27

1.9K 129 27
                                    

Wonyoung menutup mulutnya saat menguap, cewek cantik dengan make up sedikit bold itu mengalihkan atensinya dari handphone kearah cowok yang sudah berstatus pacarnya itu, matanya menatap tajam dengan nyalang, andai ia bisa mengeluarkan suara saat ini mungkin sumpah serapah lah yang akan keluar dari lisannya.

"Sepuluh menit lagi jam istirahat habis, lo mau abisin jam istirahat di perpustakaan doang? Emang lo bisa kenyang cuman dengan baca buku? Gue lapar mau makan"

Tanpa mengalihkan fokus dari buku yang ia baca Haruto hanya diam, pertanda enggan menjawab.

"Haruto!"

"Berisik"

"Gue lapar"

"Makan"

"Ini perpustakaan bego! Mau makan apa?"

"Otak lo tu yang seons"

"Jingan!"

Wajah Wonyoung memerah, bukan karna malu apalagi tersipu , tapi karna marah. Emosi cewek itu benar-benar diuji sama pacarnya ini.

"Mulut lo bisa manis dikit gak ke gue? Gue pacar lo kalo lo lupa" Wonyoung menunjuk mulut Haruto dengan muka marah.

"Gak"

Haruto menutup buku yang dibacanya lalu cowok itu berdiri dan pindah duduk ketempat yang jauh dari Wonyoung berada saat ini.

Bruuukk

Wajah Haruto tersungkur ke buku yang lagi ia baca, saat ia rasakan tangan seseorang mendorong kepalanya dari belakang, Haruto menatap tajam punggung si pelaku yang dengan acuh melenggang pergi begitu saja meninggalkan perpus.

"Jung Wonyoung sialan" Haruto mendesis kesal, lama-kelamaan tangan cowok itu terkepal. Berani sekali Wonyoung mendorong kepalanya yang berharga.







***

Tak pernah sebelumnya Yujin, Seoun, dan Yuna melihat Wonyoung makan dengan serakus ini, cewek itu makan seperti orang kesetanan. Aura mukanya memancarkan ke hororan sedari awal bergabung tadi hingga membuat ketiga gadis yang berstatus sebagai sahabatnya itu sedikit bergidik begitu Wonyoung bergabung bersama mereka.

"Woi woi udah berapa bulan lo gak makan?" tegur Yuna akhirnya.

Belum juga Wonyoung menjawab suara bel pertanda berakhirnya jam istirahat sudah berbunyi nyaring menyapa kuping.

"Sialan gue belum selesai makan" Wonyoung menggeram, lalu segera meraih tisu untuk membersihkan mulutnya setelahnya ia melangkah keluar kantin meninggalkan ketiga sahabatnya itu dengan muka planga plongo.

"Dia kenapa?" tanya Seoun menatapi Yijin dan Yuna bergantian yang hnya direspon keduanya dengan angkatan bahu pertanda tidak tahu.






***

Jam pelajaran setelah jam istirahat kosong dikarenakan ada rapat dadakan dari para guru, kelas berisik meski ada tugas yang dititipkan ke ketua kelas. Hanya beberapa orang yang benar-benar tertib mengerjakan tugas di kelas meski jam kosong salah satunya Haruto.

Meski tengah fokus mengerjakan soal yang ada dibuku lks, mata Haruto sesekali mencuri pandang ke Nami yang duduk di bangku pertama dari meja guru, teman sebangku Nami mengikuti beberapa anak cewek yang sepertinya akan jajan ke kantin, saat kursi disebelah Nami kosong, Haruto dapat melihat Doyoung yang udah duduk anteng disamping cewek itu.

"Eh Ru, cara ngerjain yang ini gimana?" Haruto ngerasain Dongpyo menggoyangkan tangannya.

"Woi elah!" merasa diacuhkan Dongpyo ngikutin arah pandang Haruto, disana ada pemndangan Doyoung yang lagi ngobrol sambil ketawa-ketiwi sama Nami.

"Cimbiri ini mih bii-biinyi!!" Dongpyo bersuara ngegas.

"Ngomong bahasa planet mana lo" Haruto menatapi Dongpyo aneh.

"Pluto!"

Tangan Haruto tergerak buat nampol kepala Dongpyo.

"Ru cara ngerjin soal yang ini gimana?" Doyoung yang sedari tadi menjadi titik fokus Haruto tiba-tiba aja udah berdiri didekat mejanya sembari menyodorkan LKS dan menunjuk nomor yang tak dimengertinya.

Dongpyo memandang bergantian antara Haruto dan Doyoung, Doyoung tampak biasa aja dan Haruto yang tampak menahan kekesalan.

"Woi si Doyok nanya Hartono" Dongpyo memukul pundak Haruto sedikit kencang karna Haruto sepertinya enggan menjawab pertanyaan Doyoung.



***

Haruto membuang tasnya begitu saja ke sofa lalu menjatuhkan tubuhnya disofa samping tasnya, cowok itu memijat pangkal hidungnya yang macung.

"Mbak bikinin Haru minuman dingin dong" Haruto berkata dengan sedikit teriakan, membuat mbak Mina yang lagi baca buku resep makanan di belakang rumah mendengar.

"Nih" mbak Mina menyerahkan segelas jus apel kepada Haruto, anak majikannya ini tampak berbeda hari ini, tak biasanya Haruto nangkring dulu di sofa ruang keluarga dengan keadaan masih mengenakan seragam sekolah, biasanya Haruto langsung ke kamar ganti baju, abis itu membaca di perpustakaan.

"Aden sakit?" tanya mbak Mina penasaran.

"Iya mbak"

Mendengar itu mbak Mina segera menempelkan tangannya di dahi Haruto.

"Gak panas"

"Hati Haru yang sakit mbak"












"Hah?"

"Eta teh naon?"

Ingin rasanya mbak Mina bertanya seperti itu, sejak kapan Haruto berubah jadi pemuda yang terlihat seperti orang galau gulana karna cinta?










"Kesambet ini si aden" mbak Mina yang lagi curiga.






Tbc

Different || HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang