Haruto natapin bukunya tanpa minat, entah kenapa malam ini cowok itu gak bisa kosentrasi buat belajar, Haruto tenggelamin wajahnya di atas tangannya yang ia lipat diatas meja belajar.
"Ini otak kenapa kerasa buntu banget sih sekarang" runtuk cowok.
Suntuk, cowok itu berdiri dari duduknya lalu melangkah keluar kamar, di ruang tamu Haruto dapatin Haeun yang lagi main sama mbak Mina.
"Haeeuun" Haruto dengan gemas gendong adeknya.
"Ih abang lepacin, Haeun mau nyusun pujle sama mbak Mina"
"Cium abang dulu" Haruto menunjuk pipinya sendiri.
Haeun kecupin pipi abangnya kiri kanan, setelahnya cowok itu ikut menyusun puzle bareng Haeun dan mbak Mina.
Tok tok.... Tok....
Bunyi ketukan pintu, membuat mbak Mina berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju pintu utama rumah, pas dibuka ternyata Hayi dan Hanbin yang berdiri didepan sana.
"Eehh anak bunda belum tidur" suara Hayi bikin Haruto sama Haeun menoleh.
"Bundaaa..." Haeun langsung lari menghampiri bundanya dengan tangan merentang minta dipeluk.
Hayi langsung menyambut putrinya itu lalu menggendongnya.
Haruto cuman jalan mendekati kedua orang tuanya itu, lalu Haruto kecupin pipi bunda sama ayahnya bergantian.
Selesai mandi Hanbin menghampiri Haruto kekamarnya, dilihatnya putra sulungnya itu sedang berdiri di balkon dengan tatapan menerawang ke langit.
"Lagi mikirin apa?"
Haruto kaget dengar suara ayahnya. Ini kenapa ayahnya masuk kamarnya kenapa gak ngetuk pintu?
"Ayah ngagetin" ucap cowok itu tak menjawab pertanyaan Hanbin.
"Kata Dongpyo kamu lagi jatuh cinta, bener?" pertanyaan Hanbin bikin Haruto melotot.
Itu Dongpyo mulutnya kayak ember bolong banget sih.
"Kapan Dongpyo ngomong gitu?" tanya Haruto dengan raut antara shock, kesal, geram, sama malu.
"Tadi Dongpyo telfon ayah terus bilang 'om anak om lagi jatuh cinta sama teman sekelas kita namanya Jung Nami' gitu" jawab Hanbin menirukan suara Dongpyo saat menelponnya tadi.
"Dongpyo snewen yah jangan di denger"
"Loh? Jadi itu boong?" tanya Hanbin bikin Haruto gigit bibir bawah, gestur yang menandakan bahwa cowok itu lagi gugup.
"Jatuh cinta itu wajar kok, udah fitrahnya manusia kenapa meski malu" Hanbin tertawa lalu menepuk kepala putra sulungnya itu dengan sayang.
"Ayah dulu gimana nembak bunda?" tanya Haruto.
"Bunda kamu tu mirip kamu to, kayak gak ada kegiatan yang menyenangkan selain belajar, orangnya kaku, dingin kalo dilihat dari luar, tapi pas kenal lebih jauh ternyata nyenengin juga"
Hanbin memandang kedepan sana dengan senyum mengembang mengingat wajah sang istri.
Haruto memperhatikan raut wajah kasmaran ayahnya "Ayah tu bucin banget ya sama bunda"
"Bunda kamu tu belahan jiwa ayah, ahh jadi kangen"
Mendengar perkataan ayahnya bikin Haruto rollingin matanya.
"Please deh yah, ayah tu tiap hari ketemu bunda juga"
"Bagi ayah tiap menit tu berarti tau buat lihat wajah bunda mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different || Haruto
Teen FictionHaruto yang disekolah dikenal sebagai siswa pintar, dewasa, beribawa, bermulut pedas, dan dingin. Tapi ternyata remaja laki-laki itu begitu berbeda sifat saat dirumah, dirumah Haruto cuman anak manja, yang suka dielus-elus sama bundanya, yang senang...