"Bangsat! Sialan kau! Iblis sial!" Lisa dengan sepenuh tenaga menggenggam buket bunga lili besar di tangannya, dengan semangat menggunakan itu untuk memukuli kepala pemuda yang sedari tadi hanya diam.
Setelah puas, ia lembar buket itu tepat pada wajah menyebalkan yang demi apapun begitu ia benci, tangan lentik dan panjang Lisa menyusul; melayang pada pipi sang pemuda sekuat tenaga, semakin mengagetkan semua orang yang sedari tadi menonton perkelahian keduanya.
"Kita putus!" Ucap Lisa, lalu menatap kedua orang di depannya yang menunduk, tak sedikitpun berani mengangkat kepala.
Gadis itu mengumpat lagi, "Kau bajingan" lantas menampar gadis lain di samping si lelaki yang langsung terhenyak, namun tak berani melawan sedikitpun atau nyawanya yang akan melayang.
Apa artinya dua tahun tinggal bersama?
******
(Lisa)
Aku berjalan sendiri dan menonton film sendiri
Aku, yang berjalan di jalanan sendirian
Makan bersamamu, dan menonton film denganmu
Dan berjalan bersamamu
Lisa memakan popcorn caramel miliknya dengan pipi yang basah, sesekali menyeka air mata menggunakan tisu. Film yang ia tonton benar-benar menyedihkan, bagaimana perjuangan orang tua yang bekerja keras membesarkan anaknya ataupun mereka sebagai suami istri yang tak pernah menyerah mesti badai terus saja menerpa.
Hal ini membuat lamunan Lisa melayang jauh, mempertanyakan kapan kiranya ia akan bertemu dengan sosok yang menyayangi setulus itu. Rasanya pasti sangat bahagia saat ada seseorang yang akan selalu setia di sampingnya.
"Huhuhu kasihan sekali Oppa."
"Aku akan menjaga mu selayaknya pria itu Chagia."
Lisa menoleh dengan mata melirik dengki pada pasangan mabuk cinta yang membuat mood nya seketika hancur. Lihatlah Bagaimana pria itu menghapus air mata di pipi kekasihnya dengan menggunakan ibu jari ala drama remaja yang sering ia tonton saat merasa suntuk. Lisa berdecak, lantas mengedarkan pandangan ke seluruh studio dan menyadari satu hal.
Bagus ia satu-satunya orang mengenaskan yang datang sendiri diantara pasangan yang tengah menikmati romansa indah, menyedihkan.
"Si brengsek itu juga pernah mengatakan hal yang sama."
Ternyata benar, saat manusia iri maka semua yang keluar dari mulutnya hanya racun. Lisa contohnya, ia masih terus saja bergumam seolah merapalkan sihir pada orang-orang yang dengan tega bermesraan di dekat dirinya. Membuat pasangan yang ada di sampingnya tadi menoleh, berkedip bingung di iringi rasa takut jika gadis itu memiliki gangguan jiwa.
Setelah puas mengutuk seisi studio, Lisa kembali fokus pada film, mencoba kembali terhanyut pada jalan cerita yang sebentar lagi menemukan akhir.
Scene menunjukkan si suami istri yang menangis bersama, terharu melihat anaknya yang telah berhasil meraih mimpi, membuat semua penonton larut dalam Isak tangis ikut merasakan suasana mellow dari film itu. Tak terkecuali Lisa yang menyandarkan kepalanya, mencoba mencari posisi nyaman yang tak kunjung ia dapat.
Beberapa saat kemudian Lisa melotot, dengan segera mengangkat kepala dari pundak asing yang ia gunakan untuk bersandar, wajah bingung pasangan tadi menjadi pemandangan pertama yang menyambutnya. Membuat wajah Lisa memerah karena malu.
Gadis itu tersedak udara, dengan cepat membenarkan letak duduknya, pura-pura tak merasa bersalah dan meminum soda miliknya.
Memalukan, mulai saat ini Lisa harus menanamkan di kepalanya bahwa ia hanya sendiri, tak ada orang lain yang mengajaknya menonton bersama. Rutinitas yang sebelumnya biasa gadis itu lakukan dengan Si pria asal China.
