22

833 105 5
                                    


Wonyoung menghela nafas lega, gadis itu sudah berhasil meyakinkan maminya, meyakinkan bahwa ia tak melakukan hal yang seperti dibayangkan ibunya.

Meski masih terlihat ragu dan tak percaya pada Wonyoung, akhirnya Jennie luluh juga saat putrinya itu menjelaskan kronologi diiringi tangis.

Wonyoung emang bukan gadis suci, dia badgirl, tapi hingga saat ini gadis itu masih menjaga kehormatannya, meski beberapa kali pernah hampir di kecolongan karna kekurang ajarannya cowok bangsat tapi pada akhirnya mahkota Wonyoung masih tersegel.






***

Nami mendiamkan Haruto, cewek itu masih kesal dengan Haruto yang membentaknya, hatinya akhir-akhir ini emang lagi sensitif, meski berulang kali ia diteriaki Wonyoung, dijahati orang lain, Nami gak pernah dendam.

Tapi entah kenapa cewek itu jadi begitu emosional hanya karna Haruto meneriakinya.

Cewek itu lagi memakan bekalnya dikelas, kelas sepi karna semua orang berhamburan ke kantin di jam istirahat atau sebagian cewek dikelasnya malah nangkring ke lapangan sekolah karna si kakel ganteng Jeno lagi main futsal disana.

Nami mendongak saat seseorang meletakkan sekotak susu rasa coklat di mejanya.

"Masih marah?" tanya Haruto lembut.

"Gak" jawab cewek itu singkat, gak marah tapi dingin, aneh.

"Gue minta maaf"

"Udah aku maafin"

Haruto duduk disamping Nami menatapi gadis itu, lalu menyingkirkan poni tebal yang menutupi jidatnya. Memar keuanguan itu tak terlihat karna tersamar dengan warna make up.

"Rasanya gue pengen laporin Wonyoung ke polisi"

"Jangan" Nami bersuara cepat, tapi kemudian menggigit bibir bawahnya.

"Jadi benar dia?" Haruto hanya menebak, walau ia sudah menduga pelakunya Wonyoung, tapi cowok itu berekspresi emosi karna secara tak langsung Nami membenarkan. Amarah dalam dirinya tiba-tiba saja menggebu.

"Aku.....jangan macam-macam sama Wonyoung, kalo gak aku marah sama kamu, gak mau nyapa kamu lagi"

"Baik banget lo sama Wonyoung"

"Aku hutang budi sama dia"

Haruto menghusap puncak kepala Nami.

"Lo bawa bekal apa?" Haruto mengalihkan topik, menatap pada kotak bekal punya cewek itu.

"Tadi pagi aku sama bibi Chae bikin pasta, kamu mau" Nami menggulung pasta di garpu, lalu menyuapinya pada Haruto. Haruto menerima suapan Nami.

"Enak?" tanya Nami antusias.

Haruto melihat ekspresi ceria lagi di wajah itu, dan entah kenapa hatinya menghangat karnanya.

"Oh iya, Haru jangan bentak aku lagi" Nami diam sebentar "aku gak masalah dijahatin orang lain, dibentak orang lain, tapi aku sakit hati kalo kamu yang kasarin aku" Nami tersenyum miris "mungkin karna kamu satu-satunya teman yang aku miliki"

Haruto menghusap tangan Nami sendu yang dipancarkan gadis itu entah kenapa membuat Haruto merasa ngilu dihati.

"Ok, mulai sekarang kalo ada apa-apa gue harus jadi orang pertama yang lo kasih tau, ngerti?"

Nami tak menjawab, hanya saja kepalanya mengangguk dua kali.

"Woi pacaran lu ya" suara itu, suara laknat milik Dongpyo, Haruto segera melepaskan tangannya dari tangan Nami.

"Gak pacaran kok" bantah Nami.

Dongpyo berjalan mendekat, dibelakang cowok itu ada Doyoung, Jeongwoo sama Junghwan yang jalan mengekor.

"Gak caya gue" balas Dongpyo.

"Kasian kembaran gue" Junghwan tiba-tiba aja menghusap punggung Jeongwoo dan itu gak luput dari pengamatan Haruto.

"Jadi bener Jeongwoo naksir Nami?" Haruto membatin.

Raut wajah Jeongwoo merona tapi secepat kilat tangannya langsung menempeleng kepala saudara kembarnya itu.

Handphone Haruto berdering dari dalam saku celanya, mengecek, ada satu pesan masuk dari Dongpyo.

Song Dongpyo

Gak lo tembak sekarang, di tikung Jeongwoo sama Doyoung lo 😂


Tbc

AMBYAR

Sato Minami Akb48 (Nami)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sato Minami Akb48 (Nami)

Sato Minami Akb48 (Nami)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Different || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang