Part 16•^Ara's Case^

32 4 0
                                    

~• Tentu saja? Sweetheart •~

Mereka berlima berjalan menuju kelas meninggalkan tempat perkelahian mereka yang menimbulkan kerumunan.Saat di jalan sepanjang jalan membicara kan berita ini.
Namun mereka tak peduli.
Bagi mereka,cukup memuaskan karena setelah ini tak usah lagi capek capek mengancam orang lain yang hendak cari cari masalah,namun dari kejadian ini cukup membuat semua murid tak ada yang berani cari onar dengan mereka ber lima.


-
Tanpa mereka ber lima sadari.
Dari kejauhan Darren dkk.Memperhatikan kejadian tadi.
Sebenarnya Darren tadi sudah hendak emosi saat ada yang berani mengatai pacar tersayangnya itu,namun Ia di bantu temannya menahan Darren untuk tak kesana dan ikut campur.
Darren mengikuti kata kata Randy untuk melihat dan menjadi saksi saja,
Ternyata benar.Pacarnya tak mungkin segampang itu direndahkan oleh orang lain.
Saat mereka melihat kejadian tadi,bahkan mulut Revan,Randy dan Dito sempat menganga karena tak menyangka kejadiannya akan berakhir begini.
Mereka mengira akan ada peperangan ala cewek yang paling-paling cuma tarik tarikan rambut,tarik-tarikan baju.
Ternyata salah besar,bahkan pertarungan 5 vs 10 ini berakhir kurang dari 10 detik.Dan hasilnya? Cewek-cewek itu jatuh tersungkur lemah dan babak belur di lantai.
Randy,Revan,dan Dito sampai kagum melihatnya.
Darren tersenyum bangga dengan pacarnya itu.

Setelah menyaksikan langsung pertarungan itu,Darren dkk.Kambali melanjutkan jalan menuju ke kelas.

Di tempat lain,Berlian sedang mengoceh mengeluarkan kata kata yang menggambarkan kekesalan dirinya
"Awas aja tuh bangke,klo berani ganggu lagi.Kita bom rumahnya sekalian semua asetnya,biar dia bangkrut,kapok sekalian"ucap berlian dengan nada berapi api.
"Udahlah Ber,lagian kita lawan mereka juga cuman buang waktu kita aja" ucap Ruby
"Kamu kok baik banget si By" ucap Berlian dengan nada manjanya.
"Mending sekarang kita rencana in ini aja"ucap Ruby sembari memperlihatkan IPadnya.

Semua orang mengernyit membaca berita yang ada di IPad Ruby,isinya adalah laporan dari asistennya bahwa-
"Lah! Ini kan rancangan perhiasan buat acara penutupan akhir tahun perusahaan gue"ucap Ara dengan melotot.
"Kok,gue belum dapet kabar ya"
Beberapa menit kemudian.
Drrtt... Drrrtt..
"Halo?"
"................."
"Gercep!"
".................,,,"
"Hm"ucap Ara menutup telepon.

"Gimana Ra?"tanya Ruby
"Ini orang kepercayaan gue bilang bahwa,desainnya dicuri" ucap Ara dengan nada agak cemas
"Lo tenang aja Ra,kita bantu pokoknya"ucap Berlian
"Bener banget Lo ga usah kuatir,ini gampang banget asal kita sama-sama"ucap Audy dan diangguki oleh Fafa dan Ruby.
"Gue kayaknya tau deh,ini kemungkinan besar ulah siapa"ucap Ara dengan nada mengingat dan menyelidik.
'Siapa Ra?' Tanya mereka secara bersamaan.
"Ada dua kemungkinan,kemungkinan satu adalah Si narsis Amerika dan kemungkinan kedua Si bule Eropa alay."ucap Ara dengan nada yang mulai emosi.
"Lo tenang dulu Ra" ucap Ruby
Kemudian Ara mengontrol emosinya.
"Kita bakal cari sekarang juga"ucap berlian.
"Mending kita ke tempat gue aja"ucap Ruby
"Ayo lah,biar cepet selesai" ucap Audy menimpali.

Kemudian mereka membereskan buku dimeja mereka dan menyandang tas,mereka keluar kelas dan langsung menuju parkiran.
Fafa,Berlian,masuk ke mobil Ruby.
Sedangkan Ara bersama Audy.

Mereka segera melaju ke tempat Ruby,Ara dan Audy hanya mengikuti dari belakang.
Ruby menyetir ke arah pinggiran kota.
"Ah elah,gini terus"ucap Fafa,kini mereka lagi lagi terkena macet.
Namun untungnya kali ini tidak lama.
Ruby melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit diatas rata rata.
Kini mereka sudah menemui jalanan yang sepi dan sedikit penduduknya.
Ruby terus menyetir hingga berhenti di sebuah dermaga.

"Ayo ikut gue"ucap Ruby.
"Eh,jangan naik ginian dong gue agak sedikit mabuk laut"ucap Berlian.
Semuanya memutar bola mata dan Berlian hanya nyengir kuda.
"Halo,helikopter cepetan" ucap Ruby yang berbicara dengan orang suruhannya.
"Laksanakan nona"ucap orang di seberang sana.
Tak lama kemudian helikopter datang,
"Ayuk tuh,udah ga mabuk kan?" Ucap Ruby
"Nggak kok" balas Berlian dengan cengengesan

Mereka mengikuti arahan Ruby untuk
segera naik ke helikopter.
Dari atas dapat terlihat sebuah pulau yang sangat indah dan terlihat tak berpenghuni,pantainya sangat menakjubkan.
"Anjir by,ini punya Lo ya?"ucap Berlian kepada Ruby
"Iya,ini markas pribadi gue"ucap Ruby.
Sesampainya di sana mereka turun di sebuah tempat yang nampak seperti vila biasa,

"Kuy masuk" ajak Ruby kepada mereka semua.
Namun isi dari vila ini?
Wow!
Sangat elegan dan mewah,terdapat kristal gantung yang tak kalah bagusnya dengan milik kerajaan kerajaan besar didunia.

Ruby,membawa mereka ke sebuah ruangan yang diduga adalah ruang bawah tanah.Mereka kesana dengan lift yang membawa mereka sampai di sebuah ruangan dengan pintu baja yang tebal,sepertinya ruangan ini adalah ruangan khusus yang tahan serangan dan bom.
"Mari kita mulai"ucap Ruby.
"Skuy!"balas Fafa dengan mata berbinar.
"Kita lacak keberadaan musuh dulu"ucap Ruby sambil mengotak atik komputer di ikuti Fafa,Audy,Berlian,dan Ara yang juga mengotak atik komputer seperti Ruby.

Setelah beberapa menit,
Akhirnya muncullah siapa yang sebenarnya.
Pada layar terlihat jelas arah kemana cetak biru itu dibawa.
"Tenyata si licik bule Eropa Alay itu"ucap Ara dengan geram.
Ruby langsung memindahkan ke tampilan selanjutnya,disana tertulis siapa orang itu.
Ruby mengernyit
"Ravid Edison? From Edison group?"ucap Ruby dengan nada bertanya kepada Ara.
"Iya,sebenernya si bangke ini itu ngajakin main main terus ama gue,kali ini gue ga bakal tinggal diem"ucap Ara dengan nada yang terlihat bahwa ia sangat geram dengan orang ini.
"Kita main didepan? atau diem diem tapi mengejutkan Ra?"tanya Fafa meminta persetujuan kepada Ara karena ini kasus milik perusahaannya dan Ara pastilah tau bagaimana alur permainannya.
"Huh,gue mau sambungan telepon ke Si Bastard Ravid Edison"ucap Ara
Kemudian Ruby menyambungkan sebuah telepon kepada orang itu.
Fafa,Ruby,Berlian dan Audy lalu menyingkir kesamping agar tak terkena kamera.
Tut!
"Waw! So surprised!" Ucap Orang di seberang sana dengan wajah terkejut nya.Mamang benar kata Ara orang itu terlihat sangat alay.
"Are u missing me?"ucap Ara dengan nada yang sangat lembut.Membuat semua orang terkejoet!

Berlian menatap ke arah Fafa,Fafa melihat ke arah Audy,Audy ke arah Ruby,Ruby menatap mereka semua dengan mengedikan bahunya tanda tak mengerti juga.

"Tentu saja? Sweetheart"ucap Cowok itu.
"Where are u now Ravid?"ucap Audy dengan nada serius.
"Masih di hatimu Nona,Tamara Manella"ucap cowok itu dengan wajah jahilnya.
"Heh,bullshit Tuan Edison"balas Ara
"Jangan terlalu tegang sayang" ucap cowok itu.
"Baiklah,ini tak akan berhasil.Aku hanya menyapa saja Bastard Ravid"balas Ara setelah itu Ruby menutup sambungannya.

Fafa dan yang lain keluar dari persembunyiannya,lalu menghampiri Ara.
"Siapa sebenarnya dia?"tanya Ruby meminta kejelasan.
"Heh,hanya seekor kucing liar"ucap Ara dengan nada mengejek.
"Baiklah,mari kita mulai bertindak"balas Ruby dengan nada lembutnya.
"Ayo Ruby,semuanya aku mohon bantuannya"ucap Ara kepada teman temannya.
"Aye aye Ara,Lo ga usah sungkan"ucap Fafa diangguki Audy dan berlian.

Mereka lalu berganti pakaian diruang ganti Ruby.
Mereka memakai baju ala inteligen.
Mereka memasang peralatan lengkap untuk melindungi diri,bahkan mereka membawa dua holster gun lengkap dengan senjata dan peluru yang berada di kedua paha mereka.
Memakai body protector anti peluru.
Pisau di pakaian mereka dan pistol di saku dalam pakaian.

Mereka menyamarkan tampilan dengan memakai long coat dan menata rambut ala cewek manja yang memakai jepit rambut dan kucir yang berwarna warni.

Mereka lalu mengikuti arahan Ruby untuk naik ke helikopter lagi,sekarang tak lagi mendarat di sebuah helikopter sekarang lebih menakjubkan mereka mendarat di kapal yang atasnya terdapat landasan pesawat dan ada jet yang siap mengantar mereka
Mereka lalu masuk ke jet itu dan-

Bad girl squadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang