Part 21•^Hari penobatan^

44 3 0
                                    




Pagi hari..

Tok! Tok!
"Masuk!"
"Nona besar,kami ditugaskan untuk membantu anda bersiap"
"Ck,ganggu orang tidur aja"
Ruby lalu turun dari ranjang.Dengan langkah malas,Ruby berjalan menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian Ruby keluar menggunakan handuk.
"Kami,bantu mengganti pakaian nona"
"Hm"
Selanjutnya Ruby hanya pasrah ditangan para pelayan.

Kini Ruby duduk didepan meja rias,para pelayan memakaikan sepatu,sarung tangan,anting,dan kalung milik putri mahkota.Ya,Ruby sekarang akan segera menggantikan Omanya dan menjadi seorang Ratu.

Kalung berwarna biru dan anting senada,tampak indah dipakaikan kepada Ruby.
Rambutnya kini tergerai indah dengan gaya waterfall.

Ceklek...
Tepat setelah Ruby selesai bersiap pintu kamarnya terbuka.
Ruby lalu menoleh ke arah pintu.
Saat melihat siapa yang datang,Ruby langsung memutar bola matanya malas.

"Hey,Sayang! My sweety honey bunny lovely- "
Belum menyelesaikan kata katanya,Ruby langsung memotong

"Apa Lo? Masih berani kesini Lo? Punya nyawa berapa Lo? Huh"
Ruby berdecak kesal.Yang di ajak bicara hanya nyengir nyengir tak jelas

"Errrr,adikku manis. Pangeran ketiga Wildan,ingin menjemput anda dan mengantarkan anda menuju istana."

"Huh,gue ga butuh tuh.Oh iya tunggu pembalasan dari gue.Setelah jadi Ratu gue bakal kirim Lo ke Afrika"

Ruby tersenyum smirk membuat Wildan kelabakan dan langsung menciut.Nyalinya tak sebesar itu untuk menjawab perkataan Ruby lagi.Kalau salah bicara,bisa-bisa nyawanya tak akan tertolong.Sungguh mengenaskan.

"putri mahkota,mari saya antar."
"Humph,awas Lo trasi!"
Ruby tersenyum penuh arti,sedangkan Wildan mulai berkeringat dingin.

Ruby berjalan keluar kamar dengan menggandeng lengan wildan.Mereka terlihat berjalan dengan natural layaknya pasangan,eits mereka hanya kakak adik.

Menginjak lantai setelah menuruni anak tangga terakhir mereka disambut ratusan pelayan yang menyambut dan memberi hormat kepada keduanya.
Empat kaki yang berjalan beriringan,melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah dengan ritme teratur.Ruby terlihat anggun melangkah sempurna diatas karpet merah yang empuk.
Tubuhnya di balut dengan dress panjang berwarna biru yang penuh dengan hiasan yang terbuat dari berlian dan batu batu indah lainnya.
Tepat di dada bagian tengah terdapt lambang kerajaan.

Begitu sampai di pintu utama,mereka langsung disambut suara terompet yang ditiup dengan kencang.Kepala pengawal memberikan akses Ruby untuk naik ke kereta kuda.
wildan mengulurkan tangannya membantu Ruby untuk masuk ke kereta kuda.
Setelah itu Wildan membungkuk hormat,tepat setelah itu kereta kuda melaju.
Wildan masuk dikereta nomor empat setelah pangeran kedua.

Bak putri di negeri dongeng,Ruby duduk dengan anggun didalam kereta kuda yang tampak mewah dan bersinar,didalamnya Ruby tampak tenang.Ralat dirinya sudah pasrah dengan keadaan.

Sepanjang jalan Ruby disambut senyuman dari para warga yang antusias dan bahagia.
Ruby membalas dengan senyuman secerah mentari dan lambaian tangan bagai pohon yang tertiup angin membuat batangnya meliuk liuk gemulai.

Suara tapal kuda berhenti berdentum.
Seorang kepala pengawal membukakan pintu,mengulurkan tangannya yang terbalut sarung tangan berwarna putih.
Ruby mengulurkan tangannya yang mungil dan berada dalam balutan sarung tangan berwarna biru tua.

Saat satukaki beralaskan sepatu kaca warna biru mendarat di tanah.
Semua pengawal membungkuk hormat,semua pedang di turunkan.
Ruby berjalan anggun menuju singgasana.
Mendekati singgasana,Oma nya ralat Ratu Sapphire Kingdom telah menunggunya dengan berdiri didepan singgasananya.

Ruby lalu berlutut didepan singgasana.Diikuti seluruh pengawal.
Queen Sapphire mengeluarkan pedang dari petinya.Pedang di taruh diatas kepala Ruby,seorang pendeta membacakan doa lalu suasana menjadi sangat sakral.
Setelah doa selesai di bacakan,Omanya mengangkat pedang dari atas kepala Ruby.Bertepatan dengan itu Ruby bangun dari posisinya yang tadinya berlutut,berbeda dengan para abdi yang masih setia di posisinya.

Omanya melepas mahkota,lalu meletakkannya dikepala Ruby,setelahnya pedang Sapphire diberikan ke tangan Ruby.
Seketika semuanya menundukkan kepalanya dan berlutut.Termasuk Omanya dan para pangeran ikut berlutut.

Ruby lalu mengangkat pedangnya dan semuanya langsung bangkit.
Suara terompet memecah keheningan dan semua bersorak bahagia termasuk para Rakyat di luar istana.
Ruby berjalan melewati bangsawan lain dan berjalan keluar istana diikuti para abdi.
Ruby masuk ke kereta kuda yang membawanya keliling menyapa para rakyat guna memperkenalkan Ratu baru mereka.
Sepanjang jalan,semua warga menyambut dengan senyuman cerah dibalas Ruby dengan senyuman yang hangat.

Sesampainya kembali ke kediaman.
Ruby turun dari kereta kuda dibantu oleh pengawal.
Ia berjalan masuk ke rumah dan masuk ke kamarnya.
"Huh.. gila! Sekian lama gue kabur kabur an dari tempat ini,tau tau balik balik udah jadi Ratu"
Ruby bergumam dengan wajah kesal dan lelah menghadapi kenyataan.
"Pasti abis ini bakal banyak musuh yang mulai beralih ke gue.Secara perhatiannya jadi ke gue.Dasar emang,ya Tuhan gue harus urus kerajaan bisnis,ditambah kerajaan dengan banyak rakyat.Akh! Rasanya gue pengen lari ke kutub"

Saat Ruby tengah tenggelam dalam pikirannya tiba tiba ada seseorang yang membangunkan dirinya dari alam pikiran
Tok! Tok!
"Masuk"
"Nyonya,Anda diminta Nyonya tua untuk menemuinya di ruangan"
"Baik,kau boleh kembali"
Sepeninggal kepala pelayan dari kamar Ruby berdecak kesal
"Ck,apaan lagi dah tu nenek tua🤬"
Tanpa pikir panjang Ruby menyimpan mahkota dan pedangnya,setelah itu Ia pergi menemui sang Oma.

Tok! Tok!
"Masuk!"
Ceklek..
Ruby berjalan dan mendudukkan dirinya dikursi.
Tenyata disana juga ada Pangeran 1,2,dan 3.
"Sekarang Oma mulai bicara"
"Robert,Keyle,Wildan,dan Ruby. Sekarang kalian udah besar.Oma udah serahin kerajaan sama Ruby.Untuk kalian bertiga,Robert besok kamu berangkat ke CA jam 10 pagi. Keyle kamu urus Belanda besok berangkat jam 9 pagi. Dan kamu Wildan,setelah makan malam,kamu berangkat ke Dubai."
Wildan melotot sempurna mendengar perkataan sang Oma.Ia hendak melayangkan protes namun tak dapat jatah bicara.
"Udah ga usah protes"
Saat hendak bicara,Oma nya udah bicara duluan.

"Ada yang kurang jelas? Mau tanya?"
Wildan langsung mengangkat tangannya
"Ya Wildan?"
"Oma,kenapa Wildan berangkatnya abis makan malam? Yang laen pada besok"
"Haish,kamu kan harus segera mengurus Dubai.Ingat klo urusan kamu belom beres,jangan harap kamu boleh pacaran!"
Sang Oma menekan Wildan habis habisan.
"Iya deh iya.Makasih Oma"
Wildan tersenyum dipaksakan
Membuat Keyle,Ruby,dan Robert tersenyum mengejek.
"Seneng Lo semua? Ck,ga da akhlak!"
"Ga usah niru bahasa gue Lo Bang!"
Ruby memprotes Wildan
Membuat Wildan nyengir nyengir ga jelas kayak orang bego.

Setelah selesai bicara dengan sang oma.Mereka kembali ke tempatnya masing-masing.
Sampai dikamar,Ruby membuka HPnya.
Terdapat notifikasi dari Darren.
' Kamu pulang kapan? Ko belum balik?'
Ruby bingung mau menjawab apa,pasalnya kemungkinan Ia tak akan kembali ke Indonesia.
'Aku ga balik ke Indo lagi. Mungkin weekend ak ke Indonesia sekalian mau ketemu Rayna'
Setelah menulis pesan Ruby menaruh HPnya.
Tak disangka ternyata langsung dibalas
'Jangan bercanda By. Aku jemput kamu di bandara hari Sabtu.Km kabar in ak klo udah sampai'
'Oke'

Ruby malas untuk menjelaskan sekarang,pasalnya Darren tak akan percaya.Mending Ia bicarakan langsung nanti saat bertemu.

Bad girl squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang