Broke

3.9K 256 23
                                    


" Tatkala hati memilih untuk meninggalkan seorang hamba. Teruntuk Dzat Yang telah  Menciptakannya."

🍁🍁🍁

Karpet merah menjulur mulai dari pintu masuk sampai menuju pelaminan kedua mempelai. Beragam karangan bunga berjajar memenuhi sudut depan halaman. Belum lagi riasan ala pengantin yang terpajang dimana-mana.

Ini untuk pertama kalinya keluarga kami menggelar acara pernikahan. Untuk kedua mempelai yang sama-sama spesial.
Alifna Yusuf Akbar , putra tunggal keluarga Akbar. Dan..
Putri Naumi Zulfikar, putri kebanggaan keluarga Zulfikar.

Jadi wajar saja jika acara ini terkesan mewah.

Sejak kejadian khitbah antara mereka, aku mulai belajar untuk terbiasa bersikap baik-baik saja didepan  semua orang. Seperti yang aku lakukan saat ini. Jangan sampai aku menangis didepan mereka. Karena itu sama sekali tidak lucu.

"Sal.... gue yakin pasti lo dateng diacara gue. Karena lo nggak bakalan bisa nolak semua kuliner disini kan.." Cerocos Akbar saat aku hendak memberi selamat kepada mereka.

"Nggak usah ke pede an.. gue dateng demi mba Naumi. Bukan lo.."

"Iya terserah lo.. apapun alesan lo.. yang terpenting lo bisa dateng di moment spesial gue Sal..."

"Iya ... buat sahabat gue.. apa sh yang nggak gue iya in."

"Udahlah... dimoment kaya gini kenapa kalian masih aja sempet berantem sh.."

"Oke.. gue orang cantik ngalah."

"Gue orang ganteng menang."

"Serah loo. "
"Yang terpenting doaku buat kalian.. kakak-kakak ku... semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Tetep jaga keharmonisan dan kekompakan keluarga. Karena untuk menjalankan keputusan yang baik itu harus se-iya se-enggak. "

"Lah.. kenapa se-enggak?" Protes Akbar. Padahal aku belum selesai njelasin.

"Ya kalo lo sama mba Naumi mau mengambil keputusan harus sepakat. Lo iya berarti mba Naumi iya.. lo enggak berarti mba Naumi enggak. Begitu.. makanya dengerin dulu cerna baik-baik perkataan gue.. lo sih kebanyakan  protesnya. "

"Masyaallah.. udah dewasa sekali adik mba ini... jazakillahkhoiron.. "

Iya lah mba. Aku belajar dewasa juga berkat kalian kok.

"Waiyyaki..."

"Makasih Salma.. kamu udah mau dateng diacara pernikahan mba sama Akbar. "

"Itu sudah kewajiban Salma untuk berpartisipasi diacara mba Naumi. "

Aku segera turun dari pelaminan. Berjalan cepat mencari kamar ku.

Ya ampun.. baru seminggu ditinggal pergi kamarku jalan-jalan kemana sih?

"Mau kemana sal?" Tanya umi yang melihatku tergesa-gesa menaiki tangga.

"Mau ke kamar sebentar mi.." jawabku tanpa mengalihkan perhatian.

"Eh.. jangan dulu. Kamar kamu lagi...-"

Satu Shaf Dibelakangmu  (Sudah Terbit Dalam Bentuk Ebook) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang