Pusara Ibu

1.4K 177 16
                                    

Part 26


"Jangan pergi."


Warning : Long chap! [2K+ kata]
A.N : ada koreski/revisi tentang pusara Ibu Jimin. Awalnya aku menulis bahwa Ibu Jimin itu di kebumikan, tapi karena keperluan jalan cerita, akhirnya aku memilih untuk dikremasi saja. Jadi, jangan bingung 'ya! Enjoy!

////
Pagi itu, di hari minggu yang dingin, Kim Taehyung sudah siap dengan mantel tebal dan syal rajut di tubuhnya. Tampak sempurna melekat pada tubuhnya. Kuliah? Ini bahkan hari minggu, dan ini adalah hari libur menjelang natal. Rencananya, hari ini Taehyung ingin menghabiskan waktu dengan Jimin. Entah itu hanya bermain di dalam rumah -karena kondisi Jimin yang tidak memungkinkan untuk keluar di musim dingin seperti ini- atau mungkin hanya sekedar menonton TV sambil memakan cemilan. Pokoknya, Taehyung hanya ingin Jimin untuk hari ini.

Semenjak kejadian dua bulan lalu yang mengharuskan Jimin dirawat selama seminggu lebih, Taehyung jadi sering sekali datang ke rumah Jimin. Katanya sih ingin menjaga Jimin, tapi nyatanya sering sekali Taehyung yang malah tertidur karena terlalu lelah bermain dengan game di ponselnya.

Yoongi dan Seokjin juga sekali-dua kali pasti berkunjung ke rumah Jimin karena anak itu yang tidak mau datang ke rumah sakit. Dan soal Paman Han, beliau akhirnya tahu tentang kondisi Jimin.

Saat itu Paman Han sangat curiga karena kedatangan Yoongi dan Seokjin dengan membawa alat-alat rumah sakit secara rutin dalam seminggu dua kali. Seokjin yang memang dasarnya manusia paling jujur sedunia, akhirnya iapun menjelaskan semuanya pada Paman Han. Seokjin, Yoongi dan Taehyung juga sempat emosi ketika mengetahui bahwa ternyata Jimin masih menyembunyikan keadaannya pada orang-orang terdekatnya. Tapi pada akhirnyapun mereka mengerti akan posisi Jimin, mungkin jika mereka dalam keadaan yang sama seperti Jimin, merekapun akan melalukan hal yang sama. Pasti sangat sakit ketika harus melihat orang-orang yang disayangi menjadi begitu mengkhawatirkan kita. Iya, kan?

Dan setelah hari di mana Seokjin mengatakan semuanya pada Paman Han, Jimin langsung ingin berbicara empat mata pada Paman Han. Dan kalimat yang keluar dari bibir Jimin ialah "Jangan katakan ini pada Ayah 'ya, Paman. Aku mohon." dengan wajah memelas dengan sedikit aksi mogok makan dan minum obat. Paman Hanpun hanya bisa menuruti dengan pasrah. Lagipula, peduli apa majikannya itu pada anaknya sendiri?

Dan, mari kita kembali ke kegiatan pagi seorang Kim Taehyung.

Taehyung sekali lagi melihat pantulan dalam cermin. Sempurna, begitu katanya. Lalu ia keluar dari kamarnya dan menyambar kunci mobil di atas nakas dekat tangga. Taehyungpun menuruni tangga dengan langkah ringan. Entahlah, ia hanya terlalu tidak sabar untuk bertemu dengan Jimin.

"Kak Taetae!"

Taehyung menengok. Lalu memberi tatapan 'ada apa?' melalui sorot matanya.

"Mau ke rumah kak Jimin 'ya? Aku ikut, boleh?"

Jungkook yang baru keluar dari dapur dan melihat kakaknya tengah  turun dari tangga seketika menjadi paham akan tujuan sang kakak. Apalagi yang membuat Taehyung semangat bangun di pagi minggu, jika bukan tentang Jimin.

"Kamu mau ikut? Boleh. Pakai mantelmu! Kakak tunggu di mobil. Jangan lama-lama!"

Jungkookpun mengangguk, lalu berlari ke kamarnya yang berada di sebelah kamar sang kakak dengan langkah terburu-buru. Hanya mengambil mantel paling hangatnya dan ponsel yang berada di atas kasur. Tidak peduli dengan celana training hitamnya yang tidak ia ganti, toh hanya karumah kak Jimin.

Promise. [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang