Haruto natapin Wonyoung datar saat gadis itu menghalangi jalannya untuk keluar dari kelas, jam pulang udah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, membuat kelas sepi karna anak kelas udah pada pulang, termasuk anak piket besok yang kebanyakan kemakan motto 'piket pagi ae bisa, gk harus jam pulsek, aing sibuk. Sibuk mabar'.
Alasan Haruto telat keluar kelas dari temannya yang lain karna cowok itu baru saja menyudahi pemahannya tentang pembelajaran akuntasi hari ini. Bisa dibilang diantara semua mata pelajaran Haruto paling lemah di akuntasi, bagi Haruto akuntansi itu sulit dan membingungkan, lebih susah dipahami ketimbang Haruto memahami tentang Anatomi tubuh manusia.
"Minggir" kata cowok itu dingin dengan tatapan tajam, seakan ingin menerjang Wonyoung dari hadapannya.
Wonyoung sedikit gentar tapi gadis itu tetap memasang wajah santai.
"Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?"
Haruto memijat pangkal hidungnya kemudian menatap Wonyoung lurus-lurus.
"Jangan gila"
"Gue gak gila, gue beneran suka sama lo, dan gue mau lo jadi pacar gue"
"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Haruto nantang, yang langsung diangguki tiga kali oleh Wonyoung dengan wajah berbinar. Kalo cowok lain liat ekspresi Wonyoung barusan yang kayak anak kucing mau dikasih makan langsung gemas, Haruto malah pasang muka jijik.
"Kalo lo bisa jadi juara umum sekolah semester ini, ntah juara satu, dua, atau tiga, kita pacaran, tapi kalo gak bisa gak usah mimpi!, gue gak mau pacaran sama cewek yang modal wajah tapi begonya gak ketolongan"
Perkataan sarkas dari Haruto bikin Wonyoung ingin meledak, rasanya gadis itu ingin mencakar-cakar wajah sombong Haruto. Kalo gak ingat taruhan konyolnya dengan Yujin pasti Wonyoung sudah mencaci Haruto balik, tapi....
Ini demi lamborghini nya tersayang yang lagi jadi taruhan.
"Gimana kalo jadi juara kelas?" Wonyoung berusaha bernegoisasi.
"Ngerti bahasa manusia kan lo?"
Setelah Wonyoung sedikit lengah karna shock dengar perkataannya barusan, cowok itu langsung jalan keluar kelas, ninggalin Wonyoung sendirian.
"HARUTO ANJING!" geram gadis itu marah.
"Lu kira gua mau apa pacaran sama manusia es kayak lu? Idih gua juga ogah kali, sialan emang lu sok ganteng sok cakep, ihhhh gua benci!" Wonyoung mencak-mencak sendiri dengan mengacak rambutnya frustasi.
"Liat aja, gua jadi juara umum atau gak, gue pastiin lu bertekuk lutut ke gua"
***
Ramainya orang naik bus, bikin Haruto gak kedapatan kursi buat duduk, cowok itu terpaksa berdiri dibagian tengah, tapi seorang gadis yang berdiri agak dekat darinya dengan gerakan gak nyaman dengan terus ngatur posisi tasnya dibagian bawah roknya membuat Haruto cukup penasaran.
Gadis itu Nami, wajahnya yang pucat bikin Haruto sedikit berempati untuk menanyakan kenapa gadis itu.
"Lo kenapa?"
Suara Haruto yang tiba-tiba kedengaran ditelinganya bikin Nami tersentak, cewek yang sedari tadi sibuk dengan posisi tasnya itu sama sekali gak sadar jika ada Haruto yang sebus dengannya.
"Gak papa" jawab gadis itu mencicit.
"Muka lo pucet, lo sakit?" Haruto tempelin tangannya ke dahi Nami, bikin gadis itu kaget dengan reaksi tubuh seperti tersengat listrik.
Haruto gak lagi ngelakuin skinship romantis seperti drama kok, hanya saja nalurinya yang bercita-cita menjadi dokter membuatnya harus peduli dengan orang lain, apalagi jika orang itu kelihatan lagi gak sehat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different || Haruto
Fiksi RemajaHaruto yang disekolah dikenal sebagai siswa pintar, dewasa, beribawa, bermulut pedas, dan dingin. Tapi ternyata remaja laki-laki itu begitu berbeda sifat saat dirumah, dirumah Haruto cuman anak manja, yang suka dielus-elus sama bundanya, yang senang...