suka ya sama Jung Nami!"

"Hah?"

"Hah hah hah, lu suka kan sama si Nami"

"Gak lah"

"Gak salah lagi"

"Nggak anjir kok lo sotoy sih?"

"Mulut lo boong mata lo gak bisa boong ye Saipudin, dari tadi lo merhatiin itu anak loh ya"

Haruto menopang dagunya dengan tangan, akhirnya cowok itu menatap Dongpyo serius.

"Menurut lo kalo gue beneran suka sama Nami wajar gak?"

"Ya wajarlah lo kan manusia biasa, lagi masa ABG lagi"

"Menurut lo antara buku dan Nami gue pilih yang mana?"

Dongpyo mengernyit mendengar pertanyaan Haruto, sumpah maksud itu pertanyaan apa sih? Otak Dongpyo gak sampe tolong.

"Gue gak ngerti hubungan Nami sama buku apa?" jawab cowok itu akhirnya apa adanya.

"Adalah" jawab Haruto santai.

"Ya hubungannya apa kampank" greget Dongpyo dengan muka nahan emosi.

"Cari sendiri lah"

"Har, gue bukannya nakutin, tapi Doyoung sama Jeongwoo kayaknya juga naksir Nami"

Perkataaan Dongpyo membuat raut wajah Haruto sedikit berubah tegang,  tapi cowok itu dengan cepat mengubahnya kembali menjadi santai.

"Masa? Tau darimana lo?"

"Penasaran ya lo?" goda Dongpyo dengan seringaian jahil.

"Gak juga"

"Ya udah"

"Song Dongpyo!"

Sentakan Haruto membuat Dongpyo gak bisa menahan senyum.

"Bener kan lo naksir sama tu anak?"

"Dong, kalo sampe gue dengar gosip-gosip kayak beginian dari mulut orang-orang gue anggap elo tersangkanya"

"Jadi beneran suka apa nggak nih?"

"Lo pikir sendiri"

"Kalo aku sih mikirnya Yes"

"Lo mikir apaan yes-yesan?"  kedatangan Doyoung membuat Haruto dan Dongpyo saling pandang.

"Gak papa kok Doy, kuy ke kantin" ajak Dongpyo yang langsung merangkul Doyoung.

"Ajakin aja tu anak makan bareng kita" kata Dongpyo bikin alis Doyoung nyatu.

"Tu anak? Anak siapa?" tanya Doyoung keheranan.

"Ntar lu juga tau"

Dongpyo menyeret Doyoung keluar dari kelas, tapi sebelumnya cowok itu mengedipkan mata pada Haruto.

Haruto menahan kesal, tapi dia kepikiran sama perkataan Dongpyo tadi.

Apa benar Doyoung sama Jeongwoo naksir Nami?

Bolehkah Haruto melanggar peraturan oma opa?

Di larang pacaran selama masih duduk di bangku pendidikan.



Tbc






Different || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang