Ghalea - Bab V . IGD

47 8 0
                                    

Setelah memastikan infus terpasang dengan baik Ghalea membenahi posisi tirai di ruang IGD ini. Pasien sedang tidur dengan tenang, menyisakan Ghalea yang justru riskan.

"Suster Ghalea?" 

"Iya," sahut Ghalea sembari menoleh, "ah mbak Vanya tidak apa-apa hanya butuh sedikit istirahat, biarkan saja dia tidur dulu, besok diperiksa lagi".

"Mbak suster yang satu perumahan dengan kami kan?" Ghalea menghentikan jalannya ketika ternyata orang yang membawa Vanya kembali ke rumah sakit ini bertanya. 

"Saya Fico, kakak Vanya, dia cerita banyak tentang anda, jadi um, saya rasa tidak perlu formal".

Ghalea tersenyum, seberapa besar Vanya bercerita? Sampai Vanya yang harus menelan malu hingga menamparnya? Ah mana mungkin, karena kakaknya masih sanggup mengulum senyum, bahkan membeberkan nama. 

"Saya baru mengenal Vanya seminggu yang lalu karena saya merawatnya, jadi kami ngobrol sedikit. Sebagai kakaknya mohon untuk lebih memperhatikan adik anda, karena kondisi dia yang sedikit tempramen bisa membahayakan dirinya".

"Saya sangat menyesal, atas tindakan percobaan bunuh diri Vanya, bisakah saya minta waktu anda untuk konseling pribadi?"

Ghalea melihat seringai yang tidak asing, seringai yang dimiliki pria tengil. 

Dia paham, ternyata ini teman Arez. Arez yang tertular keganjenan atau Arez yang menularkan ya?

"Sus? Kalau anda sibuk mungkin bisa via wassap dulu?" 

Duh air keras mana ya, pengin aku siramin ke muka PD ini. 

"Lee, dipanggil dokter Ayu," suara Setyo menyelamatkan, hingga Gahlea langsung pergi tanpa menjawab dan gantian Setyo yang menghadapi sobat Arez ini. 

"Wali pasien mau konsul? Bisa sama saya, gratis. Kapanpun".  

Kakak Vanya tersenyum kecut. 



****



 "Lo kena kutukan apa sih?" Setyo ngedumel sambil kesetanan membanting rekam medis. 

"Sembarang lo, ini susah-susah gw rapiin ya!" Ghalea membalas marah. 

"Vanya nggak mau kalau perawatnya kita berdua"

"Ya bagus," Ghalea menjawab mantap, "daripada gw juga setengah hati nanganin dia".

"Yaampun... Masih dendam aja, digampar doang ya elah. Lo sih kemarin ngga jambak rambut dia, nyesel kaga lo," 

"Bener juga, harusnya gw jambak sampai botak sampai otaknya ketarik keluar," 

"Emang masih ada otaknya?" 

Lantas mereka tertawa bersama. Sebelum dokter Ayu terbirit birit mendatangi  mereka. 

"Eh lo apain pasien itu Ghal? Kok kaga mau bener disentuh semua dokter atau perawat disini?" dokter Ayu duduk sambil merampas body lotion yang tergeletak di meja. 

"Lo diapain dok?" Setyo ikut mencermati dokter Ayu yang mulai mengusap usap lengannya. 

"Gilaaa jam lo sampai pecah gitu?" Ghalea histeris dan cepat-cepat membantu temannya melepaskan jam tangannya. 

"Dipukul Ghal, kalau begini terus nggak sanggup gw, cepet tua. Jilbab gw ditarik masak? Gatau apa pake pashmina itu ribet banget?" kini ganti dokter Shinta yang mengeluh. 

"Tuh Lee, lo nggak sendirian. Kalian buat grup aja, korban penganiayaan Vanya" kemudian mereka bertiga kompak mencubit Setyo saat itu juga. 


***


Akhirnya jam jaga selesai juga, setelah memberi saran kepada teman shift selanjutnya bahwa ada pasien seperti medusa. Ghalea akhirnya bebas juga, ia menatap bulan penuh seaakan tersenyum dan Ghalea ikut tersenyum. 

"Bulannya cantik ya Sus?" 

Ghalea menyesal sudah tersenyum. 

"Maaf ya Sus, adik saya membuat heboh IGD," lagi-lagi Ghalea hanya sanggup tersenyum. 

Cobaan apa lagi ya Tuhan. 

Tidak akan ada Setyo lagi kali ini, cowok tampan itu masih jaga untuk menggatikan rekan yang ijin sakit. 

"Mau langsung pulang?" 

Ya menurut lo aja Bambang muka gw udah kusut banget gara-gara adek lo. 

"Iya, duluan ya," sahut Ghalea ramah.

"Mau bareng? Saya juga mau pulang, sudah ada Mama saya yang jaga Vanya". 

Betul juga, Vanya sudah dipindah ruangan karena menderita gastritis.

Ghalea memerhatikan sekeliling. Melihat Fico masih dengan senyum yang tak luntur. YAkin sekali Ghalea mau menerima tumpangan darinya?

"Terimakasih tapi saya bisa pulang sendiri". Ghalea menolak tegas. Nyesel banget gamau dipesankan gojek sama Setyo dan lebih memilih nunggu Ibra.

"Nomor wassap buat konsultasi Sus?" Fico masih tak kenal mundur. 

"Lili, nunggu lama?" 

Ghalea melihat Fortuner dengan jendela sedikit terbuka.  Terimakasih sudah mengirim Ibra lebih cepat ya Tuhan.

"Duluan ya," tanpa menunggu jawaban Ghalea langsung masuk ke dalam. 

***

"Untung aja mas tadi langsung ke rumah sakit," 

Ibra sok pahlawan sekali malam ini. 

"Lagian kamu dari dulu kenapa sih yang naksir nggak ada yang bener. JAngan-jangan kamu kena karma lho Li," Ibra sekonyong konyong berkomentar.

"Aduh mas, nolong ya nolong aja gausah kebanyakan komentar, pusing nih. BAngunin ya ntar sampai rumah."  Ghalea yang sakit kepala langsung naik pitam.

"Kamu dinasehati malah tidur. Ini ada undungan buat dokter YUsuf giman Li?"

"Ogah bener ketemu Om Yusuf, via wassap aja deh ya?" 

"Li aku tau kamu nggak pinter-pinter amat, tapi inikan undangan formal. Yang bener aja dong". 

"Males banget tau mas, Om Yusuf terkenal banget ngobral gw di Wikrama mas, emang kudu cepet punya jodoh ini. Sama siapa ya?" 

"Kami ini cuma kuatir kamu nggak dapat jodoh Li, makanya kamu jangan sama si Ari-ari itu ya" 

"Mas belum denger pasien IGD hari ini?" Ghalea merubah topik.

"Yang nendang dokter Ayu ya? katanya langsung kalem waktu sama dokter Nizam kok." 

"Wah fucek girl itu mah, masak aku penah digampar karena aku kenal sama Arez mas?"

"Gimana ceritanya?" Ibra tertarik hingga memiringkan kepala.

Ghalea memaparkan semua kejadian skip Arez yang datang kerumahnya. 

"Yaudah, jauh-jauh dari Arez aja lah Li, sejak dia datang keberuntungan hidupmu hilang".

Ghalea menerawang, yang dikatakan Ibra benar juga, dulu awal dia masuk kuliah cepat sekali mendapatkan kost dan teman yang tidak toxic. 

Semenjak kenal Arez peluangnya mendapatkan jodoh menurun drastis. 

"kamu tau artinya apa?"

"Apa mas? Aura kecantikan aku disedot habis mas Arez?"

"Duh, ya artinya kamu harus menjauh dari dia. Udahlah sana turun. Nanti ke Wikrama bareng aja ketemu dokter Yusuf, nanti aku kabarin lagi" 

***



GhaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang