23

851 112 7
                                    

Pintu kamar Nami tiba-tiba aja dibuka secara sarkas oleh Wonyoung, bikin cewek yang lagi serius baca buku itu terlonjak kaget lalu matanya menatapi Wonyoung dengan bingung.

"Heh anak pungut!! Ada hubungan apa lo sama Haruto?" tanya Nami membentak.

"Aku sama Haruto cuman teman" Nami menjawab pelan, jari-jari tangannya menjalin gugup.

Wonyoung berjalan mendekat ke Nami lalu mencengkram rahang Nami dengan kuat.

"Jauhin Haruto paham" sorot mata tajam itu terasa memecahkan jantung Nami karna ketakutan, bikin Nami reflek mengangguk.






.

.

.






Haruto bingung dengan Nami, cewek itu terasa menghindarinya dua hari ini, setiap Haruto akan mendekatinya Nami pasti berbelok ketempat lain, dikelas juga cewek itu jadi begitu cuek padanya.

Jam pelajaran olahraga bikin beberapa siswa mendesah malas, udah matahari lagi terik-teriknya mereka juga kerasa mager buat ganti baju.

Wonyoung dan Yujin mengendap-ngendap mengikuti Nami yang akan pergi ganti baju ke toilet, saat gadis itu telah masuk ke pintu bilik Yujin segera menguncinya dari luar dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, selain itu air di wastafel kamar mandi juga dinyalaiin biar Nami gak dengar bunyi 'klik' dari pintu yang udah dikunci.

Sedangkan Wonyoung bersiap-siap dibilik samping Nami dengan seember air beraroma busuk, dengan naik diatas closet Wonyoung memata-matai Nami yang akan mengganti seragamnya dengan baju olahraga, saat seragam cewek itu udah dibuka dengan cepat ia tumpahkan air itu disekujur tubuh Nami lalu dengan sigap mengambil baju Nami yang digayut diatas gantungan dinding bilik.

Dengan cekikikan Wonyoung turun dari kloset lalu tos bersama dengan Yujin, Wonyoung membuang kedua seragam Nami itu di tong sampah lalu melongos pergi gitu aja dengan tangan saling berangkulan dengan Yujin.

Tubuh Nami dipenuhi air berwarna kecoklatan yang kotor, tak lupa dengan aromanya yang busuk bikin Nami sendiri merasa jijik, cewek itu melihat kedinding tempat ia tadi menggantungkan dua seragamnya itu, raib. Seragam Nami hilang dan sekarang dia cuman pake baju dalaman dengan tubuh dibasahi air kotor.

"Siapapun tolong aku" Nami membuka pintu, tapi terkunci, cewek itu mencoba menyalakan air dari shower tapi ternyata gak ada air yang keluar, iyalah sebelum keluar dari toilet, Wonyoung dan Yujin memutus aliran listrik dari shower-shower bilik kamar mandi.

"Bauuu......!! Hiks siapapun tolong aku" Nami menangis, gadis itu merasa mual karna bau dari tubuhnya sendiri.


Haruto celingukan matanya menatapi satu-persatu teman sekelasnya lebih tepatnya cowok itu lagi mencari seseorang dibarisan anak cewek.

Priiiittt.....!!

Bunyi peluit yang dibunyikan sama pak Rain membuat semua siswa langsung ngumpul di lapangan.

"Hari ini kita akan bermain bola voli, untuk tim kalian bisa memilih tim kalian sendiri, tapi sebelum itu kita akan melakukan pemanasan dulu" terang pak Rain lalu menghidupkan musik senam dari speaker.

"Pyo Nami gak ada" kata Haruto ke Dongpyo yang berdiri disampingnya.

"Hah?" tanya Dongpyo karna gak kedengaran Haruto ngomong apa, musik senam pak Rain, sama suara bising teman-tema kelasnya membuat Dongpyo gak nangkap kata-kata Haruto.

"Dah lah"

Haruto gak tau kenapa dia secemas ini hanya karna gak ngeliat Nami, tapi feelingnya ngerasa kalo cewek pendek itu lagi gak baik-baik aja, dengan langkah mundur perlahan Haruto ninggalin lapangan olahraga gitu aja, karna kebetulan cowok itu berdiri di barisan paling belakang jadi gak ada yang sadar kalo Haruto ninggalin PBM olahraga.

"Aaaaaaaa.......!!"

Itu suara pekikan siswi dari toilet cewek, Haruto sebenarnya gak mau masuk ke area terlarang untuk kaum adam itu tapi kakinya gerak gitu aja masuk kesana, ada dua orang cewek yang lagi berdiri dan terlihat ketakutan dari luar salah satu bilik toilet yang mereka buka.

"Nami" Haruto langsung membulatkan matanya, begitu netranya melihat cewek yang pingsan dengan posisi duduk diatas kloset, tubuhnya kotor berwarna coklat dengan keadaan hanya mengenakan tanktop dan celana pendek yang hanya menutupi setengah paha.

Haruto spontan membuka baju olahraganya menyisakan kaos dalamannya yang berwarna hitam, cowok itu segera mendekati Nami dan memakaikan baju olahraganya ke Nami. Pandangan cowok itu terlihat kilat akan amarah.

Aroma tubuh Nami yang busuk dan amis gak di peduliinnya dengan memeluk erat gadis itu.

"Nami bangun" cowok itu menepuk pelan pipi Nami, dan gak disangka Haruto ngerasa Nami balas memeluknya bahkan lebih erat, cewek itu membenamkan wajahnya di dada bidang Haruto.

"Haru aku bau" isak gadis itu pelan.

"Gue gak peduli" balas cowok itu tepat ditelinga Nami.

"Haru aku malu, makanya pura-pura pingsan"

Dua siswi yang sepertinya kakak kelas itu masih melongo dengan muka shock kemudian keduanya ditatapin tajam sama Haruto.

"Pacar gue abis di bully kayaknya kak, gue minta tolong jangan ember ke siapapun, dan satu lagi bisa kalian beliin baju seragam di koperasi?"  Haruto mengambil dompet dalam saku celana trainingnya lalu mengambil beberapa lembar uang dari dalamnya kemudian dikasihin ke itu dua siswi kakel.

Nada bicara Haruto emang rada kurang ajar, nyuruh-nyuruh kakak kelas seenak udel, kedua siswi itu sedikit menunjukkan muka keberatan tapi kemudian gak tau kenapa mereka malah ngelaksanain apa yang disuruh Haruto, ada aura tegas yang tak bisa dibantahkan dalam diri Haruto.

"Lo bersih-bersih dulu gue tunggu di luar"  Haruto akan melepaskan pelukannya dari Nami, tapi gadis itu masih enggan melepaskan pelukannya.

"Aku takut" punggung gadis itu bergetar bikin Haruto gak tega, Haruto husap punggung rapuh itu.

"Gue tungguin di luar, gue bakal jagain elo"

Meninggalkan satu kecupan di dahi Nami, cowok itu segera meninggalkan kamar mandi lalu berjaga di luarnya.

Haruto bersumpah bakal bikin perhitungan ke siapa aja orang yang udah berani ngerjain Nami hari ini.








Tbc

Different || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang