Part 20
"Beginikah,
Kau menjalani hidupmu yang sulit?"////
Hoseok sedang mengelap beberapa gelas juga piring di balik meja Bar yang sengaja ia buat di dalam kedainya. Walaupun Hoseok adalah pemilik kedai, tapi tidak ada salahnya 'kan jika ia ikut membantu? Lagipula kedai sudah mulai sepi karena jam sudah menunjukkan hampir jam sepuluh malam. Siapa yang mampir ke kedai es krim di malam hari begini? Mungkin, kedai Hoseoklah satu-satunya kedai yang masih buka di kawasannya. Karena pada biasanyapun, kedai Hoseok sudah tutup di jam sembilan malam. Tapi karena ada dua tamu spesialnya yang masih betah berada di kedainya, membuat ia mau-tidak mau untuk mengundur waktu pulangnya.Sudah lebih dari dua jam 'dua tamu spesial'nya datang ke kedai Hoseok dan membuat keributan, sehingga lantai dua kini sudah terlihat seperti kapal pecah. Alih-alih merasa geram dan marah, Hoseok malah bersikap sangat baik pada keduanya. Semakin malamnya hari ini, Hoseok malah semakin memanjakan keduanya. Nyatanya Hoseok sudah biasa dengan sikap dua bocahnya. Lagipula, hanya dengan ini yang bisa Hoseok lakukan untuk membuat mereka bahagia. Apalagi hari ini adalah hari ulang tahun Jimin, tidak apa-apa jika ia harus lembur untuk membereskan lantai dua nanti malam, walaupun sekarang sudah patut untuk disebut 'malam'.
Hoseok masih sibuk dengan gelas dan piringnya untuk dibersihkan lalu ia letakkan di rak piring dan gelas khusus yang ada di belakangnya. Tapi ketika ia ingin meletakkan gelas terakhirnya, ia seperti melihat Jimin yang berjalan atau lebih tepatnya berlari ke arah kamar mandi. Karena gerakannya yang sangat cepat, membuat Hoseok menjadi tidak yakin dengan apa yang ia lihat.
Yang barusan ia lihat itu Jimin 'kan? Pria yang berjalan dari lantai dua dengan terburu-buru menuju ke arah kamar mandi, itu Jimin? Tidak salah lagi. Itu pasti Jimin. Memangnya siapa lagi yang masih di kedainya jika bukan Jimin dan Taehyung?
Tapi kenapa Jimin terlihat sangat terburu-buru?
Hoseok mengangkat bahunya, 'mungkin sudah sangat ingin buang air kecil.'
Hoseok tidak terlalu memperdulikan, awalnya.
Tapi sudah lebih dari lima menit, Hoseok belum juga melihat Jimin keluar dari kamar mandi. Tidak mungkin 'kan kalau Hosoek yang tidak melihat bahwa Jimin sudah kembali?
Hoseok akhirnya meletakkan kain lap yang sebelumnya ia gunakan untuk membersihkan gelas itu di atas meja. Lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Ketika di sana iapun mulai memeriksa satu persatu bilik di kamar mandi kedainya. Kamar mandi di kedainya memang jarang yang menggunakannya, mungkin hanya karyawan dan juga beberapa pelanggan yang memang sudah sangat kebelet. Jadi, satu kata yang menggambarkan kamar mandi di kedai Hoseok adalah : sedikit menyeramkan. -oke, itu bukan satu kata.
Ada lima bilik kamar mandi di sana,
Bilik satu sampai tiga sudah Hoseok buka dan tidak ada Jimin di dalamnya.
Lalu iapun berniat untuk membuka bilik ke empat, tapi sebelum tangannya membuka bilik tersebut, ia lebih dulu mendengar suara dentuman yang lumayan kencang dari bilik kamar mandi ke lima. Bilik kamar mandi paling ujung.
Sumpah demi apapun, Hoseok itu orangnya penakut sekali. Sekarang saja dia sudah dibanjiri dengan keringat. Takut sekali untuk membuka dan mengecek bilik kamar mandi ke lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise. [1]
Ficção GeralVMin [Brothership] Bagaimana cara Tuhan menghadirkan kita itu indah, Jim. Kau tak bisa mengelaknya. Di sore itu, dengan saksi awan jingga yang kusuka. Kau dan aku berjanji untuk kembali. Berjanji untuk selalu bersama-sama. Langit yang tadinya cerah...