16

901 113 24
                                    

"Lo pernah bilang kalo gue bisa juara satu umum disekolah kita pacaran" Haruto mengalihkan atensinya pada Wonyoung yang entah sejak kapan berada dihadapannya.

Dongpyo dan Doyoung yang lagi bicara unfaedah jadi berenti bicara terus sama-sama melongo mendengar perkataan Wonyoung.

Haruto tidak mempedulikan perkataan Wonyoung, cowok itu kembali melirik buku untuk meneruskan bacaannya.

"Lo dengar gue gak sih!" kesal Wonyoung melihat sikap dingin cowok itu.

"Hmm" cuman itu balasan Haruto.

"Pokoknya kalo gue berhasil juara satu umum di sekolah ini kita pacaran" Wonyoung melangkah pergi kembali ketempat duduknya setelah mengatakan itu, lama-lama dekat dengan cowok itu gak baik untuk kesehatan mentalnya, Wonyoung bisa kehilangan akal dan bisa saja menjambak atau mencakar Haruto.

Seisi kelas yang mendengar perkataan Wonyoung cuman bisa mendesih mendengar perkataan gadis paling cantik di kelas mereka itu, tidak berani bersuara. Wonyoung memang cantik tapi attitude gadis itu sangat buruk.

***




Nami melihat Haruto dari samping gadis itu  tengah membaca bersama dengan Haruto di perpustakaan.

"Kenapa?" tanya cowok itu tanpa menatap Nami.

"Kamu tau aku perhatiin" Nami menjatuhkan wajahnya ke meja lalu menatap Haruto dengan posisi seperti itu.

Haruto menutup bukunya lalu menatap gadis berpipi bulat itu lurus-lurus "Ya tau lah"

"Kamu kalo pacaran sama Wonyoung pasti serasi yang satu cantik yang satu ganteng"

"Siapa juga yang mau macarin si Wonyoung"

"Kamulah, katanya kalo Wonyoung dapat juara satu umum sekolahan kalian pacaran"

"Gak bakal"

"Bisa aja, Wonyoung bisa minta ke mami Jennie atau papi Jaewon buat lesin dia dengan guru yang hebat"

"Otak Wonyoung cuman seons, kayak apapun gurunya apa yg diajarin gurunya gak bakal masuk ke otak--- Aww" Haruto tidak melanjutkan perkataannya karna tiba-tiba aja tangannya dicubitin Nami.

"Kok lo cubit gue" kesal cowok itu melihat tangannya yang sudah berwarna kemerahan karna cubitan Nami.

"Makanya jangan ngejek Wonyoung" Nami menyipitkan matanya menatap cowok itu tajam.

"Fakta ya gue ngomong"

"Nanti kamu nyesel loh udah ngejek dia, kamu tu calon pacarnya"

"Gua gak bakal pacaran"

"Kenapa?"

"Karna pacaran gak penting buat gue"

Nami menegakkan duduknya lalu mengangkat bahu "mana ada cowok yang bisa nolak pesona Wonyoung"

"Lo lebih mempesona"

Bukk

Kali ini Nami menimpuki bahu Haruto dengan buku tebal rumus fisika.

"Sakit anjir, lu hobi banget sih kekerasan!"

Mendengar teriakan Haruto bikin beberapa orang siswa-siswi yang terlihat seperti anak nerd berotak cerdas menatap mereka dengan sorot memberi peringatan. Nami tersenyum malu lalu meminta maaf.

"Gimana lo udah jadi ulangan Kimia susulan?" tanya Haruto tiba-tiba.

Nami tersenyum gadis itu mengangguk lucu, membuat Haruto gemas dan menghusap puncak kepala cewek itu.

"Nami"

Keduanya menoleh kearah seseorang yang baru saja memanggil Nami.

"Kak Cio, kenapa?" tanya Nami pada kakak kelasnya  itu.

Haruto menatap Cio penasaran, ada urusan apa kakak sepupunya itu dengan Nami.

"Gue mau ngajakin lo makan di kantin, yuk"

"Ayok, Haru mau ikut? Makan yuk" Cio mengalihkan tatapannya pada Haruto.

"Gak, lo makan aja sama bang Cio"

"Oh yaudah, aku keluar dulu ya" Nami berjalan keluar perpustakaan tapi dengan Cio yang menggandeng tangannya membuat Haruto merasa terganggu.

***




"Lo ada hubungan apa sama Nami?" Haruto menatapi Cio dari balik kaca lebar yang ada di wastafel kamar mandi siswa laki-laki.

"Kenapa lo kepo?" tanya balik Cio yang terlihat tak berminat menjawab pertanyaan Haruto.

"Dia teman sekelas gue"

"Terus kalo dia teman sekelas lo, lo harus tau gitu gue punya hubungan apa sama dia?"

"Bang , jawab aja kenapa dibikin ribet"

"Lo naksir sama tu cewek?"

"Gak"

"Bagus, jangan naksir dia, dia gebetan gue"

Haruto sedikit menggeram mendengar perkataan Cio.

"Gebetan? Jangan macam-macam"

"Macam-macam gimana?"

Cio melipat kedua tangannya di dada, menatap Haruto mengejek.

"Lo gak boleh pacaran itu peraturan oma opa"

"Lo kira gue peduli ama itu peraturan konyol? Dari dulu gue benci peraturan dan peraturan dibuat untuk dilanggar"

"Ok kalo gitu, jangan Nami, cari cewek lain"

Setelahnya Haruto pergi meninggalkan Cio yang tampak menyeringai mengejek padanya.

"Sialan sebenarnya hubungannya sama gue apa kalo bang Cio mau jadiin Nami gebetannya" Kim Haruto yang lagi galau.









Tbc






Different || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang