Part 27
"Kamu memang manusia paling kuat, Jim!"
////
Malam yang indah, ditemani bintang-bintang dengan bulan yang mengintip diam-diam. Udara malam ini dingin sekali. Salju juga tidak henti-hentinya turun sejak siang tadi. Tapi apalah arti dinginnya salju jika malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu.Malam Natal.
Iya, 25 Desember datang untuk kesekian kalinya untuk Taehyung bisa rasakan. Kini rumahnya penuh dengan orang-orang tercinta. Ada Ayah dan Bunda, Kak Seokjin dan wanita yang 'katanya' akan dikenalkan sebagai kekasihnya, Jungkook, dan juga Jimin. Tidak terlalu ramai, memang. Tapi cukup untuk menghangatkan suasana malam ini.
Ohya, Yoongi juga akan datang, beserta Hoseok tentunya. Tapi keduanya kini tengah ada urusan, jika urusan itu sudah selesai, katanya ingin menyusul. Mendengar hal itu, tentu saja membuat Taehyung menjadi tambah semangat.
"Taetae... Jangan jahil terus sama adek!"
Wajah Bunda seakan menyembunyikan seribu geram. Melihat kedua anaknya yang tidak mau diam, membuat ia pusing sendiri. Lari ke sana, lari ke sini, lompat-lompat di sofa, saling menjahili satu sama lain, pokoknya diam itu tidak akan pernah ada di dalam kamus hidup Taehyung dan juga Jungkook.
Jimin yang menyaksikkan dari sofa bersama Seokjin jadi ikut terkekeh. Menertawakan betapa bodohnya Jungkook yang mau-maunya untuk di jadikan kelinci percobaan dari hasil karya minuman Taehyung yang dicampur dari berbagai biskuis dan juga minuman Cola. Entah apa rasanya, tapi Jungkook yang memang kelewat polos menurut saja untuk meminumnya. Dan akhirnya berujung dengan muntah-muntah di kamar mandi dan Taehyung yang tertawa kencang tanpa niatan membantu adiknya.
"Mimpi apa kau bisa bersahabat dengan adikku yang aneh itu, Jim? Pasti buruk sekali. Iya 'kan?"
Seokjin berucap sembari kembali meneguk minuman jahe di cangkirnya.
"Iya, Kak. Sangat buruk!"
Lalu keduanya tertawa. Menikmati candaan Seokjin yang sebenarnya hanya dimengerti oleh segelintir orang di dunia ini.
Tak lama kemudian, suara bel rumah Taehyung berbunyi. Dan ternyata Yoongi yang datang. Dengan membawa buah dan juga beberapa camilan untuk menyogok karena kedatangannya yang terlambat.
Taehyung yang awalnya ingin marahpun jadi urung. Melihat berbagai macam makanan ringan yang Yoongi bawa membuat Taehyung tidak jadi marah.
"Lain kali jangan hanya camilan, dengan minumannya juga. Bagaimana sih kak Yoongi ini?"
"Ck! Iya, iya."
Jawab Yoongi dengan nada malas, lalu beralih menyapa kedua orang tua Taehyung dan duduk di sebelah Jimin. Menatap sosok di sebelahnya dengan pandangan sensor. Mengamati dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas. Membuat Jimin risih juga bingung.
"Kakak kenapa sih? Ada yang aneh 'ya?"
Yoongi menggeleng.
"Kau tidak apa-apa 'kan? Bawa obatnya? Kau sudah makan malam?"
Jimin memutar bola matanya malas. Apa Yoongi tidak bisa lihat kalau Jimin sehat bugar malam ini? Malah Jimin sedang terlewat bahagia karena bisa berkumpul bersama orang-orang yang ia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise. [1]
Aktuelle LiteraturVMin [Brothership] Bagaimana cara Tuhan menghadirkan kita itu indah, Jim. Kau tak bisa mengelaknya. Di sore itu, dengan saksi awan jingga yang kusuka. Kau dan aku berjanji untuk kembali. Berjanji untuk selalu bersama-sama. Langit yang tadinya cerah...