Part 8•^Cinta yang sebenarnya^

70 5 0
                                    

•— Lo mau ga jadi pacar gue?—•

Akhirnya Darren merebut botol minuman Ruby lalu ia menghentikan Ruby minum lagi dengan menutup mulut Ruby dengan telunjuknya.
Lalu Darren tiba tiba mendekatkan wajahnya pada Ruby.
-
-
Darren mengamati secara intens wajah Ruby,dar matanya hidungnya dan-
Bibirnya.
Ia melihat wajah Ruby begitu terlihat tenang dan manis baginya.
Tiba-tiba Darren semakin mendekatkan wajahnya hingga Ruby dapa merasakan hembusan nafas Darren yang menerpa wajahnya,rasanya begitu hangat dengan pola teratur.Darren memiringkan wajahnya seakan akan hendak mencium Ruby dan ternyata-
"L-o m-mau apa Darren"tanya Ruby yang gugup diperlakukan seperti itu.
"Cuman ngeliat muka lo doang."kata Darren sembari menarik kembali mukanya dari posisi tadi.
"Syukur deh."kata Ruby
"Lo pikir gue mau apaan?Gue mau cium lo gitu?"Tanya Darren
"Engga,gue juga ga tau lo mau apa jadinya gue nanya."jawab Ruby
"Dengerin ucapan gue baik baik."kata Darren.
Ruby menuruti kata kata Darren,Darren kini menatap dalam mata Ruby.Seakan ia dapat masuk kedalam pikiran Ruby dengan mudahnya.
"Gue Suka sama Lo Ruby,ga tau kenapa waktu gue liat Lo pertama kali dulu,Dada gue rasanya menghangat dan jantung gue ga bisa gue kontrol saat deket sama lo,termasuk sekarang ini,Pertama gue liat lo rasanya ada listrik yang menyetrum badan gue.Dan itu listrik cinta.Gue pengen kenal lo lebih dalam,Gue mau mengenal Lo lebih jauh"ucap Darren panjang lebar.
"Okey.Terus gue barus ngomong apa?"Tanya Ruby
"Lo mau ga?terima gue buat jadi pacar Lo?"ucap Darren dengan mantap.Padahal setengah mati Ia mengumpulkan keberanian diri untuk berbicara mengenai apa yang Ia rasakan terhadap Ruby.
"Maaf Darren gue ga bisa mencintai siapapun.Tapi gue terima Lo jadi pacar gue."kata Ruby
"Kenapa Lo ga mau merasakan cinta?bukannya semua orang merasakannya.Bahkan dari orang tua mereka pun juga ada cinta."kata Darren
"Gue punya satu alasan,cinta itu cuman sebuah perasaan yang sifatnya tak mungkin abadi,cinta itu cuma kesenangan sesaat kebahagiaan sesaat,Lo bilang lo bakal mencintai seseorang selamanya,tapi apa Lo sadar?orang yang hidup pasti merasakan mati,cinta bakal hilang bersama orang mati itu.Lalu jika lo ingin menjalin hubungan sama gue dengan alasan cinta?Apa lo ga sadar hubungan kita bakal hancur saat itu juga saat Lo udah ga cinta sama gue.Intinya ga ada sesuatu di dunia ini yang sifatnya selamanya,jangan Lo pikir lo bakal mencintai manusia seumur hidup Lo karena itu ga abadi.Tapi asal Lo tau Lo punya cinta sejari yang selalu ada buat Lo bahkan sampai saat Lo sendiri Ia selalu bersama dengan Lo sampai Lo mati pun Lo ga bakal kehilangannya dan gue udah memilih mencintainya,Lo percaya Tuhan?Tuhan adalah cinta sejati yang sebenarnya."Perkataan panjang lebar dari Ruby mampu membuka hari seorang Darren Merlin Ia memang percaya Tuhan tapi Ia tak sampai memiliki pikiran setajam apa yang di jelaskan Ruby barusan.
"Ya,gue percaya Tuhan.Terima kasih Lo udah menyadarkan gue."kata Darren
Ruby sebenarnya juga tak tau bagaimana ia bisa mengatakan sesuatu yang selama ini hanya ia pendam sendiri,sebenarnya mungkin salah satunya karena ia sudah mulai tak sadar dan sekarang sedang mabuk.
"Makasih ya,Lo udah mau terima gue jadi pacar Lo."Ucap Darren.
"Iya"jawab Ruby singkat.
Suara Musik yang sangat berisik bahkan masih terdengar ditelinga mereka.
"Ruby,Kamu aku anter Pulang ya."Ucap Darren menawarkan untuk mengantar Ruby pulang dengan menggunakan aku kamu.
"Boleh"Ruby pun pergi meninggalkan club bersama Darren untuk pulang
Kini mereka sedang berada di parkiran menuju mobil Darren.Darren membukakan pintu untuk Ruby.Setelah menutup pintu itu Darren berlari kesisi lain mobilnya dan duduk di belakang kemudi Darren segera melajukan mobilnya.
"Halo Marsha,Lo ambil mobil gue di club ***"
"......."
"Gue dianter temen soalnya"
"Oke"
Tut tut
Ruby memutuskan sambungan teleponnya.
"Siapa?"tanya Darren
"Asistenku"jawab Ruby singkat.
Kepala Ruby masih terasa sangat berat sepertinya ia masih terpengaruh alkohol.
"Ruby,kamu bangun dulu alamatnya dimana?"tanya Darren lembut.
"Hotel Cherish"kata Ruby singkat sembari kambali tertidur.
"Hotel Cherish?"Darren bertanya lagi namun saat ia melihat kesamping Ruby sudah tak sadarkan diri.
Darren segera menambah kecepatan mobilnya.Mobil Darren melesat membelah jalanan yang basah karena mungkin tadi habis hujan,jalanan sudah tak terlalu ramai,karena sekarang tepat pukul 01.00 pagi.
Darren sesekali menengok ke arah Ruby sambil menyetir.'Ruby klo lagi tidur imut banget'kata Darren dalam hati.
Setelah menyetir selama 20 menit.Akhirnya Darren telah menghentikan mobilnya tepat di lobby depan pintu masuk hotel tersebut.
Ia melepas seatbelt yang ada di badannya dan keluar membukakan pintu untuk Ruby.Ia melihat Ruby tidur sangat pulas.
"Kasihan juga klo dibangunin,pasti kepalanya pusing."gumam Darren
Lalu Darren memutuskan untuk menggendong Ruby ala bridal Style.
"Nona Ruby."kata Penjaga Hotel.sambil membungkuk hormat saat melihat Ruby
"Iya,dia tidur."kata Darren
"Mari saya tunjukkan."kata penjaga hotel tersebut.
Sang penjaga Hotel mengantarkan Darren ke sebuah lift khusus.lalu Ia membungkuk memberi hormat
"Lantai 15 Tuan"kata penjaga hotel tersebut sabil berlalu pergi setelah memberi hormat.
Darren segera menekan angka 15.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di lantai 15 hotel ini,Darren dibuat kagum dengan dekorasi sepanjang jalan menuju tempat tinggal Ruby.
"Ternyata Ruby tinggal di lantai atas Hotel ini."gumam Darren.
Ia masuk ke ruangan tersebut pintu terbuka otomatis karena Darren bersama Ruby,Darren lalu masuk ke sebuah ruangan dan mencari kamar Ruby. Tidak sulit mencarinya,karena memang cuma ada satu kamar disini.Ia merebahkan badan Ruby di atas kasur.Lalu ia menempelkan hidungnya di dahi Ruby sebelum Ia meninggalkan cewek itu.
"Good night honey."kata Darren sembari menutup pintu kamar Ruby dan berjalan meninggalkan tempat Ruby.Darren langsung menekan angka satu pada lift
Setelah beberapa saat,Ia lalu berjalan menuju mobilnya yang masih terparkir di lobby hotel.Ia langsung duduk di belakang kemudi dan melaju pulang kerumahnya.
-

Bad girl squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang